Sabtu, 19 November 2011

NGENTOT YANG PERTAMA KALI

Cerita panas, Aku
seorang cowok, ini
adalah cerita
dewasa ketika aku
ngentot pertma kali
dengan kekasihku,
terasa aneh dan
enaaaak banget. Inilah
cerita panas
tersebut, Namaku
Agung dan pacarku
bernama Ririn. Kami
satu sekolah di
Jakarta dan kami
resmi menjadi pacar di
kelas 3 setelah sekitar
setahun sering pulang
bareng karena rumah
kami searah.
Ririn sendiri adalah
seorang gadis yang
bertubuh mungil,
tingginya mungkin
tidak lebih dari 155 cm
dan bertubuh kurus,
namun memiliki ukuran
payudara yang besar,
mungkin seukuran
dengan payudara
Febby Febiola. Sampai-
sampai teman-
temanku sering
berkata kalau nafsu
seksnya pun pasti
besar. Tapi bukan itu
yang jadi penyebab
aku mencintainya,
sikap manja dan
tawanya yang lepas
membuatku senang
bersama dan bercanda
dengannya.
Hubungan pacaran
kami layaknya gaya
pacaran remaja era
90-an, tidak lebih dari
nonton bioskop atau
makan di restoran
cepat saji. Tapi
memang setelah
pulang sekolah aku
sering mampir ke
rumahnya untuk
ngobrol atau
mengerjakan tugas
bareng. Biasanya ada
ibunya dan adik laki-
lakinya yang masih
smp. inilah cerita
dewasa panas yang
aku alami.
Sehari menjelang acara
liburan perpisahan
sekolah kami, seperti
biasa aku
mengantarnya pulang
dan mampir ke
rumahnya. Ternyata
hari itu ibunya sedang
ke Kota Malang
bersama adiknya
untuk menjenguk
kakaknya yang kuliah
dan sedang sakit di
sana. Sedangkan
bapaknya memang
biasa pulang malam.
Jadilah kami hanya
berdua di rumah
tersebut.
“Mau nonton CD ga?
Aku punya CD baru ni,”
katanya seperti biasa
dengan ceria. “Boleh,”
sahutku. “Bentar ya,
aku mo ganti baju
dulu, bau,” katanya
sambil beranjak ke
kamarnya. Aku pun
memasukkan keping
CD ke dalam CD
playernya sambil
menunggunya ganti
baju.
Tidak lama dia pun
kembali ke ruang
tengah dengan celana
pendek sekitar 20 cm
di atas lutut dan kaos
ketat. Kami pun
menonton film dengan
duduk bersebelahan di
sofanya. Film yang
kami tonton adalah
film Armageddon.
Kugenggang
tangannya dan
menariknya
menempelkan
bahunya dengan
bahuku, dia pun
merapat dan lenganku
pun kini berada di atas
payudaranya yang
kenyal. Dia sudah
terbiasa dengan hal ini,
toh biasanya pun
seperti itu tiap kali
nonton di bioskop atau
di perjalanan.
Semakin lama posisi
duduknya makin
bergeser dan kini dia
tiduran dengan
kepalanya berada di
atas pahaku.
“Cantiknya gadisku
ini,” pikirku dalam hati.
Tanganku pun
kuletakkan di atas
perutnya. Ketika
adegan ada adegan
panas di film,
kurasakan nafasnya
berubah. Terus terang
aku pun merasa
terangsang, pelan-
pelan kugeser telapak
tanganku ke atas
payudaranya, tapi dia
menolaknya.
Karena terbawa
suasana, kucium
keningnya dan dia
tersenyum kepadaku.
Kulanjutkan dengan
mengecup pipi dan
bibirnya, lagi-lagi dia
tersenyum. Itu adalah
ciuman pertama kami.
Ciuman yang awalnya
hanya menempel
kurang dari sedetik,
kini sudah menjadi
ciuman penuh nafsu.
Lidah kami saling
bermain dan tanganku
pun sudah meremas-
remas payudaranya
Tiba-tiba dia bangun
dan duduk di
sebelahku, “udah ya,
nanti keterusan lagi”.
“Sorry ya, abis kamu
gemesin sih. Tau ngga,
itu tadi ciuman
pertamaku lho,” ujarku
polos. “sammma,”
jawabnya lagi sambil
menampilkan
senyumnya yang bikin
makin cinta itu. Kami
pun meneruskan
menonton film dan
hanya menonton.
Setelah film selesai,
dia bangkit dari
duduknya, “Mau ke
mana?” tanyaku. “Mau
beresin baju dulu buat
besok,” jawabnya.
Memang besok kami
akan pergi ke luar kota
bersama seluruh
teman satu sekolah.
“Mau dibantuin?”
tanyaku. “Ayo,”
jawabnya sambil
berjalan menuju
kamarnya. Aku pun
mengikutinya ke
kamarnya dan inilah
pertama kalinya aku
masuk ke kamarnya.
Kamarnya betul-betul
menunjukkan kalau dia
masih manja, dengan
cat pink dan tumpukan
boneka di atas
ranjangnya.
Dia mulai
mengeluarkan baju-
bajunya. “Yang ini
jangan dibawa, terlalu
seksi,” kataku ketika
dia mengeluarkan
bajunya yang memang
tipis dan berbelahan
dada besar. “Jangan
protes doang, nih
beresin sekalian,”
jawabnya seolah
protes dengan
memasang wajah
ngambek, tapi lagi-lagi
tetap terlihat manja.
Aku pun mengambil
alih lemarinya dan
kupilih-pilih baju yang
kupikir cocok untuk
dibawanya. Tiba-tiba
muncul ide isengku
untuk memilihkan juga
pakaian dalamnya.
Kuambil satu yang
berwarna krim, “ih
jangan pegang-pegang
yang itu” jerit
manjanya sambil
berusaha merebut dari
tanganku. Aku pun
berlari menghindar,
“Wah ini toh
bungkusnya, gede
juga,” candaku
Dia pun menarik
tanganku dan
memelukku untuk
merebut bra dari
tanganku yang lain.
Segera saja kucium
lagi bibirnya dan dia
pun membalas
ciumanku. “emmmh…
emhhh,” suaranya
mendesah sambil
tangannya memegang
tanganku.
Kudorong tubuhnya ke
ranjang sambil terus
berciuman. Kini
posisiku ada di
atasnya dan
menempel di
tubuhnya. Terasa
betul payudara
kenyalnya di dadaku.
Kugeser tubuhku ke
sampingnya agar
dapat meremas
payudaranya.
“emmmh…emhhhhh…
emhhhh,” desahnya
makin jelas dan kini
tangannya sudah
menyentuh penisku
dari luar celanaku.
“Sudah nafsu banget,”
pikirku.
Perlahan-lahan
kumasukkan tanganku
ke dalam kaosnya dan
meremas
payudaranya langsung.
Kuangkat ke atas
kaosnya sehingga kini
terpampang
payudaranya yang
besar terbungkus bra
krim. Segera kuciumi
kedua payudaranya
dan tidak lama dia pun
melepas sendiri bra
tersebut. Benar-benar
payudara yang besar
dan indah, warnanya
kecoklatan dengan
puting yang lebih gelap.
Kumainkan kedua
putingnya, kujilati
bergantian.
“emmmh….emhhhh…
kamu juga buka dong,”
pintanya sambil
menahan desah.
Segera kubuka baju
seragam dan celana
sekolahku hingga
tinggal celana dalam,
kulanjutkan dengan
membuka celana
pendeknya. “celana
dalamnya jangan,”
tolaknya ketika aku
akan menarik lepas
celana dalam
coklatnya.
Kulanjutkan jilatan-
jilatanku di puting
payudaranya, tangan
kiriku memainkan
puting yang satu lagi,
sedangkan tangan
kananku menggesek-
gesek vaginanya dari
luar celana dalam.
“Enak?” tanyaku. Dia
hanya mengangguk
sambil meremas-
remas penisku dari
luar celana dalam.
Tiba-tiba dia menarik
keluar penisku. “dibuka
aja ya?” tanyaku
sambil kubuka celana
dalamku.
Tangannya makin
kuat meremas-remas
penisku, sementara
tangan kananku mulai
memasuki vaginanya
dari samping celana
dalamnya. Kugesekkan
jari telunjukku ke bibir
vaginanya yang sudah
basah. Pelan-pelan
kumasukkan jariku ke
dalam vaginanya,
kulihat kepalanya
mendongak ke atas
sambil terus
mendesah.
“Boleh dimasukin ga?”
tanyaku sambil
menatap wajahnya
yang sekarang
menjadi begitu seksi.
“Pelan-pelan ya,”
jawabnya dengan
nafas terengah-engah.
Mendapat
persetujuan, aku pun
berdiri di bawah
ranjangnya dan di
antara kedua kakinya.
Kutarik lepas celana
dalamnya sehingga kini
untuk pertama kalinya
aku melihat langsung
vagina seorang gadis.
Vaginanya berwarna
coklat dan kedua bibir
vaginanya begitu rapat
seolah tidak ada
lubang di sana. Bulu-
bulu kemaluannya
yang tipis sudah
terkena lendir-lendir
yang keluar dari
vaginanya ketika
kumasukkan jari
telunjukku tadi. Kucium
vagina tersebut, “iiiihh,
apaan sih. Jangan
dicium, jijik ah, “
tolaknya sambil kedua
telapak tangannya
menutup vaginanya.
“Abis imut sih,”
kataku sambil
tersenyum kepadanya.
Kulepaskan kedua
tangan yang
menutupinya dan
langsung kugesek-
gesekkan penisku ke
vaginanya. Sesekali
kujilat-jilat kedua
putingnya. “ehmmm…
ehhhhm….” lenguhnya
makin tidak jelas. “Ji,
masukin ji,
masukin….emmmhhhh,”
pintanya.
Segera kudorong
penisku memasuki
lubang vaginanya,
begitu sempit namun
karena sudah dipenuhi
cairan-cairan, akibat
rangsangan tadi,
perlahan-lahan penisku
kun menembus
vaginanya.
“Oooooooh…
ohhhhhhh,” kali ini aku
pun ikut mendesah
keenakan.
Setelah penisku
masuk seluruhnya,
kurasakan denyutan-
denyutan vaginanya
menjepit kepala
penisku, begitu
nikmat. Kutatap
wajahnya, mata kami
pun berpandangan
seolah membuat
kesepakatan untuk
mulai memompa.
Kutarik pelan-pelan
penisku lalu
kumasukkan kembali
pelan-pelan. “Ji, enak
banget ji. Aduh enak
banget….emmmmhh,”
teriaknya makin
meracau. Semakin
lama kocokan penisku
semakin kencang.
Kedua tanganku pun
terus memainkan
kedua puting
payudaranya, sambil
sesekali meremasnya
dan menjilatnya.
Dia pun menarik
tubuhku memeluknya.
Kini tubuh kami serasa
menempel,
payudaranya
menempel di dadaku
yang telah berkeringat.
Bibir kami berpagutan
dan lidah kami saling
membelit. Nikmat
sekali. Hanya penisku
yang masih bisa
bergerak keluar masuk
vaginanya.
“Ji…..ohhhhh…
ohhhh….jiii ,” tiba-tiba
tubuhnya menegang
kemudia lemas
sebentar. “Kamu
keluar ya?” tanyaku
sambil menghentikan
kocokan penisku
namun masih
terbenam di
vaginanya.”Iya, enak
banget, enak banget.
Kamu belum ya?”
jawabnya sambil
kepalanya
menggeleng-geleng
pelan seolah baru
merasakan sangat
enak.
Tidak kujawab
pertanyaannya tapi
kembali kukocok
penisku. “Jangan
cepet-cepet, masih
geli,” pesannya. Karena
memang sebetulnya
aku pun hampir
ejakulasi, tidak lama
kemudian aku pun
mengeluarkan maniku.
“Ohhhhhh…ohhhhh…
ke….keee ,” racauku
sambil
menyemprotkan
maniku ke dalam
vaginanya | baca juga
Cerita Ngentot Adik
Teman.
Kucabut penisku dan
tidur di sebelahnya.
“Enak banget, makasih
ya ke,” ucapku. Dia
Cuma tersenyum dan
memelukku dengan
kepalanya bersandar di
dadaku. Setelah itu
kami pun mandi
bersama.
Besoknya di acara
liburan perpisahan
sekolah, kami menjadi
semakin rapat seperti
sepasang pengantin
baru. Kami pun
beberapa kali
mengulangi aktivitas
seks di rumahnya.
Hingga akhirnya kami
berpisah jarak karena
harus kuliah di kota
yang berbeda dan
berujung dengan putus
karena sulit
mempertahankan
pacaran jarak jauh.
Inilah cerita dewasa
buatanku, semoga
bermanfaat…

Tidak ada komentar: