Senin, 21 November 2011

aku janda muda

Perkenalkan nama saya Shanty, saya duduk di kelas 1 SMA di
Bandung, tapi itu dulu. Kini saya berumur 25 tahun dan mempunyai
seorang putri. Saya memiliki mata coklat kehitaman, rambut saya
panjang sepinggang, tinggi badan saya 170 cm dan berat badan
saya 58 kg dengan ukuran dada 32B, setidaknya itu ciri-ciri saya
sekarang ini. Dan kini saya akan menceritakan pengalaman saya
yang tidak terlupakan.
Saat itu (pada saat saya masih SMA) sudah sekitar pukul 20.30
malam, namun teman alias pacar saya belum juga pulang. Ia kelas 2
SMA di Bandung, namanya Carlos (kini ia ada di Perancis telah
bekeluarga mempunyai 2 anak laki-laki). Ia anak blasteran,
papanya orang Jakarta dan mamanya orang Perancis.
Saya mulai bingung, “Los, kok lu belom pulang sih..?”
“Kenapa sayang..? Kamu nggak mau aku nemenin kamu? Padahal
khan di rumah kamu nggak ada orang!”
Memang pada saat itu di rumahku sepi, karena orangtua saya
sedang pergi ke luar kota, sedangkan pembantu saya pulang
kampung karena orangtuanya sakit keras. Dan saat itu kami hanya
berduaan sambil menonton film yang dibawa oleh pacar saya. Dia
sudah mengetahui sebelumnya bahwa rumah saya itu kosong.
Tidak ada orang, hanya saya sendiri saja.
Entah saat itu setan apa yang muncul dalam benak Carlos, tiba-tiba
saja ia meraba-raba payudara saya.
“Yang, aku baru kali ini nyentuh loh! Ternyata punyamu mulus
juga, besar lagi..”
Saya tersentak kaget, lalu saya mencoba untuk melepaskan diri.
Namun ia memeluk saya lebih erat, belum lagi VCD yang dibawa
Carlos membuat nafas lebih cepat dari sebelumnya. Dan di VCD
tersebut muncul adegan si cowok memasukkan tangannya ke rok si
cewek. Carlos melakukan hal yang sama pada saya. Ia memasukkan
tangannya ke dalam rok saya dan mulai mengelus vagina saya.
Saya lebih tersentak dari sebelumnya.
“Sudah basah ya! Kamu mau nggak aku cium bibirmu, terus ntar
kamu isap lidahku ya!”
Kini pelukannya semakin erat, ia mendekatkan dada saya pada
dadanya lalu ia langsung melumat bibir saya. Saya sungguh sangat
kaget karena baru kali ini ia melakukan hal ini.
Memang kami belum lama jadian, baru sekitar 2 minggu. Dan ini
pertama kalinya saya mengajaknya ke rumah dan nonton di kamar
saya. Ia terus memainkan tangannya di vagina saya, lalu kembali
ke dada. Kemudian ia tiba-tiba membuka dan merobek pakaian
saya. Saya mulai berontak, namun ia tetap memeluk dengan erat.
“Tenang sayang. Nanti juga kamu terbiasa. Adegan ini sudah tidak
jarang di Perancis. Lagian aku khan pacarmu sendiri. Rileks ajah,
nanti juga kamu katagihan.” bisiknya.
Saya berontak sekali lagi, namun ia memeluk dengan lebih erat dan
mulai menjilati payudara saya.
“Sssh… ahh… mmmhh… su… dah… Car.. los… ge.. li..” rintih saya.
Namun lama-lama saya merasakan nikmatnya. Ia melepaskan saya
tiba-tiba, membuka semua pakaiannya dengan cepat, juga ia
menutup gorden, dan kembali pada saya. Kini ia mulai lagi meraba
payudara saya dan langsung membuka kaitan BH saya. Kini saya
setengah bugil tanpa BH. Kini terpampang kedua susu saya, namun
kini saya tidak berontak lagi karena merasakan kenikmatan. Ia lalu
menarik reslueting rok saya, kemudian ia langsung membuka CD
saya. Ia mengelus-elus vagina saya.
“Sssh… shhh… mmhhh… aahh… e.. nak… Sayang…” desah saya.
Kini ia memainkan penisnya di payudara saya.
“Yang… enak…”
“Rileks aja ya Shan..!”
Ia kembali meremas susu saya, menjilatnya lalu menuju vegina
saya. Didekatkan penisnya ke vagina saya, dan tanpa berpikir
panjang, ia langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina saya
yang masih kering.
