Jumat, 16 Maret 2012

gara-gara nonton BF ,mama dan adikku jdi korbanku

saat 19 tahun yang lalu saat
pertama kalinya aku merasakan nikmatnya seks.
Saat itu usiaku 11 tahun dan masih duduk di kelas
6 SD. Dan orang-orang pertama yang menjadi
pemuas nafsuku adalah Mama dan adikku sendiri.
Sudah sejak berumur 7 atau 8 tahun aku
mempunyai keingintahuan dan hasrat yang kuat
akan seks. Secara sembunyi-sembunyi aku
sering membaca majalah dewasa milik orang
tuaku. Biasanya hal itu kulakukan saat sebelum
berangkat sekolah dan orang tuaku tidak di
rumah. Saat membaca majalah tersebut aku juga
beronani untuk memuaskan hasratku.
Pada saat usiaku 10 tahun, hasratku akan
pemuasan seks semakin besar, maklum saat itu
adalah masa puber. Frekuensiku melakukan onani
juga semakin sering, dalam sehari bisa sampai 4
kali. Dan setiap hari minimal 1 kali pasti aku
lakukan.
Pada suatu sore ketika aku duduk di kelas 6 SD,
saat itu tidak ada seorang pun di rumah. Papa
sedang bertugas keluar kota, sedangkan Mama
dan adikku sedang mengikuti suatu kegiatan sejak
pagi. Aku gunakan kesempatan tersebut untuk
menonton blue film milik orang tuaku. Sejak pagi
sudah 3 film aku putar dan sudah 4 kali aku
melakukan onani. Namun hasratku masih juga
begitu besar.
Ada adegan yang sangat aku sukai dan aku sering
berkhayal bahwa aku menjadi pemeran pria
dalam film itu. Adegan itu adalah saat seorang
pria sedang berbaring sementara wanita pertama
duduk di atas penis sang pria sambil
menggoyangkan pinggulnya dan wanita kedua
duduk tepat di atas mukanya sementara sang pria
dengan lahapnya menjilati vagina wanita kedua
tersebut.
Aku segera menurunkan celanaku bersiap
melakukan onani sambil menyaksikan adegan
favoritku. Di tengah-tengah kegiatanku dan film
sedang hot-hotnya, tiba-tiba terdengar suara
pintu pagar dibuka. Saat itu menunjukkan pukul
20.00, ternyata Mama dan adikku sudah pulang.
Segera aku kenakan celanaku kembali dan
mengeluarkan video dari playernya kemudian
meletakkannya kembali di tempatnya. Lalu baru
aku membukakan pintu untuk mereka.
“Eh Wan, tolong bantu masukkan barang-barang
dong”, Mama memintaku membantunya
membawa barang-barang.
“Iya Ma. Shin, di sana ngapain aja? Koq sepertinya
capek banget sih?”, aku menyapa adikku Sarah.
“Wah, banyak. Pagi setelah aerobik terus jalan
lintas alam. Sampai di atas udah siang. Terus
sorenya baru turun. Pokoknya capek deh.”, Sarah
menjelaskannya dengan bersemangat.
Setelah itu mereka mandi dan makan malam.
Sementara aku duduk di ruang keluarga sambil
menonton acara TV. Setelah mereka selesai
makan malam, adikku langsung menuju ke
kamarnya di atas. Mama ikut bergabung
denganku menonton TV.
“Wan, ada acara bagus apa aja?”, Mama bertanya
padaku.
“Cuma ini yang mendingan, yang lainnya jelek”,
aku memberi tahu bahwa hanya acara yang
sedang kutonton yang cukup bagus.
Saat itu acaranya adalah film action. Setelah itu
ada pembicaraan kecil antara aku dan Mama.
Karena lelah, Mama menonton sambil tiduran di
atas karpet. Tidak lama sesudah itu Mama
rupanya terlelap. Aku tetap menonton. Pada
suatu saat, dalam film tersebut ada jalan cerita
dimana teman wanita sang jagoan tertangkap
dan diperkosa oleh boss penjahat. Spontan saja
penisku mengembang. Aku tetap meneruskan
menonton.
Ketika film sedang seru-serunya, tanpa sengaja
aku menatap Mama yang sedang tertidur dengan
posisi telentang dan kaki yang terbentang. Baju
tidurnya (daster) tersingkap, sehingga sedikit
celana dalamnya terlihat. Tubuhku langsung
bergetar karena nafsuku yang tiba-tiba meledak.
Tidak pernah terpikir olehku melakukan
persetubuhan dengan Mamaku sendiri. Tapi
pemandangan ini sungguh menggiurkan. Pada
usia 29 tahun, Mama masih terlihat sangat
menarik. Dengan kulit kuning, tinggi badan 161
cm, berat badan 60 kg, buah dada 36B ditambah
bentuk pinggulnya yang aduhai, ternyata selama
ini aku tidak menyadari bahwa sebenarnya Mama
sangat menggairahkan.
Selama ini aku benar-benar tidak pernah punya
pikiran aneh terhadap Mama. Sekarang sepertinya
baru aku tersadar. Nafsu mendorongku untuk
menjamah Mama, namun sejenak aku ragu.
Bagaimana kalau sampai Mama terbangun.
Namun dorongan nafsu memaksaku. Akhirnya
aku memberanikan diri setelah sebelumnya aku
mengecilkan volume TV agar tidak
membangunkan Mama. Aku bergerak mendekati
Mama dan mengambil posisi dari arah kaki
kanannya. Untuk memastikan agar Mama tidak
sampai terbangun, kugerak-gerakkan tangan
Mama dan ternyata memang tidak ada reaksi.
Rupanya karena lelah seharian, ia jadi tertidur
dengan sangat lelap. Dasternya yang tersingkap,
kucoba singkap lebih tinggi lagi sampai perut dan
tidak ada kesulitan. Tapi itu belum cukup, aku
singkap dasternya lebih tinggi lagi dengan terlebih
dahulu aku pindahkan posisi kedua tangannya ke
atas. Sekarang kedua buah dadanya dapat terlihat
dengan jelas, karena ternyata Mama tidak
mengenakan bra. Langsung aku sentuh buah
dada kanannya dengan telapak tangan terbuka
dan dengan perlahan aku remas. Setelah puas
meremasnya, aku hisap bagian putingnya lalu
seluruh bagian buah dadanya.
Tiba-tiba Mama mendesah. Aku kaget dan
merasa takut kalau-kalau sampai Mama
terbangun. Tetapi setelah kutunggu beberapa saat
tidak ada reaksi lain darinya. Untuk
memastikannya lagi aku meremas buah dada
Mama lebih keras dan tetap tidak ada reaksi.
Walau masih penasaran dengan bagian dadanya,
namun aku takut jika tidak punya cukup waktu.
Sekarang sasaran aku arahkan ke vaginanya.
Mama mengenakan CD tipis berwarna kuning
sehingga masih terlihat bulu kemaluannya.
Aku raba dan aku ciumi vagina Mama, tapi aku
tidak puas karena masih terhalang CD-nya. Jadi
kuputuskan untuk menurunkan CD-nya sampai
seluruh vaginanya terlihat. Namun hal itu tidak
dapat kulakukan karena posisi kakinya yang
terbentang menyulitkanku untuk
menurunkannya. Jadi terpaksa aku rapatkan
kakinya sehingga aku bisa menurunkan CD-nya
sampai lutut. Tapi akibatnya aku jadi tidak bisa
mengeksplorasi vagina Mama dengan leluasa
karena kakinya kini merapat. Apakah aku harus
melepas semuanya? Tentu akan lebih leluasa, tapi
jika Mama sampai terbangun akan berbahaya
karena aku tidak akan bisa dengan cepat
memakaikannya kembali.
Berhubung nafsuku sudah memburu, maka aku
putuskan untuk melepaskannya semua. Lalu aku
rentangkan kakinya. Sekarang vagina Mama dapat
terlihat dengan jelas. Tidak tahan lagi, langsung
aku cium dan jilati vaginanya. Lebih jauh lagi,
dengan kedua tangan kubuka bibir-bibir
vaginanya dan aku jilati bagian dalamnya. Aku
benar-benar semakin bernafsu, ingin rasanya aku
telan vagina Mama. Tidak lama setelah aku jilati,
vaginanya menjadi basah. Setelah puas mencium
dan menjilati bagian vaginanya, penisku sudah
tidak tahan untuk dimasukkan ke dalam vagina
Mama. Aku kemudian berdiri untuk melepas
celanaku. Lalu aku duduk lagi di antara kedua kaki
Mama dan aku bentangkan kakinya lebih lebar.
Dengan mengambil posisi duduk dan kedua
kakiku dibentangkan untuk menahan kedua kaki
Mama, aku arahkan penisku ke lubang vaginanya.
Tangan kananku membantu membuka lubang
vagina Mama sementara aku dorong penisku
perlahan. Aku rasakan penisku memasuki daerah
yang basah, hangat dan menjepit. Tubuhku
gemetar hebat karena nafsu yang mendesak.
Setelah beberapa saat akhirnya seluruh penisku
sudah berhasil masuk ke dalam vagina Mama
dengan tidak terlalu sulit, mungkin karena Mama
sudah melahirkan dua orang anak.
Mulailah kugoyangkan pinggulku maju mundur
secara perlahan. Kurasakan kenikmatan dan
sensasi yang luar biasa. Aku memutuskan untuk
memuaskan nafsuku, apa pun yang terjadi.
Semakin lama gerakanku semakin cepat. Dengan
semakin bernafsu, aku peluk tubuh Mama dan
mengulum dadanya, sementara penisku terus
bergerak cepat menggosok vagina Mama. Aku
sudah tidak peduli lagi apakah Mama akan
terbangun atau tidak, biar pun terbangun aku
akan terus menggoyangnya sampai aku puas.
Sungguh nikmat. Bahkan lebih nikmat daripada
fantasiku selama ini. Setelah aku berjuang keras
selama 6 menit, akhirnya aku sudah tidak tahan
lagi hingga aku benamkan penisku dalam-dalam
ke vagina Mama. Aku rasakan spermaku mengalir
bersamaan dengan sensasi yang luar biasa.
Seakan melayang sampai-sampai terasa sakit
kepala. Aku biarkan penisku beberapa saat di
dalam tubuh Mamaku.
Setelah cukup rileks, aku cabut penisku. Aku
puas. Aku tidak menyesal. Aku kenakan kembali
celanaku. Sebelum aku kenakan kembali CD-
Mama, aku puaskan diri dengan meremas-remas
vagina Mama. Setelah itu aku rapikan kembali
daster Mama. Aku matikan TV dan naik menuju
kamarku di atas. Aku langsung rebahan di atas
kasurku. Walau aku merasa lelah tapi aku tidak
bisa tidur membayangkan pengalaman ternikmat
yang baru saja aku rasakan. Pengalaman seorang
anak SD yang baru saja melakukan hubungan
seks dengan Mamanya sendiri.
Membayangkan hal tersebut saja membuat
nafsuku bangkit kembali. Aku berpikir untuk
kembali melakukannya dengan Mama. Aku
berjalan keluar kamar menuju ruang keluarga.
Namun di depan kamar Sarah adikku, entah apa
yang mengubah pikiranku. Aku berpikir, kalau
Mama saja tidur sedemikian lelapnya maka tentu
Sarah juga demikian. Apalagi selama ini Sarah
kalau sudah tidur sulit sekali untuk dibangunkan.
Perlahan aku buka kamarnya dan aku lihat Sarah
tertidur dengan menggunakan selimut. Aku
masuk ke kamarnya dan aku tutup lagi pintunya.
Seperti yang sudah aku lakukan dengan Mama,
aku juga sudah bertekad akan menyetubuhi
Sarah adikku sendiri. Walaupun ia bangun aku
juga tidak akan peduli.
Lalu aku singkap selimutnya dan aku lepaskan
dasternya serta tidak CD-nya. Sekarang Sarah
sudah benar-benar bugil. Karena Sarah belum
memiliki buah dada, sasaranku langsung ke
vaginanya. Vaginanya sungguh mulus karena
belum ditumbuhi rambut. Aku rentangkan
kakinya lalu aku cium dan jilati vaginanya. Sekali-
kali aku gigit perlahan. Lalu aku buka lebar-lebar
bibir vaginanya dengan jariku dan kujilati bagian
dalamnya.
Setelah puas menciumi vaginanya, aku bersiap
untuk menghunjamkan penisku ke dalam vagina
Sarah yang masih mulus. Aku rentangkan
kakinya dan aku tempatkan melingkar di
pinggangku. Aku ingin mengambil posisi yang
memungkinkanku dapat menyetubuhi Sarah
dengan leluasa.
Lalu kuarahkan penisku ke lubang vaginanya
sementara kedua tanganku membantu membuka
bibir vaginanya. Aku dorong perlahan namun
ternyata tidak semudah aku melakukannya
dengan Mama. Vagina Sarah begitu sempit,
karena ia masih kecil (saat itu ia baru berusia 9
tahun) dan tentu saja masih perawan. Tapi itu
bukan halangan bagiku. Aku terus mendorong
penisku dan bagian kepala penisku akhirnya
berhasil masuk. Namun untuk lebih jauh sangat
sulit.
Nafsuku sudah memuncak tapi masih belum bisa
masuk juga hingga membuatku kesal. Karena aku
sudah bertekad, maka aku paksakan untuk
mendorongnya hingga aku berhasil. Namun tiba-
tiba saja Sarah merintih. Aku diam sejenak dan
ternyata Sarah tidak bereaksi lebih jauh.
Walaupun aku tidak peduli apakah Sarah akan
tahu atau tidak, tetap saja akan lebih baik kalau
Sarah tidak mengetahuinya.
Kemudian aku mulai menggoyang pinggulku,
tetapi gerakanku tidak bisa selancar saat
melakukannya dengan Mama, karena vagina
Mama basah dan tidak terlalu sempit, sedangkan
milik Sarah kering dan sempit. Aku terus
menggesekan penisku di dalam tubuh Sarah
semakin lama semakin cepat sambil memeluk
tubuhnya. Ada perbedaan kenikmatan tersendiri
antara vagina Mama dan Sarah. Karena vagina
Sarah lebih sempit maka hanya dalam waktu 3
menit aku sudah mencapai orgasme.
Kubiarkan spermaku mengalir di dalam vagina
Sarah. Aku tidak perlu khawatir karena aku tahu
Sarah belum bisa hamil. Aku tekan penisku
dalam-dalam dan aku peluk Sarah dengan erat.
Setelah puas aku kenakan lagi pakaian Sarah baru
aku kenakan pakaianku sendiri. Aku berjingkat
kembali ke kamarku dan tertidur sampai keesokan
paginya.
Pada pagi harinya aku agak khawatir jika
ketahuan. Tapi sampai aku berangkat sekolah
tidak ada yang mencurigakan dari sikap Mama
maupun Sarah. Sejak saat itu aku selalu
terbayang kenikmatan yang aku alami pada
malam itu. Aku ingin mengulanginya. Dengan
Mama kemungkinannya bisa dilakukan jika Papa
tidak di rumah. Jadi akan lebih besar
kesempatannya jika melakukannya dengan Sarah
saja. Walaupun pada saat melakukannya, aku
tidak peduli jika diketahui tetapi tetap akan lebih
aman jika mereka tidak mengetahuinya. Maka
hampir setiap malam, aku selalu bergerilya ke
kamar Sarah. Namun aku hanya berhasil sampai
tahap melucuti pakaiannya. Setiap kali penisku
mulai masuk, Sarah selalu terbangun.
Empat bulan sejak pengalaman pertama, aku
belum pernah lagi melakukan sex. Pada bulan
kelima, aku masuk SMP dan pada pelajaran
biologi aku mengenal suatu bahan kimia
praktikum yang digunakan untuk membius. Saat
itu aku langsung berpikir bahwa aku bisa
menggunakannya bersetubuh dengan Sarah lagi.
Setelah pelajaran biologi, aku mengambil sebotol
obat bius untuk dibawa ke rumah. Pada malam
hari setelah semuanya tertidur, aku masuk ke
kamar Sarah. Sebuah sapu tangan yang telah
dilumuri obat bius aku tempatkan di hidung
Sarah. Setelah beberapa saat, aku angkat sapu
tangan tersebut dan mulai melucuti pakaian
Sarah. Dan setelah aku melucuti seluruh
pakaianku, aku naik ke ranjang Sarah dan duduk
di antara kedua kakinya.
Aku mengambil posisi favoritku dengan
menempatkan kedua kakinya melingkari
pinggangku. Aku masukkan penisku ke
vaginanya dengan perlahan sampai keseluruhan
penisku masuk. Goyangan pinggulku mulai
menggoyang tubuh Sarah. Aku memeluk
tubuhnya dengan erat dan penisku bergerak
keluar masuk dengan cepat. Karena aku yakin
Sarah tidak akan terbangun maka aku bisa
mengubah posisi sesukaku. Seperti sebelumnya,
saat pada puncaknya aku biarkan spermaku
tertumpah di dalam vaginanya.
Sejak saat itu hampir setiap hari aku menyetubuhi
adikku, Sarah. Sesekali jika Papa sedang di luar
kota, aku juga menyetubuhi Mama. Alangkah
beruntungnya aku. Dengan ilmu pengetahuan,
suatu hambatan ternyata dapat diselesaikan
dengan mudah.

Tidak ada komentar: