Jumat, 16 Maret 2012

tubuh molek ibuku,jadi santapan temanku

Aku sedang nonton TV waktu kulihat Ibuku
memanggil Akbar dengan kedok untuk
memperbaiki Saluran kamar mandi yang rusak.
Masih jam 4 sore. Malamnya aku sengaja masuk
kamar jam 8 malam dengan alasan capek.
Adikku sedang pergi camping. Malam sekitar
jam 10, aku yang sejak tadi terjaga mendengar
pintu belakang dibuka. 5 menit tanpa ada suara.
Aku keluar kamar dan tidak mendapati siapa-
siapa di dapur. Waktu pintu belakang kubuka
ternyata tidak terkunci. Aku melihat keluar dan
melihat nyala senter diantara pohon-pohon yang
ada di kebun belakang rumahku. Aku tahu, Ibu
dan Akbar janjian di pondok tempat
penyimpanan kapas untuk kasur yang salah satu
bisnis ayahku. Aku menunggu sampai nyala
senter hilang dan aku keluar dari dapur menuju
pondok itu. Kulihat Ibuku masuk ke pondok. Aku
segera beranjak ke samping dan mencari lubang
untuk mengintip ke dalam. Tak susah karena
pondok ini memang dibuat seadanya. Kudengar
suara laki-laki didalam. Lalu sebuah lilin menyala
menerangi ruangan itu. Kulihat Akbar yang
mengenakan jeans dan kaos. Sementara Ibuku
Cuma memakai daster yang bertali di pundak.
“Halo sayang.” Kata Akbar sambil duduk diatas
kasur yang siap dijual bersandar pada kasur
yang ditumpuk dibelakanganya. Ibuku ikut naik
ke kasur dan duduk di sampingnya. “Rindu
sama ini?” lanjut Akbar sambil mengelus
penisnya. Ibuku tersenyum sambil merebahkan
kepalanya di dada Akbar yang langsung
memeluk dan mengelus rambut ibuku. Tanpa
banyak bicara Ibuku langsung mengelus penis
Akbar. Akbar membiarkan ibuku membuka
resliting celananya. “Sebentar.” Kata Akbar
sambil mengambil sebuah buku dari samping
kasur. “Ini buku gaya-gaya kamasutra, nanti kita
praktekkan.” Katanya sambil membuka halaman
pertama. Ibuku ikut melihat sambil telungkup di
kasur. Lama mereka membuka-buka buku
sambil bercakap-cakap. Akbar lalu berlutut dan
pindah kebelakang ibuku yang telungkup.
Kakinya dikangkangkan diantara tubuh Ibuku dan
memijat punggungnya pelan. Lalu tangannya
naik dan membuka ikatan daster Ibuku yang
ternyata sudah tidak pakai BH. Akbar terus
memijat punggu dan turun ke pantat sekaligus
membuka baju Ibuku yang juga ternayata sudah
tidak pakai CD, bokongnya diremas-remas Akbar
pelan, bergerak kearah perut untuk menarik
Baju. Ibuku menaikkan sedikit badannya untuk
mempermudah melepas baju. Akbar langsung
menarik daster Ibuku lepas. Sambil berlutut
Akbar membuka baju kaosnya. Lalu dia rebah di
punggung Ibuku, dadanya yang bidang digesek-
gesekkan di punggung Ibuku, pantatnya
nungging. Lidahnya menjilati leher belakang
Ibuku dan punggungnya. Ibuku menaikkan
badannya sedikit keatas sehingga Akbar leluasa
meremas payudara ibuku yang menggantung.
Ibuku melenguh pelan.
“Sayangg..mhhmmi..oohh” Akbar menggigit
punggung Ibuku yang membuatnya
menggelinjang pelan. Lalu Akbar kembali
berlutut dan membuka resliting celana jeasnya.
Penisnya yang terbalut CD lalu digesek-gesekkan
di pantat Ibuku yang kembali telungkup. Lalu
Akbar menurunkan sedikit CDnya hingga
penisnya muncul keluar. Coklat kehitaman.
Tangannya menumpu pada kasur dengan tubuh
telungkup membuat penisnya menempel di
bokong Ibuku. Lalu penisnya digesek-gesekkan
pelan di bokong Ibuku, kepala penisnya
mengayun-ayun di tubuh Ibuku. Akbar
merangkak naik dengan penis tetap digesekkan
ditubuh ibuku yang telungkup, naik ke
punggung lalu di leher penisnya digeser ke arah
mulut ibuku yang sedikit mendongak. Ibuku
langsung berbalik dan meraih penis Akbar yang
menggantung tepat diatas mukanya. Pelan Ibuku
mulai menjulurkan lidahnya ke penis Akbar.
Akbar memainkan penisnya di mulut Ibuku yang
membasahi penis Akbar dengan air liurnya. Lalu
Akbar memasukkan penisnya ke mulut Ibuku
dan mulai mengocoknya pelan. Pantatnya
digoyang-goyangkan pelan. Kulihat penis Akbar
keluar masuk mulut Ibuku. Tangan Ibuku
mencoba membuka celana jeans yang masih
membalut kaki Akbar, tapi ia kesusahan karena
posisi Akbar yang mengangkangi badannya.
Akbar mengerti dan melepaskan penisnya dari
mulut Ibuku. Ia beranjak ke samping Ibuku
berdiri dan membiarkan Ibuku melucuti
celannya. Ibuku pelan menarik celana jeans
Akbra ke bawah membiarkan CDnya tinggal dan
membalut penis Akbar yang kepalanya sudah
menonjol keluar dari CD. Lalu Ibuku menciumi
paha dalam Akbar yang masih berdiri mengarah
ke atas ke selangkangan bagian dalam. Akbar
mengangkangkan kakinya hingga Ibuku leluasa
bergerak dibawahnya. Sedikit Ibuku menggigit
buah peler Akbar yang masih terbalut CD, lalu
Ibuku sedikit menarik CD hingga buah peler
Akbar keluar. Ibuku menjilatinya pelan. Kulihat
akbar melenguh pelan sambil memejamkan
matanya menikmati jilatan Ibuku. Tangannya
meremas rambut Ibuku. Tanpa sadar tanganku
sendiri sudah bergerilya di sekitar selangkangan.
Aku Cuma memakai celana pendek hingga
penisku yang sudah tegang terasa menempel di
dinding pondok. Aku memelorotkan celananku
sampai lutut dan membiarkan penisku
menikmati udara luar sambil tanganku
meremasnya pelan. Didalam kulihat Ibuku
menarik penis Akbar keluar dari CD dan
menjilatinya pelan. Lalu memelorotkan CD akbar
hingag ia berdiri bugil. Dengan ganas ibuku
menjilati dan menghisap penis Akbar. Ia
menggelinjang dan melenguh, badannya
menggeliat pelan menikmati sensasi isapan
Ibuku. Penis Akbar masuk perlahan di mulut
Ibuku yang langsung menguncinya dan Ibuku
menggerakkan kepalanya pelan mengocok penis
Akbar. Akbar membalas dengan
menggoyangkan pantatnya maju mundur.
Tangannya memegangi pundak Ibuku.
“SSHhh..n ahh.. ohhmm..” Ibuku semakin
mempercepat kocokannya dan Akbar
mengimbangi juga. Kulihat tubuhnya
menegang, tangannya mencengkeram bahu
Ibuku dan tubuhnya sedikit menunduk. “Ohh..”
Goyangan pantat Akbar berhenti begitu juga
kocokan mulut Ibuku. Penis Akbar lepas dan
sperma langsung muncrat ke sekitar leher Ibuku.
Akbar terbaring di kasur, Ibuku mengambil
tissue yang ternyata sudah tersedia disana juga
sebotol air mineral. Ia melap sperma yang
tumpah di lehernya dan memberikan air kepada
Akbar sekaligus membersihkan penis Akbar
yang layu penuh dengan sperma. Mereka bedua
masih telanjang dan berbaring bersebelahan.
Kontolku yang sejak tadi tegang perlahan-lahan
juga mengendur melihat aktivitas mereka yang
masih ngobrol. Aku melihat jam tanganku. Pukul
10.30. aku memutuskan pulang sebentar untuk
mengambil kameraku yang memang sengaja
kusiapkan untuk mengabadikan gambar mereka.
Begitu kembali dari rumah kudengar didalam
pondok suara erangan dan lenguhan juga derit
papan. Aku buru-buru mengintip kedalam dan
melihat Akbar sedang ngentotin Ibuku. Aku
buru-buru memasang tripod kamera dan
mencari lubang yang lebih besar. Aku dapat
lubang sebesar cangkir dan kameraku langsung
mengarah ke dalam. Kulihat Ibuku tidur telentang
dengan pantatnya ditumpu bantal, kakinya
dipunggung Akbar yang berlutut dihadapan
Ibuku. Penisnya menancap di vagina Ibuku dan
mengocoknya dengan ganas. Langsung aku
menjepret adegan itu. Sesekali Akbar menciumi
Bibir Ibuku dan menjilati payudaranya, tangan
akbar menumpu pada kasur, pantatnya terus
mengenjot penisnya di vagina Ibuku yang
menggelinjang dan mengerang-erang. Ibuku lalu
merangkul bahu Akbar. Akbar menyesuaikan
posisi dengan menjulurkan kakinya hinggak
posisi mereka berganti, Akbar dibawah dan
Ibuku diatas. Penis Akbar terlihat maksimal
penetrasinya hingga bulu jembut mereka
bersatu. Lagi-lagi aku mengabadikan posisi
mereka. Ibuku langsung mengenjot vaginanya
di penis Akbar. Akbar merebahkan Tubuhnya
dan Ibuku dengan leluasa mengatur gerakan
diatas. Tangan Akbar meraih payudara Ibuku
dan mengelusnya pelan. Sesekali putingnya
dicubit membuat Ibuku menggelinjang sambil
terus mengenjot. Kulihat genjotan Ibuku
semakin kencang sekaligus erangannya semkin
keras. “MHhhmm.. oohh..” Lalu genjotannya
semakin pelan. “Sayang..sayang..sayang..” igau
ibuku yang tubuhnya lalu terbaring di atas tubuh
Akbar. Akbar mengelus punggu Ibuku dan pelan
membalikkan Tubuh Ibuku lalu melepaskan
penisnya yang basah oleh tumpahan air lendir
vagina Ibuku. Akbar lalu menciumi payudara
Ibuku yang masih terbaring lelah, lalu perlahan
Akbar bangkit dan melap penisnya dengan
Tissue, lalu berpakaian.