“Aaadduuhh..! Saakkiittt..!” saya menjerit.
“Blesp… blespp…” kini penisnya sepenuhnya masuk ke dalam
vagina saya.
Saya hendak berteriak menahan sakit, namun ia langsung saja
meremas susu saya dan melumat bibir saya lagi, sehingga saya
tidak dapat berteriak. Padahal kini Carlos telah menembus selaput
keperawanan saya.
Kini saya dan Carlos mencapai puncak, “Crroot.. crottt..”
spermanya masuk ke dalam vagina saya.”Croottt.. croott..” dan kini
saya yang mengeluarkan cairan.
“Yang… aku… lemes nih..!” kata saya.
Ia menarik penisnya keluar dari vagina saya dan tidur di sebelah
saya. Ia membelai rambut dan mengelus-elus payudara saya.
“Gimana..? Enak kan..?”
Ia bangkit dan menjilat vagina saya sambil meremas payudara
saya. Saya mencapai klimaks untuk yang kedua kalinya, ia
langsung saja menjilati dan menghisap cairan yang keluar dari
vagina saya. Padahal cairan itu keluar bersama darah
keperawanan saya.
Setelah itu kini ia mencapai klimaks, ia memaksa saya untuk
memasukkan penisnya ke dalam mulut saya. Pada awalnya saya
menolak, namun kini ia dengan kasarnya memasukkan penisnya ke
dalam mulut saya.
“Croott… crooottt..,” saya mencoba menelan semua spermanya.
Setelah itu ia kembali ke arah vagina sekali lagi, ia
menancapkannya dan mulai menaik-turunkan penisnya. Kini saya
yang mengikuti irama gerakannya, saya mulai menggoyang pantat,
dan kami berbalik. Kini saya berada di atas Carlos, dan saya mulai
memaju-mundurkan pantat saya. Sekali lagi kami mencapai klimaks.
“Crooot… croottt..!” secara bersamaan kami mengeluarkan cairan.
Setelah itu saya langsung melepaskan tubuh saya ke ranjang, ke
dada Carlos, dan terlihat waktu menunjukkan pukul 22.30.
“Setengah sebelas. Apa kamu tidak pulang Carloss..?” tanya saya
ragu-ragu.
“Tidak. Aku sudah minta ijin pada Mama tadi untuk nemenin kamu.”
Lalu kami tertidur pulas karena kelelahan.
Paginya Carlos membangunkan saya.
“Yang, bangun..!” bisiknya.
Saya terbangun, “Ada apa Los..?” tanya saya refleks.
“Lihat, sudah pagi. Bangun dong..! Mandi yuk..!”
Saya lihat jam kini sudah pukul 08.00. Saya mengangguk lemah dan
pergi ke kamar mandi dengannya.
Selama di kamar mandi saya menghindari Carlos, takutnya nanti ia
mulai melakukannya lagi, karena saya pikir kalau terjadi lagi nanti
bisa-bisa berabe dengan orangtuanya, lagi pula orangtua saya
sebentar lagi pulang. Saya mempercepat mandi saya, lalu segera
berpakaian. Kemudian saya membereskan kamar, VCD dan ruang
keluarga. Tidak lama kemudian Carlos selesai mandi. Ia berpakaian
lalu menuju ke arah saya. Ia memeluk saya.
“Bagaimana? Enak kan Sayang..?” bisiknya.
Saya menggangguk, lalu saya teringat bahwa orangtua saya akan
pulang.
“Los sebaiknya kamu cepat pulang! Ortuku bentar lagi pulang,
lagian nanti ortumu cemas.”
“Ortumu udah mau pulang? Ya, nggak apa-apa. Kenapa? Takut?
Aku sih nggak! Ama calon mertua sendiri kok takut?”
Aku kaget, “Calon mertua..?”
“Iya. Aku khan mau tanggung jawab atas kelakuanku! Baru kali ini
loh aku melakukannya! I Sueerr..!”
“Gombal! Bohong! Kamu waktu kemarin bilang kalo udah sering!”
“Aku khan cuman bo`ong! Ya udah deh gue pulang! VCD-nya buat
elo aja! Shin, besok loe mau khan maen ke rumah gue! Khan besok
Sabtu! Loe mau lagi khann..?”
“Aku tanya dulu ama ortuku.”
“Oke deh! Bye..”
Sejenak saya ingin menangis, kini saya tidak perawan lagi! Apa
benar Carlos mau bertanggung jawab. Kini saya mulai merasa
bahwa masa depan saya suram. Ini semua gara-gara saya
mengajaknya ke rumah karena saya merasa kesepian. Namun tidak
lama kemudian ada suara orang yang mengetuk pintu. Saya
membuka pintu, namun yang saya temukan bukanlah kedua
orangtua saya, namun paman dan bibi saya yang menggunakan
pakaian hitam dan bibi berlinangkan air mata. Segera saya tarik
bibi ke dalam sebelum ia berbicara, saya sudah mengerti dari
semua ini. Saya ingin berteriak namun saya sadar bahwa tidak ada
gunanya.
Segera saya mengganti pakaian, kini saya bersama bibi dan paman
menuju pemakaman.
“Kapan terjadinya Bi..? Apa yang terjadi..?” tanya saya membuka
pembicaraan.
“Kemarin lusa Shin! Orangtuamu mendapat kecelakaan. Mereka
segera dilarikan ke rumah sakit, namun dokter tak bisa menolong.
Karena kaca yang pecah tepat mengenai jantung ayahmu, dan
ibumu tertusuk pada nadi tanggannya.”
Sepanjang perjalanan saya menangis sambil memikirkan. Kini saya
sudah SMA, kini saya tidak punya orangtua, terlebih lagi
keperawanan saya suda direnggut oleh pacar saya. Saya
sungguh-sungguh memikirkan hal ini.
Setelah dari pemakaman saya segera pulang. Saya melihat Carlos
sudah menunggu saya.
“Aku sudah tahu semuanya dari Irma,” katanya membuka
pembicaraan.
Memang saat saya ke pemakaman ada Irma di sana.
“Shan, aku serius kini. Aku sungguh-sungguh tak tau. Aku sendiri
kaget karena beritanya tiba-tiba dari ortuku. Besok aku akan
pulang ke Perancis karena mamaku bilang aku akan meneruskan
studiku di sana. Padahal di sini pun aku baru 2 bulan. Tapi aku tadi
bilang pada mamaku bahwa aku akan mengajak kamu. Mamaku
setuju dan aku segera ke sini. Saat aku tiba, Irma telepon padaku.
Ia menceritakan semuanya.”
“Maaf Carlos. Aku tidak bisa ikut! Orangtuaku baru saja meninggal,
dan kini aku harus ikut kamu keluar negeri..?”
“Tapi Shan.., kamu… kamu… sudah aku renggut harta yang paling
berharga darimu, aku mau tanggung jawab.”
“Tidak… aku tidak bisa ikut denganmu.”
Terjadi berdebatan antara saya dengan Carlos saat itu, dan
segera saja ia pergi meninggalkan saya selamanya.
Beberapa bulan kemudian saya merasakan mual dan pusing,
tadinya saya pikir hanya gejala masuk angin, tapi ternyata setelah
saya periksakan ke dokter, saya hamil. Berbagai macam cara saya
tempuh untuk menggugurkan bayi ini namun bibi melarang saya. Bibi
sudah mengetahui semuanya.
“Shin, bayi ini tak berdosa, jangan kau bunuh dia. Biarkan saja dia
tetap hidup, biarkan kau melahirkannya. Lagi pula kau sudah
keluar dari sekolahmu.”
Memang, setelah orangtua saya meninggal, saya keluar dari
sekolah. Dan kini saya hanya berkeinginan melahirkan anak saya.
9 bulan kemudian saya melahirkan seorang anak perempuan, saya
beri dia nama “***** Tabah *****”.
Kini saya hidup menjanda pada umur 20 tahun. Setelah beberapa
minggu saya melahirkan, saya mulai mencari pekerjaan, namun
tidak ada yang mau menerima karena saya tidak lulus SMA. Lalu
dengan berat hati saya bekerja di klub malam. Dan sampai
sekarang saya masih bekerja di klub malam ***(edited) di
Bandung. Anak saya titipkan pada bibi, dan seminggu sekali saya
menjenguknya. Setiap kali melihatnya ada rasa sakit menusuk di
hati. Anak putri saya ini cantik, ia memiliki hidung mancung dan kulit
putih seperti ayahnya, sedangkan rambutnya seperti saya lurus
panjang. Dan saya berharap agar anak saya ini di kemudian hari
tidak mengalami nasib yang sama seperti saya.

tamat

Tidak ada komentar: