Kamis, 24 November 2011
smp bugil
Cerita Panas ini terjadi
pada tahun 1994, saat itu
aku tercatat sebagai siswa
baru pada SMUN ** (edited),
pada waktu itu sebagai siswa
baru. Yah, acara sekolahan
biasa saja, masuk pagi
pulang sekitar jam 14:00,
sampai pada akhirnya aku
dikenalkan oleh teman
seorang gadis yang ternyata
gadis itu sekolah juga di
dekat sekolahku yaitu di
SMPN ** (edited).
Pelan-pelan kucari dulu
lubangnya, begitu kusentuh
lubang kemaluannya dia pun
langsung mendesis kembali,
"Ahh... aahh..." kutuntun
penisku menuju lubang
senggamanya itu tapi aku
rasakan baru masuk
kepalanya saja, dia pun
langsung menegang tapi aku
sudah tidak peduli lagi.
Dengan satu hentakan yang
keras kusodok kuat-kuat
lalu aku rasa penisku seperti
menyobek sesuatu, maka
langsung saja dia berontak
sambil berteriak setengah
menangis, "Ssaakkiitt..."
Ketika kami saling menjabat
tangan, gadis itu masih agak
malu-malu, kulihat juga gadis
itu tingginya hanya sekitar
158 cm dan mempunyai dada
yang memang kelihatan lebih
besar dari anak seumurnya,
sekitar 34B (kalau tidak
salah umurnya 14 tahun),
mempunyai wajah yang manis
sekali dan kulitnya walaupun
tidak terlalu putih tapi sangat
mulus, (sekedar info,
tinggiku 165 cm dan umurku
waktu itu 16 tahun).
Aku berkata, "Siapa nama
kamu?" dia jawab L****
(edited).
Setelah berkenalan akhirnya
kami saling memberikan
nomor telepon masing-
masing. Besoknya setelah
saling telepon dan
berkenalan akhirnya kami
berdua janjian keluar besok
harinya sebagai jalan
pertama, sekaligus cinta
pertamaku membuatku deg-
degan, tetapi namanya lelaki
yah... jalan terus dong.
Akhirnya malam harinya
sekitar jam 19:00, aku telah
berdiri di depan rumahnya
sambil mengetuk pagarnya,
tidak lama setelah itu L****
muncul dari balik pintu sambil
tersenyum manis sekali, dia
mengenakan kaos ketat dan
rok yang kira-kira
panjangnya hampir mencapai
lutut berwarna hitam.
Aku tanya, "Mana ortu
kamu...?" dia bilang kalau di
rumah itu dia cuma tinggal
bersama papanya dan
pembantu, sedangkan kalau
kakaknya dan mamanya di
kota lain.
"Oohh..." jawabku. Aku tanya
lagi, "Terus Papa kamu
mana?" dia jawab kalau Papa
lagi keluar ada rapat lain di
hotel (Papanya seorang
pejabat kira-kira setingkat
dengan Wagub) jadi saat itu
juga kami langsung jalan
naik motorku, dan tanpa
disuruh pun dia langsung
memeluk dari belakang.
Penisku selama jalan-jalan
langsung tegang, habis dada
dia begitu kenyal terasa di
belakangku seakan-akan
memijit-mijit belakangku
(motorku waktu itu sangat
mendukung, yaitu RGR).
Setelah keliling kota dan
singgah makan di tempat
makan, kami langsung pulang
ke rumahnya. Setelah tiba
kulihat rumahnya masih sepi,
mobil papanya belum datang.
Tiba-tiba dia bilang "Masuk
yuk! Papaku kayaknya belum
datang."
Akhirnya setelah menaruh
motor, aku langsung
mengikutinya dari belakang,
aku langsung melihat
pantatnya yang lenggak-
lenggok berjalan di depanku.
Kulihat jam ternyata sudah
pukul 21:30, setiba di dalam
rumahnya kulihat tidak ada
orang.
Kubilang, "Pembantu kamu
mana?" dia bilang kalau
kamar pembantu itu terpisah
dari bangunan utama rumah
ini agak jauh ke belakang.
"Oohh..." jawabku.
Aku tanya lagi, "Jadi kalau
sudah bukakan kamu pintu
pembantu kamu langsung
pergi ke belakang?" dia
jawab iya.
"Terus Papa kamu yang
bukain siapa..."
"Aku..." jawabnya.
"Kira-kira Papa kamu pulang
jam berapa sih..." tanyaku.
Dia bilang paling cepat juga
jam 24:00.
Langsung saja pikiranku
ngeres sekali.
Kutanya lagi, "Kamu memang
mau jadi pacarku..?"
Dia bilang, "Iya..."
Lalu aku bilang, "Kalau gitu
sini dong dekat-dekat aku..!"
Belum sampai pantatnya
duduk di kursi sebelahku,
langsung kutarik ke dalam
pelukanku dan mengulum
bibirnya, dia kaget sekali,
tapi belum sampai ngomong
apa-apa tanganku langsung
memegang payudaranya
yang benar-benar besar itu
sambil kuremas-remas
dengan kuat sekali (habis
sudah kebelet) dia pun
mengeluh, "Ohh.. oohh sakit,"
katanya.
Aku langsung mengulum
telinganya sambil berbisik,
"Tahan sedikit yah..." dia
cuma mengangguk.
Payudaranya kuremas
dengan kedua tanganku
sambil bibirku menjilati
lehernya, kemudian pindah
ke bibirnya langsung
kulumat-lumat bibirnya yang
agak seksi itu, kami pun
berpagutan saling
membenamkan lidah kami
masing-masing. Penisku
langsung kurasakan
menegang dengan kerasnya.
Aku mengambil tangan kirinya
dan menuntun memegang
penisku di balik celanaku, dia
cuma menurut saja, lalu
kusuruh untuk meremasnya.
Begitu dia remas, aku
langsung mengeluh panjang,
"Uuhh... nikmat sayang,"
kataku.
"Teruss..." dengan agak
keras kedua tanganku
langsung mengangkat kaos
yang dia kenakan dan
membenamkan wajahku di
antara payudaranya, tapi
masih terhalang BH-nya, aku
jilati payudaranya sambil
kugigit-gigit kecil di sekitar
payudaranya, "Aahh...
aahh..."
Dia pun mendesis panjang
tanpa melepas BH-nya, aku
langsung mengangkat BH-
nya sehingga BH-nya berada
di atas payudaranya,
sungguh pemandangan yang
amat menakjubkan, dia
mempunyai payudara yang
besar dan puting yang
berwarna kemerahan dan
menjulang keluar kira-kira
1/2 cm dan keras, (selama
aku main cewek, baru aku
tahu sekarang bahwa tidak
semua perempuan nanti
menyusui baru keluar
putingnya). Kujilat kedua
payudaranya sambil kugigit
dengan keras putingnya. Dia
pun mengeluh sambil sedikit
marah.
"Aahh... sakkiitt..." tapi aku
tidak ambil pusing, tetap
kugigit dengan keras.
Akhirnya dia pun langsung
berdiri sambil sedikit melotot
kepadaku.
Sekarang payudara dia
berada tepat di depan
wajahku. Sambil aku
memandangi wajahnya yang
sedikit marah, kedua
tanganku langsung meremas
kedua payudaranya dengan
lembut.
Dia pun kembali mendesis,
"Ahh... aahh..." kemudian
kutarik payudaranya dekat
ke wajahku sambil kugigit
pelan-pelan.
Dia pun memeluk kepalaku
tapi tangannya kutepiskan.
Sekelebat mata, aku
menangkap bahwa pintu
ruang tamunya belum
tertutup, aku pun menyuruh
dia untuk penutup pintunya,
dia pun mengangguk sambil
berjalan kecil dia pergi
menutup pintu dengan
mengendap-endap, karena
bajunya tetap terangkat
sambil memperlihatkan kedua
bukit kembarnya yang
membuat hati siapa saja
akan lemas melihat payudara
yang seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia
pun kembali berjalan menuju
aku. Aku pun langsung
menyambutnya dengan
memegang kembali kedua
payudaranya dengan kedua
tanganku tapi tetap dalam
keadaan berdiri kujilati
kembali payudaranya.
Setelah puas mulutku pun
turun ke perutnya dan
tanganku pelan-pelan
kuturunkan menuju liang
senggamanya sambil terus
menjilati perutnya sesekali
menghisap puting
payudaranya. Tanganku pun
menggosok-gosok
selangkangannya, langsung
kuangkat pelan-pelan rok
yang dia kenakan, terlihatlah
pahanya yang mulus sekali
dan CD-nya yang berwarna
putih.
Kuremas-remas liang
kewanitaannya dengan
terburu-buru, dia pun makin
keras mendesis, "Aahh...
aakkhh... ohh... nikmat
sekali..." Dengan pelan-pelan
kuturunkan CD-nya sambil
kutunggu reaksinya, tetapi
ternyata dia cuma diam saja,
(tiba-tiba di kepala muncul
tanda setan). Terlihatnya
liang kewanitaannya yang
ditumbuhi bulu-bulu tapi
sangat sedikit. Aku pun
menjilatinya dengan penuh
nafsu, dia pun makin
berteriak, "Aakkhh... akkhh...
lagi... lagii..."
Setelah puas aku pun
menyuruhnya duduk di lantai
sambil aku membuka kancing
celanaku dan kuturunkan
sampai lutut, terlihatlah CD-
ku. Kutuntun tangannya
untuk mengelus penisku
yang sudah sangat tegang
sehingga sepertinya mau
loncat dari CD-ku. Dia pun
mengelusnya lalu mulai
memegang penisku.
Kuturunkan CD-ku, maka
penisku langsung berkelebat
keluar hampir mengenai
wajahnya. Dia pun kaget
sambil melotot melihat
penisku yang mempunyai
ukuran lumayan besar
(diameter 3 cm dan panjang
kira-kira 15 cm), aku
menyuruhnya untuk melepas
kaos yang dia kenakan dan
roknya juga, seperti
dipangut dia menurut saja
apa yang kusuruh lakukan.
Dengan terburu-buru aku
pun melepas semua bajuku
dan celanaku, kemudian
karena dia duduk di lantai
sedangkan aku di kursi,
kutuntun penisku ke
wajahnya dia pun cuma
melihatnya saja. Kusuruh
untuk membuka mulutnya tapi
sepertinya dia ragu-ragu.
Setengah memaksa kutarik
kepalanya, akhirnya penisku
masuk juga ke dalam
mulutnya.
Dengan perlahan dia mulai
menjilati penisku, langsung
aku teriak pelan, "Aakkhh...
aakkhh..." sambil ikut
membantu dia memaju-
mundurkan penisku di dalam
mulutnya.
"Aakk... akk... nikmat
sayyaangg..."
Setelah agak lama akhirnya
aku suruh berdiri dan
melepaskan CD-nya, tapi
muncul keraguan di
wajahnya, akhirnya CD dan
BH-nya dia lepaskan juga,
maka telanjang bulatlah dia
di depanku sambil berdiri.
Aku pun tak mau ketinggalan,
aku langsung berdiri dan
langsung melepas CD-nya.
Aku langsung menubruknya
sambil menjilati wajahnya dan
tanganku meremas-remas
kedua payudaranya yang
putingnya sudah semakin
tegang, dia pun mendesis,
"Aahh... aahh... aahh... aahh..."
sewaktu tangan kananku aku
turunkan ke liang
kemaluannya dan memainkan
jari-jariku di sana.
Setelah agak lama baru aku
sadar bahwa jariku telah
basah. Aku pun menyuruhnya
untuk membelakangiku dan
kusiapkan penisku.
Kugenggam penisku menuju
liang senggamanya dari
belakang. Kusodok pelan-
pelan tapi tidak mau masuk-
masuk, kusodok lagi terus
hingga dia pun terdorong ke
tembok, tangannya pun
berpangku pada tembok
sambil mendengar dia
mendesis, "Aahh... ssaayaa...
ssaayaangg... kaammuu..."
aku pun terus menyodok dari
belakang.
Mungkin karena kering,
penisku nggak mau masuk-
masuk juga. Kuangkat
penisku lalu kuludahi
tanganku banyak-banyak
dan kuoleskan pada kepala
penisku dan batangnya, dia
cuma memperhatikan dengan
mata sayu setelah itu.
Kugenggam penisku menuju
liang senggamanya kembali.
Pelan-pelan kucari dulu
lubangnya, begitu kusentuh
lubang kemaluannya dia pun
langsung mendesis kembali,
"Ahh... aahh..." kutuntun
penisku menuju lubang
senggamanya itu tapi aku
rasakan baru masuk
kepalanya saja, dia pun
langsung menegang tapi aku
sudah tidak peduli lagi.
Dengan satu hentakan yang
keras kusodok kuat-kuat
lalu aku rasa penisku seperti
menyobek sesuatu, maka
langsung saja dia berontak
sambil berteriak setengah
menangis, "Ssaakkiitt..." aku
rasakan penisku sepertinya
dijepit oleh dia keras sekali
sehingga kejantananku
terasa seperti lecet di dalam
kewanitaannya.
Aku lalu bertahan dalam
posisiku dan mulai kembali
menyiuminya sambil berkata,
"Tahann.. sayang... cuman
sebentar kok..."
Aku memegang kembali
payudaranya dari belakang
sambil kuremas-remas
secara perlahan dan mulutku
menjilati belakangnya, lalu
lehernya, telinganya dan
semua yang bisa dijangkau
oleh mulutku agak lama.
Kemudian dia mulai mendesis
kembali menikmati ciumanku
di badan dan remasan
tanganku di payudaranya,
"Ahh... aahh... ahh... kamu
sayang sama aku kan?" dia
berkata sambil melihat
kepadaku dengan wajah
yang penuh pengharapan.
Aku cuma menganggukkan
kepala, padahal aku sedang
menikmati penisku di dalam
liang kewanitaannya yang
sangat nikmat sekali
seakan-akan aku sedang
berada di suatu tempat yang
dinamakan surga.
"Enak sayang?" tanyaku.
Dia cuma mengangguk pelan
sambil tetap mengeluarkan
suara-suara kenikmatan,
"Aahh... aahh..." lalu aku mulai
bekerja, aku tarik pelan-
pelan penisku lalu aku
majukan lagi, tarik lagi,
majukan lagi, dia pun makin
keras mendesis, "Aahh...
ahh... ahhkkhh..."
Akhirnya ketika kurasakan
bahwa dia sudah tidak
kesakitan lagi, aku pun
mengeluar-masukkan
penisku dengan cepat, dia
pun semakin melenguh
menikmati semua yang aku
perbuat pada dirinya sambil
terus meremas payudaranya
yang besar itu.
Dia teriak, "Akuu mauu
keeluuarr..."
Aku pun berkata, "Aahhkk
saayanggkkuu..."
Aku langsung saja sodok
dengan lebih keras lagi
sampai-sampai aku rasakan
menyentuh dasar dari liang
senggamanya, tapi aku
benar-benar kesetanan
tidak peduli lagi dengan
suara-suara, "Ahh... aahh...
ahh... akkhh... akkhh...
truss..." langsung dia bilang,
"Sayyaa keelluuaarr...
akkhh... akhh..." tiba-tiba dia
mau jatuh, tapi aku tahan
dengan tanganku.
Kupegangi pinggulnya
dengan kedua tanganku
sambil kukocok penisku lebih
cepat lagi, "Akkhh... akkhh...
ssaayyaa mauu...
keelluuaarr... akkhh..."
peganganku di pinggulnya
kulepaskan dan langsung
saja dia terjatuh terkulai
lemas.
Dari penisku menyemprotlah
air mani sebanyak-
banyaknya, "Ccroott...
croott... ccrroott..." Aku
melihat air maniku membasahi
sebagian tubuhnya dan
rambutnya, "Akhh..., thanks
sayangkuu..." sambil
berjongkok kucium pipinya
sambil kusuruh jilat lagi
penisku. Dia pun menjilatinya
sampai bersih. Setelah itu
aku bilang untuk memakai
pakaiannya, dengan malas
dia berdiri mengambil
bajunya dan memakainya
kembali.
Setelah kami berdua selesai
aku mengecup bibirnya
sambil berkata, "Aku pulang
dulu yah sampai besok
sayang...!" Dia cuma
mengangguk tidak berkata-
kata lagi mungkin lemas
mungkin menyesal, tidak tahu
ahh. Kulihat jamku sudah
menunjukkan jam 23:35, aku
pulang dengan sejuta
kenikmatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar