Minggu, 20 November 2011

cindy ngentot papa

Selepas SMA, Cindy,
waktu itu twenty
tahun, melanjutkan
studinya ke Akademi
Sekretaris ternama di
Bandung. Dengan wajah
sangat cantik, tubuh
tinggi semampai, dan
kemampuan akademis
yang cukup baik,
pantaslah kalau Cindy
memasuki akademi
tersebut. Pacar Cindy
sejak SMA, Andre,
tetap setia dan
semakin serius dalam
menjalin hubungan
dengan Cindy.
“Mau kemana lagi, Fen?”
tanya Andre sambil
melirik ke Cindy.
“Pulang, ah.. Aku capek
sehabis ujian tadi,”
jawab Cindy sambil
bersandar pada jok
mobil, matanya
terpejam.
Andre sekilas melirik
pada paha Cindy yang
putih mulus. Rok mini
yang dipakai Cindy naik
tersingkap dengan
posisi duduk Cindy
tersebut.
“Fen, kita ke motel dulu,
ya..?” ajak Andre.
“Yee, kamu excitable
ya?” kata Cindy melirik
Andre sambil
tersenyum.
“Habisnya aku tidak
tahan melihat kamu…”
kata Andre sambil
tersenyum pula.
“Ya sudah, mau
dimana?” tanya Cindy
sambil tangannya
mengelus paha Andre
yang sedang
mengemudi.
Andre tak menjawab.
Hanya senyuman saja
yang tampak di
wajahnya sementara
mobil diarahkannya
menuju sebuah motel..
“Buka dong semua
pakaian kamu,” kata
Andre sementara dia
sendiri melucuti semua
pakaiannya.
“Ih dasar otak horny!”
kata Cindy tersenyum
sambil melepas
seragam kuliahnya.
“Aku cinta kamu..” kata
Andre sambil memeluk
tubuh telanjang Cindy
dari belakang.
Satu tangan meremas
buah dada Cindy,
sementara satu tangan
mengelus dan
mengusap memeknya.
“Mmhh…” desah Cindy
sambil terpejam.
Tangan Cindy
menggenggam kontol
Andre yang sudah
tegak dan sesekali
mengenai belahan
pantatnya.
“Mmhh.. Enak sayang…”
bisik Andre ketika Cindy
mengocok kontolnya.
Cindy tersenyum dan
langsung membalikkan
badannya menghadap
Andre lalu mengecup
bibirnya. Andre
membalas kecupan bibir
Cindy dengan hangat.
“Hisap, dong…” bisik
Andre di telingan Cindy.
Cindy tersenyum sambil
merendahkan badannya
dan langsung
berjongkok. Wajahnya
tepat di depan kontol
Andre yang sudah
berdiri tegak. Lidah Cindy
mulai menjilati kepala
kontol Andre
sementara tangannya
tetap mengocok
batangnya.
“Ohh.. Enak sayang…”
bisik Andre sambil
memompa kontolnya
pelan ketika Cindy mulai
mengulum batang
kontolnya.
Jilatan, hisapan serta
kocokan tangan Cindy
pada kontolnya
membuat Andre
mengejang menahan
nikmat.
“Gantian dong…” kata
Cindy sambil bangkit
setelah beberapa
waktu.
Cindy bersandar ke
dinding sambil berdiri.
Andre jongkok lalu
diciumnya bulu
kemaluan Cindy. Cindy
memejamkan matanya
dan melebarkan kakinya
ketika lidah Andre mulai
menelusuri belahan
memeknya.
“Oww.. Enak banget,
sayang,” kata Cindy
sambil memegang
kepala Andre dan
mendesakan ke
memeknya.
Pinggulnya bergerak
naik turun ketika lidah
Andre bermain di lubang
memek dan kelentitnya
bergantian.
“Ohh.. Sshh…” desis
Cindy merasakan
kenikmatan yang tak
terhingga.
Cindy terpejam dan
mendongak sambil
mendesakkan kepala
Andre lebih keras ke
memeknya ketika ada
sesuatu yang sangat
nikmat tiada tara yang
mau keluar..
“Ohh.. Ohh.. Ohh…” Cindy
menjerit pelan tertahan
ketika mencapai puncak
orgasmenya.
Terasa ada yang
menyembur hangat
enak di dalam
memeknya.
“Mmhh.. Enak sekali
sayang,” kata Cindy
sambil agak
membungkuk lalu
mencium bibir Andre
yang masih basah oleh
cairan memeknya.
Andre sepertinya sudah
tidak tahan lagi. Setelah
membalas ciuman Cindy
sesaat, segera
ditariknya tubuh Cindy
ke atas ranjang. Cindy
telentang sambil
membuka kakinya lebar.
Dengan tak sabar Andre
segera menaiki
tubuhnya lalu
mengarahkan kontolnya
ke memek Cindy.
Tangan Cindy segera
menggenggam dan
membimbing kontol
Andre ke lubang
memeknya. Dengan
sekali desakan, kontol
Andre sudah masuk ke
memek Cindy. Kontol
Andre keluar masuk
memek Cindy disertai
bunyi khas..
“Mmhh…” Cindy
mendesah sambil
terpejam sementara
pinggulnya bergoyang
mengimbangi gerakan
Andre.
“Enak sekali,
sayangghh…” desah
Andre.
Setelah beberapa
waktu dan beberapa
posisi bersetubuh
mereka lakukan, Andre
hampir mencapai
puncak kenikmatannya.
Kontol Andre semakin
cepat keluar masuk
memek Cindy. Ketika
puncaknya, Andre
segera mencabut
kontolnya lalu turun dan
berdiri di pinggir ranjang.
Cindy yang sudah
terbiasa, langsung
mengerti. Kontol Andre
yang masih basah oleh
cairan memeknya
segera dikulum han
dihisap kuat sambil
dikocok pelan. Andre
terpejam sambil
memegang kepala Cindy
dan mendesakkan
kontolnya agak dalam
ke mulut Cindy. Tak
lama, crott! Crott!
Crott! Air mani Andre
tumpah di dalam mulut
Cindy yang terus
menghisap kontolnya.
“Wohh.. Enak sekali,
sayang,” ujar Andre
dengan nafas berat.
Cindy tersenyum sambil
menjilati batang dan
kepala kontol Andre dari
sisa air maninya yang
masih menempel. Lalu
mereka berciuman..
“Cepat pulang ah…” kata
Cindy setelah mereka
selesai berpakaian dan
merapikan diri.
“Ya sayang…” kata
Andre sambil
menggandeng Cindy
keluar kamar.
Sesampai di rumah,
Andre segera pulang
setelah berpamitan
kepada Papa dan mom
Cindy.
“Lama amat sih, Fen?”
tanya mamanya.
“Iya, mam.. Tadi kami
nyimpang dulu ke
tempat makan,” kata
Cindy ringan sambil
segera ke kamarnya
untuk ganti pakaian.
Malam harinya, ketika
mereka sedang nonton
TV, Papa dan Mama
Cindy segera bangkit
dari tempat duduk
karena sudah waktunya
jam tidur.
“Kamu jangan terlalu
malam begadang, nanti
sakit kepala,” kata
mamanya kepada Cindy.
“Iya, Mam.. Tanggung
nih movie sedang seru-
serunya,” kata Cindy
sambil matanya terus
melihat TV.
Lalu mereka segera
masuk kamar. Setelah
beberapa menit, telinga
Cindy menangkap suara
ranjang berderit
berulang-ulang.
Sebetulnya Cindy sudah
mengerti apa yang
sedang terjadi di kamar
orang tuanya. Cindy
bersikap cuek saja
awalnya. Tapi rasa
penasaran dihatinya
membuat Cindy ingin
mengintip mereka.
Segera Cindy bangkit
lalu mengendap
mengintip dari lubang
kunci. Walaupun tidak
terlalu jelas tapi Cindy
dapat melihat Papa
Mamanya sedang
bersetubuh.
Darah Cindy berdesir
karenanya. Ketika mata
Cindy melihat buah
zakar dan kontol
papanya yang keluar
masuk memek
Mamanya, darahnya
makin berdesir. Matanya
lebih jelas lagi melihat
kontol papanya ketika
mereka telah selesai
bersetubuh, papanya
bangkit dan mengelap
kontolnya yang basah.
Tampak jelas di mata
Cindy betapa kontol
papanya lebih besar dari
kontol Andre. Cindy
segera berdiri,
mematikan TV lalu
segera bergegas masuk
kamarnya. Di atas
ranjang, Cindy tidak bisa
memejamkan matanya.
Terbayang terus
persetubuhan Papa
Mamanya tadi, terlebih
ketika terbayang kontol
Papanya yang besar..
Perasaan Cindy jadi
gelisah.
Sejak saat itu Cindy
secara sadar arau tidak
selalu memperhatikan
gerak gerik Papanya.
Apalagi bila Papanya
hanya memakai kolor
saja. Mata Cindy selalu
mencuri pandang ke
paha dan selangkangan
Papanya. Papa Cindy
waktu itu berumur 43
tahun. Badannya bersih
dan tegap.
Suatu malam..
“Pijitin pundak Papa,
Fen.. Pegal amat,” kata
Papa Cindy waktu
mereka nonton TV.
“Kalau begitu Papa
duduk di bawah biar
Cindy gampang
mijitnya,” kata Cindy.
Papanya segera turun
dari kursi lalu duduk di
lantai. Cindy segera
memijit pundak
Papanya sambil nonton
TV.
“Mama ngantuk ah.. Mau
tidur duluan, Pa…” kata
Mamanya sambil
bangkit dan menuju
kamarnya.
“Cindy sayang Papa,”
bisik Cindy sambil
merangkulkan
tangannya ke leher
Papanya.
“Nah, biasanya suka
ada maunya kalau kamu
sudah begini,” kata
Papanya sambil
tersenyum dan menoleh
ke Cindy.
“Mm.. Cindy tidak minta
apa-apa kok, Pa…” bisik
Cindy lagi manja.
“Cindy hanya mau bilang
kalau Cindy sayang
Papa,” kata Cindy
sambil mencium pipi
Papanya.
Papanya diam sambil
tersenyum sambil
tanganya memegang
tangan Cindy yang
sedang memeluk dirinya
dari belakang.
“Tumben kamu manja
begini,” kata Papanya
sambil menoleh dan
menatap Cindy lama.
Cindy tersenyum lalu
mencium pipi Papanya
lagi berkali-kali. Darah
Cindy mulai berdesir.
“Ada apa sih, Fen?”
kata Papanya lagi
sambil tersenyum.
Ucapan Papanya tidak
bisa terus ketika bibir
mungil Cindy mengecup
bibirnya.
“Cindy sangat sayang
Papa,” bisik Cindy lirih
sambil bibirnya melumat
hangat bibir Papanya.
Papa Cindy pada
awalnya kaget atas
tindakan putrinya ini,
tapi lama kelamaan
sentuhan hangat bibir
Cindy bisa
menghangatkan
perasaan dan gairahnya.
Dibalasnya ciuman Cindy
dengan hangat pula.
“Mm…” suara Cindy
terdengar pelan.
Papa Cindy bangkit lalu
duduk berhadapan
dengan Cindy. Kembali
dilumat bibir Cindy
dengan agak panas.
Cindypun membalasnya
dengan agak panas pula.
Tangan Cindy bergerak
ke arah selangkangan
Papanya. Sambil tetap
berciuman diremasnya
pelan kontol Papanya.
Terasa kontol Papanya
mulai bergerak tegak
dan tegang..
“Cindy sayang Papa,”
kembali Cindy berbisik.
“Papa juga sama…” kata
Papanya dengan nafas
memburu.
“Jangan disini, Pa.. Nanti
Mama tahu,” kata Cindy
sambil bangkit dan
menarik tangan
Papanya ke kamar
belakang.
Papanya menurut
mengikuti Cindy. Cindy
langsung memeluk dan
melumat bibir Papanya
dengan liar, Papanyapun
membalasnya semakin
panas. Tangan Cindy
mulai berani disusupkan
dan masuk ke celana
kolor Papanya, lalu
tanpa ragu
menggenggam dan
meremasnya pelan.
“Mmhh…” suara
Papanya tertahan
karena masih
berciuman.
Cindy kemudian
melepaskan pelukannya
lalu merendahkan
tubuhnya hingga
jongkok. Diperosotkan
celana kolor Papanya
sampai lutut hingga
kontol besarnya yang
tegak tampak di depan
wajahnya. Cindy
mengocok pelan kontol
Papanya lalu segera
mengulumnya. Papanya
terpejam sambil
memegang kepala
Cindy.
“Ohh…” desah Papanya.
Dimaju mundurkan
kontolnya di dalam
mulut Cindy. Setelah
beberapa lama, tubuh
Papanya bergetar lalu…
Crott! Crott! Crott! Air
mani Papanya muncrat
di dalam mulut Cindy.
Cindy dengan tenang
menelannya habis. Cindy
lalu berdiri sambil
tersenyum.
“Cindy pengen, Pa..”
pinta Cindy berbisik.
“Tidak bisa sekarang
sayang,” kata Papanya
sambil membetulkan
celananya.
“Kapan, Pa?” kata Cindy
sambil memeluk dan
mengecup bibir Papanya.
“Kamu pulang kuliah jam
berapa?” tanya
Papanya.
“Jam 11, Pa…”
“Kalau begitu Papa
jemput kamu di kampus
jam twelve untuk
makan siang, lalu kita
cari tempat…” kata
Papanya sambil
tersenyum.
“Iya, Pa…” kata Cindy
sambil tersenyum pula.
“Kasih tahu pacar kamu
untuk tidak jemput,
ya?” kata Papanya.
Cindy mengangguk.
“Sekarang tidurlah,”
kata Papanya sambil
mencium bibir Cindy
mesra.
Besok harinya sesuai
dengan rencana, Cindy
dijemput di kampus.
“Mau makan siang
dimana?” tanya
Papanya.
“Tidak usah makan
siang, Pa…” kata Cindy
manja.
“Langsung saja…” kata
Cindy tersenyum.
Papa Cindypun
tersenyum. Mobil
langsung di arahkan ke
hotel. Di dalam kamar,
mereka langsung
berciuman. Cindy
menatap mata Papanya
lalu melepas kancing
kemeja Papanya satu
demi satu.
“Biar Papa buka sendiri
biar cepat. Waktu kita
sedikit sayang. Papa
harus segera ke kantor
lagi,” kata Papanya
sambil tersenyum lalau
melepas semua
pakaiannya.
Cindy juga sama. Tubuh
Cindy telentang di atas
ranjang. Papanya segera
duduk di pinggir ranjang.
Tangannya mulai
mengelus dan meremas
buah dada Cindy. Cindy
terpejam menikmati
belaian Papanya itu.
Sementara tangannya
dengan segera meraih
kontol Papanya yang
sudah tegang besar.
Diremas dan dikocoknya
pelan. Tangan Papanya
mulai turun ke memek
Cindy. Diusap dan di
gosoknya memek Cindy
dengan mesra. Lalu
salah satu jarinya mulai
memainkan kelentit dan
lubang memeknya
bergantian. Cindy
terpejam sambil
menggigit bibir
sementara tangannya
tak henti mengocok
kontol Papanya.
“Cepat masukkan, Pa…”
pinta Cindy.
Papanya tersenyum lalu
bangkit dan segera
menaiki tubuh anaknya.
Disentuhkan kontolnya
ke memek ke belahan
memek Cindy. Cindy
menatap mata Papanya
sambil tangannya
segera meraih kontol
dan mengarahkan ke
lubang memeknya.
Dengan sedikit desakan,
kontol Papanya perlahan
masuk ke memek Cindy.
Cindy terpejam
merasakan rasa nikmat
dari orang yang sangat
disayanginya. Tak
terasa air matanya
mengalir di pipi.
“Ada apa sayang?”
tanya Papanya sambil
terus memompa
kontolnya.
“Cindy sangat bahagia
bisa bersama Papa saat
ini,” kata Cindy sambil
memeluk erat Papanya.
“Cindy sangat sayang
Papa,” bisik Cindy.
“Papa juga sangat
sayang kamu,” kata
Papanya.
Cindy tersenyum sambil
menggoyangkan
pinggulnya mengimbangi
gerakan pinggul
Papanya. Kenikamatan
dan sensasi yang
sangat luar biasa
dirasakan oleh Cindy
saat itu. Siang itu Cindy
dan Papanya dengan liar
bersetubuh bermandi
peluh dan desahan
serta jeritan
kenikmatan. Sampai
akhirnya terasa kontol
Papanya berdenyut
tanda akan mencapai
orgasme. Dicabutnya
kontol dari memek
Cindy lalu digesek-
gesekan ke belahan
memeknya. Tapi Cindy
dengan segera bangkit
dan langsung
menghisap serta
mengocok kontol
Papanya sampai
akhirnya.. Crott! Crott!
Air mani Papanya
menyembur banyak di
dalam mulut Cindy.
Cindy menelannya
dengan tenang lalu
tersenyum. Papanya lalu
mencium bibir Cindy.
“Kamu hebat sayang…”
bisik Papanya.
“Lebih hebat dari Mama
kamu,” kata Papanya
lagi.
“Cindy sayang Papa…”
bisik Cindy sambil
tersenyum

Tidak ada komentar: