Minggu, 20 November 2011

perkosa bibi(istri paman)

Kulihat bibi tidur tidak
berselimut, karena biarpun
kamar bibi memakai AC, tapi
kelihatan AC-nya diatur agar
tidak terlalu dingin. Posisi
tidur bibi telentang dan bibi
hanya memakai baju daster
merah muda yang tipis.
Dasternya sudah terangkat
sampai di atas perut,
sehingga terlihat CD mini
yang dikenakannya
berwarna putih tipis,
sehingga terlihat belahan
kemaluan bibi yang ditutupi
oleh rambut hitam halus
kecoklat-coklatan.
Buah dada bibi yang tidak
terlalu besar tapi padat itu
terlihat samar-samar di balik
dasternya yang tipis, naik
turun dengan
teratur.Walaupun dalam
posisi telentang, tapi buah
dada bibi terlihat mencuat ke
atas dengan putingnya yang
coklat muda kecil.
Melihat pemandangan yang
menggairahkan itu aku
benar-benar terangsang
hebat. Dengan cepat
kemaluanku langsung
bereaksi menjadi keras dan
berdiri dengan gagahnya,
siap tempur.
Perlahan-lahan
kuberjongkok di samping
tempat tidur dan tanganku
secara hati-hati kuletakkan
dengan lembut pada belahan
kemaluan bibi yang mungil itu
yang masih ditutupi dengan
CD. Perlahan-lahan tanganku
mulai mengelus-elus
kemaluan bibi dan juga
bagian paha atasnya yang
benar-benar licin putih mulus
dan sangat merangsang.
Terlihat bibi agak bergeliat
dan mulutnya agak
tersenyum, mungkin bibi
sedang mimpi, sedang
becinta dengan paman. Aku
melakukan kegiatanku
dengan hati-hati takut bibi
terbangun. Perlahan-lahan
kulihat bagian CD bibi yang
menutupi kemaluannya mulai
terlihat basah, rupanya bibi
sudah mulai terangsang juga.
Dari mulutnya terdengar
suara mendesis perlahan
dan badannya menggeliat-
geliat perlahan-lahan.
Aku makin tersangsang
melihat pemandangan
itu.Cepat-cepat kubuka
semua baju dan CD-ku,
sehingga sekarang aku
bertelanjang bulat. Penisku
yang 19 cm itu telah berdiri
kencang menganguk-angguk
mencari mangsa. Dan aku
membelai-belai buah
dadanya, dia masih tetap
tertidur saja. Aku tahu
bahwa puting dan klitoris
bibiku tempat paling suka
dicumbui, aku tahu hal
tersebut dari film-film bibiku.
Lalu tanganku yang satu
mulai gerilya di daerah
vaginanya. Kemudian
perlahan-lahan aku
menggunting CD mini bibi
dengan gunting yang
terdapat di sisi tempat tidur
bibi.Sekarang kemaluan bibi
terpampang dengan jelas
tanpa ada penutup lagi.
Perlahan-lahan kedua kaki
bibi kutarik melebar,
sehingga kedua pahanya
terpentang. Dengan hati-hati
aku naik ke atas tempat tidur
dan bercongkok di atas bibi.
Kedua lututku melebar di
samping pinggul bibi dan
kuatur sedemikian rupa
supaya tidak menyentuh
pinggul bibi. Tangan kananku
menekan pada kasur tempat
tidur, tepat di samping
tangan bibi, sehingga
sekarang aku berada dalam
posisi setengah merangkak
di atas bibi.Tangan kiriku
memegang batang penisku.
Perlahan-lahan kepala
penisku kuletakkan pada
belahan bibir kemaluan bibi
yang telah basah itu. Kepala
penisku yang besar itu
kugosok-gosok dengan hati-
hati pada bibir kemaluan bibi.
Terdengar suara erangan
perlahan dari mulut bibi dan
badannya agak mengeliat,
tapi matanya tetap tertutup.
Akhirnya kutekan perlahan-
lahan kepala kemaluanku
membelah bibir kemaluan
bibi.Sekarang kepala
kemaluanku terjepit di antara
bibir kemaluan bibi. Dari mulut
bibi tetap terdengar suara
mendesis perlahan, akan
tetapi badannya kelihatan
mulai gelisah. Aku tidak mau
mengambil resiko, sebelum
bibi sadar, aku sudah harus
menaklukan kemaluan bibi
dengan menempatkan posisi
penisku di dalam lubang
vagina bibi. Sebab itu segera
kupastikan letak penisku
agar tegak lurus pada
kemaluan bibi. Dengan
bantuan tangan kiriku yang
terus membimbing penisku,
kutekan perlahan-lahan tapi
pasti pinggulku ke bawah,
sehingga kepala penisku
mulai menerobos ke dalam
lubang kemaluan
bibi.Kelihatan sejenak kedua
paha bibi bergerak melebar,
seakan-akan menampung
desakan penisku ke dalam
lubang kemaluanku.
Badannya tiba-tiba bergetar
menggeliat dan kedua
matanya mendadak terbuka,
terbelalak bingung,
memandangku yang sedang
bertumpu di atasnya.
Mulutnya terbuka seakan-
akan siap untuk berteriak.
Dengan cepat tangan kiriku
yang sedang memegang
penisku kulepaskan dan
buru-buru kudekap mulut
bibi agar jangan berteriak.
Karena gerakanku yang
tiba-tiba itu, posisi berat
badanku tidak dapat kujaga
lagi, akibatnya seluruh berat
pantatku langsung menekan
ke bawah, sehingga tidak
dapat dicegah lagi penisku
menerobos masuk ke dalam
lubang kemaluan bibi dengan
cepat.
Badan bibi tersentak ke atas
dan kedua pahanya mencoba
untuk dirapatkan, sedangkan
kedua tangannya otomatis
mendorong ke atas, menolak
dadaku. Dari mulutnya keluar
suara jeritan, tapi tertahan
oleh bekapan tangan
kiriku.”Aauuhhmm..
aauuhhmm.. hhmm..!”
desahnya tidak
jelas.Kemudian badannya
mengeliat-geliat dengan
hebat, kelihatan bibi sangat
kaget dan mungkin juga
kesakitan akibat penisku
yang besar menerobos
masuk ke dalam kemaluannya
dengan tiba-tiba.
Meskipun bibi merontak-
rontak, akan tetapi bagian
pinggulnya tidak dapat
bergeser karena tertekan
oleh pinggulku dengan rapat.
Karena gerakan-gerakan
bibi dengan kedua kaki bibi
yang meronta-ronta itu,
penisku yang telah terbenam
di dalam vagina bibi terasa
dipelintir-pelintir dan
seakan-akan dipijit-pijit oleh
otot-otot dalam vagina bibi.
Hal ini menimbulkan
kenikmatan yang sukar
dilukiskan.Karena sudah
kepalang tanggung, maka
tangan kananku yang
tadinya bertumpu pada
tempat tidur kulepaskan.
Sekarang seluruh badanku
menekan dengan rapat ke
atas badan bibi, kepalaku
kuletakkan di samping kepala
bibi sambil berbisik kekuping
bibi.”Bii.., bii.., ini aku Eric.
Tenang bii.., sshheett..,
shhett..!” bisikku.
Bibi masih mencoba
melepaskan diri, tapi tidak
kuasa karena badannya
yang mungil itu teperangkap
di bawah tubuhku. Sambil
tetap mendekap mulut bibi,
aku menjilat-jilat kuping bibi
dan pinggulku secara
perlahan-lahan mulai
kugerakkan naik turun
dengan teratur.Perlahan-
lahan badan bibi yang
tadinya tegang mulai
melemah.Kubisikan lagi ke
kuping bibi, “Bii.., tanganku
akan kulepaskan dari mulut
bibi, asal bibi janji jangan
berteriak yaa..?”Perlahan-
lahan tanganku kulepaskan
dari mulut bibi.Kemudian Bibi
berkata, “Riic.., apa yang
kau perbuat ini..? Kamu telah
memperkosa Bibi..!”Aku diam
saja, tidak menjawab apa-
apa, hanya gerakan
pinggulku makin kupercepat
dan tanganku mulai memijit-
mijit buah dada bibi, terutama
pada bagian putingnya yang
sudah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah bibi
masih menunjukkan
perasaan marah, akan tetapi
reaksi badannya tidak dapat
menyembunyikan
perasaannya yang sudah
mulai terangsang itu. Melihat
keadaan bibi ini, tempo
permainanku kutingkatkan
lagi.Akhirnya dari mulut bibi
terdengar suara, “Oohh..,
oohh.., sshh.., sshh.., eemm..,
eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan
masih melanjutkan gerakan
pinggulku, perlahan-lahan
kedua tanganku bertumpu
pada tempat tidur, sehingga
aku sekarang dalam posisi
setengah bangun, seperti
orang yang sedang
melakukan push-up.Dalam
posisi ini, penisku
menghujam kemaluan bibi
dengan bebas, melakukan
serangan-serangan
langsung ke dalam lubang
kemaluan bibi.
Kepalaku tepat berada di
atas kepala bibi yang
tergolek di atas kasur.
Kedua mataku menatap ke
bawah ke dalam mata bibi
yang sedang meram melek
dengan sayu. Dari mulutnya
tetap terdengar suara
mendesis-desis. Selang
sejenak setelah merasa
pasti bahwa bibi telah dapat
kutaklukan, aku berhenti
dengan kegiatanku. Setelah
mencabut penisku dari dalam
kemaluan bibi, aku berbaring
setengah tidur di samping
bibi. Sebelah tanganku
mengelus-elus buah dada
bibi terutama pada bagian
putingnya.
“Eehh.., Ric.., kenapa kau
lakukan ini kepada bibimu..!”
katanya.Sebelum menjawab
aku menarik badan bibi
menghadapku dan memeluk
badan mungilnya dengan
hati-hati, tapi lengket ketat
ke badan. Bibirku mencari
bibinya, dan dengan gemas
kulumat habis. Woowww..!
Sekarang bibi menyambut
ciumanku dan lidahnya ikut
aktif menyambut lidahku yang
menari-nari di mulutnya.
Selang sejenak kuhentikan
ciumanku itu.Sambil
memandang langsung ke
dalam kedua matanya dengan
mesra, aku berkata, “Bii..
sebenarnya aku sangat
sayang sekali sama Bibi, Bibi
sangat cantik lagi
ayu..!”Sambil berkata itu
kucium lagi bibirnya selintas
dan melanjutkan
perkataanku, “Setiaap kali
melihat Bibi bermesrahan
dengan Paman, aku kok
merasa sangat cemburu,
seakan-akan Bibi adalah
milikku, jadi Bibi jangan
marah yaa kepadaku, ini
kulakukan karena tidak bisa
menahan diri ingin memiliki
Bibi seutuhnya.
“Selesai berkata itu aku
menciumnya dengan mesra
dan dengan tidak tergesa-
gesa.Ciumanku kali ini sangat
panjang, seakan-akan ingin
menghirup napasnya dan
belahan jiwanya masuk ke
dalam diriku. Ini kulakukan
dengan perasaan cinta kasih
yang setulus-tulusnya.
Rupanya bibi dapat juga
merasakan perasaan
sayangku padanya, sehingga
pelukan dan ciumanku itu
dibalasnya dengan tidak
kalah mesra juga.Beberapa
lama kemudian aku
menghentikan ciumanku dan
aku pun berbaring telentang
di samping bibi, sehingga bibi
dapat melihat keseluruhan
badanku yang telanjang
itu.”Iih.., gede banget barang
kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi
Bibi merasa sangat penuh
dalam badan Bibi.” katanya,
mungkin punyaku lebih besar
dari punya paman.
Lalu aku mulai memeluknya
kembali dan mulai
menciumnya. Ciumanku mulai
dari mulutnya turun ke leher
dan terus kedua buah
dadanya yang tidak terlalu
besar tapi padat itu. Pada
bagian ini mulutku melumat-
lumat dan menghisap-hisap
kedua buah dadanya,
terutama pada kedua ujung
putingnya berganti-ganti, kiri
dan kanan.Sementara aksiku
sedang berlangsung, badan
bibi menggeliat-geliat
kenikmatan. Dari mulutnya
terdengar suara mendesis-
desis tidak hentinya. Aksiku
kuteruskan ke bawah, turun
ke perutnya yang ramping,
datar dan mulus. Maklum, bibi
belum pernah melahirkan.
Bermain-main sebentar disini
kemudian turun makin ke
bawah, menuju sasaran
utama yang terletak pada
lembah di antara kedua paha
yang putih mulus itu.Pada
bagian kemaluan bibi,
mulutku dengan cepat
menempel ketat pada kedua
bibir kemaluannya dan
lidahku bermain-main ke
dalam lubang vaginanya.
Mencari-cari dan akhirnya
menyapu serta menjilat
gundukan daging kecil pada
bagian atas lubang
kemaluannya. Segera terasa
badan bibi bergetar dengan
hebat dan kedua tangannya
mencengkeram kepadaku,
menekan ke bawah disertai
kedua pahanya yang
menegang dengan
kuat.Keluhan panjang keluar
dari mulutnya, “Oohh.., Riic..,
oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil
masih terus dengan
kegiatanku itu, perlahan-
lahan kutempatkan posisi
badan sehingga bagian
pinggulku berada sejajar
dengan kepala bibi dan
dengan setengah
berjongkok.
Posisi batang kemaluanku
persis berada di depan
kepala bibi. Rupanya bibi
maklum akan keinginanku itu,
karena terasa batang
kemaluanku dipegang oleh
tangan bibi dan ditarik ke
bawah. Kini terasa kepala
penis menerobos masuk di
antara daging empuk yang
hangat. Ketika ujung lidah
bibi mulai bermain-main di
seputar kepala penisku,
suatu perasaan nikmat tiba-
tiba menjalar dari bawah
terus naik ke seluru
badanku, sehingga dengan
tidak terasa keluar erangan
kenikmatan dari
mulutku.Dengan posisi 69 ini
kami terus bercumbu, saling
hisap-mengisap, jilat-
menjilat seakan-akan
berlomba-lomba ingin
memberikan kepuasan pada
satu sama lain.
Beberapa saat kemudian aku
menghentikan kegiatanku
dan berbaring telentang di
samping bibi. Kemudian sambil
telentang aku menarik bibi ke
atasku, sehingga sekarang
bibi tidur tertelungkup di
atasku. Badan bibi dengan
pelan kudorong agak ke
bawah dan kedua paha bibi
kupentangkan. Kedua lututku
dan pantatku agak
kunaikkan ke atas, sehingga
dengan terasa penisku yang
panjang dan masih sangat
tegang itu langsung terjepit
di antara kedua bibir
kemaluan bibi.Dengan suatu
tekanan oleh tanganku pada
pantat bibi dan sentakan ke
atas pantatku, maka penisku
langsung menerobos masuk
ke dalam lubang kemaluan
bibi. Amblas semua batangku.
“Aahh..!” terdengar keluhan
panjang kenikmatan keluar
dari mulut bibi.Aku segera
menggoyang pinggulku
dengan cepat karena
kelihatan bahwa bibi sudah
mau klimaks. Bibi tambah
semangat juga ikut
mengimbangi dengan
menggoyang pantatnya dan
menggeliat-geliat di atasku.
Kulihat wajahnya yang
cantik, matanya setengah
terpejam dan rambutnya
yang panjang tergerai,
sedang kedua buah dadanya
yang kecil padat itu
bergoyang-goyang di
atasku.Ketika kulihat pada
cermin besar di lemari,
kelihatan pinggul bibi yang
sedang berayun-ayun di
atasku.
Batang penisku yang besar
sebentar terlihat sebentar
hilang ketika bibi bergerak
naik turun di atasku. Hal ini
membuatku jadi makin
terangsang. Tiba-tiba
sesuatu mendesak dari
dalam penisku mencari jalan
keluar, hal ini menimbulkan
suatu perasaan nikmat pada
seluruh badanku.
Kemudian air maniku tanpa
dapat ditahan menyemprot
dengan keras ke dalam
lubang vagina bibi, yang
pada saat bersamaan pula
terasa berdenyut-denyut
dengan kencangnya disertai
badannya yang berada di
atasku bergetar dengan
hebat dan terlonjak-lonjak.
Kedua tangannya mendekap
badanku dengan keras.
Pada saat bersamaan kami
berdua mengalami orgasme
dengan dasyat. Akhirnya bibi
tertelungkup di atas badanku
dengan lemas sambil dari
mulut bibi terlihat senyuman
puas.”Riic.., terima kasih Ric.
Kau telah memberikan Bibi
kepuasan sejati..!”Setelah
beristirahat, kemudian kami
bersama-sama ke kamar
mandi dan saling
membersihkan diri satu sama
lain.
Sementara mandi, kami
berpelukan dan berciuman
disertai kedua tangan kami
yang saling mengelus-elus
dan memijit-mijit satu sama
lain, sehingga dengan cepat
nafsu kami terbangkit lagi.
Dengan setengah membopong
badan bibi yang mungil itu
dan kedua tangan bibi
menggelantung pada leherku,
kedua kaki bibi kuangkat ke
atas melingkar pada
pinggangku dan dengan
menempatkan satu tangan
pada pantat bibi dan
menekan, penisku yang
sudah tegang lagi menerobos
ke dalam lubang kemaluan
bibi.
“Aaughh.. oohh.. oohh..!”
terdengar rintihan bibi
sementara aku
menggerakan-gerakan
pantatku maju-mundur sambil
menekan ke atas.Dalam
posisi ini, dimana berat
badan bibi sepenuhnya
tertumpu pada kemaluannya
yang sedang terganjel oleh
penisku, maka dengan cepat
bibi mencapai
klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii..
maa.. maa.. uu.. keluuar..
Riic..!” dengan keluhan
panjang disertai badannya
yang mengejang,
bibi mencapai orgasme, dan
selang sejenak terkulai
lemas dalam
gendonganku.Dengan
penisku masih berada di
dalam lubang kemaluan bibi,
aku terus membopongnya.
Aku membawa bibi ke tempat
tidur. Dalam keadaan tubuh
yang masih basah kugenjot
bibi yang telah lemas dengan
sangat bernafsu, sampai aku
orgasme sambil menekan
kuat-kuat pantatku. Kupeluk
badan bibi erat-erat sambil
merasakan airmaniku
menyemprot-nyemprot,
tumpah dengan deras ke
dalam lubang kemaluan bibi,
mengisi segenap relung-
relung di dalamnya

Selesai

Tidak ada komentar: