Kamis, 24 November 2011
ngentot janda
Kisahku ini
adalah kisah nyata, namun
nama-nama dan tempatnya
sengaja aku ganti untuk
menjaga kerahasiaan saja.
Aku adalah seorang wanita
setengah baya yang kini
berusia 35 tahun.
Singkatan namaku SK, tapi
teman-temanku sering
memanggilku Susi saja. Aku
dilahirkan di Solo, kota
yang katanya banyak
mempunyai wanita-wanita
ayu. Teman-temanku
sendiri sering bilang aku
ayu dan cukup seksi
dengan ukuran bra 34D,
lingkar pinggang 27, dan
celana nomor 32. > Ngentot
Dengan Dokter Sandra<
Kini tiba saatnya aku ingin
menceritakan kisahku
kepada pembaca sekalian,
kisah yang terjadi
beberapa saat lalu di
Jakarta.
*****
Aku terbangun dari tidurku
di atas sebuah ranjang
ukuran king size. Tubuhku
telanjang bulat tanpa
sehelai benang pun. Di
kedua payudaraku masih
tersisa air mani pria yang
lengket di kulitku. Di
samping kiriku, kulihat
Andre juga dalam keadaan
bugil sedang tidur
tertelungkup. Di kananku,
Tommy yang juga bugil
tidur dalam posisi miring
dengan kaki agak
tertekuk.
Kudengar suara orang
menggerakkan badannya
agak jauh. Aku duduk di
atas tempat tidurku, dan
kulihat Dewi dengan tubuh
mulusnya yang telanjang
bulat sedang membalikkan
badan, dan meneruskan
tidurnya. Di sampingnya
ada Donny yang tidur
telanjang bulat dalam
posisi terlentang, dan
mm..ini pemandangan yang
menggairahkanku, batang
kemaluannya dalam posisi
tegang mengacung ke atas.
Aku turun dari tempat
tidur, dan menuju ke arah
Donny. Tanganku mulai
nakal mengocok-ngocok
batang kemaluannya.
Donny mulai bereaksi,
tanpa sadar pinggulnya
ikut irama naik-turun. Aku
mempercepat kocokan
tanganku di batang
kemaluannya. Donny
terbangun dan tersenyum
melihatku.
“Wow, Sus, enak banget
kocokan kamu, terus
sayang.. oh.. oh,” Donny
berkata padaku sambil
mulai terengah-engah.
Aku kemudian bangkit dan
menaiki tubuh Donny.
Kuarahkan batang
kemaluannya yang telah
besar dan menegang itu ke
lubang kemaluanku.
Kumasukkan pelan-pelan
batang kemaluannya ke
dalam lubang kemaluanku,
dan aku mulai bergerak
naik turun di atas tubuh
Donny. Nikmatnya memang
luar biasa sekali, aku
merasakan batang
kemaluan Donny menusuk-
nusuk rahimku. Donny kini
mulai mengimbangiku. Dia
pun asyik memainkan
pinggulnya, sementara
kedua tangannya
memegang erat
pinggangku. Lidahnya mulai
bermain mengisap dan
menjilati payudaraku.
“Don, tetekku ‘kan masih
ada bekas pejunya,” aku
memperingatkan.
“Ah, cuek,” kata Donny
sambil terus menjilati dan
mengisap puting
payudaraku.
Lalu dengan kecepatan
luar biasa, Donny membalik
tubuh kami berdua tanpa
melepaskan batang
kemaluannya dari lubang
kemaluanku. Kini Donny
yang di
atas, dia yang bergerak
aktif memasukkeluarkan
batang kemaluannya.
“Ah.., ah.., awww.., sstt..,
ah..,” mulutku mulai
mendesis berulangkali
karena rangsangan yang
ditimbulkan Donny.
Sedang asyiknya aku dan
Donny bersenggama, Dewi
yang tidur di sebelah kami
terbangun. Dia melihat kami
sedang asyik
bersenggama, lalu ikut
bergabung bersama kami.
Dewi menyodorkan
payudaranya yang luar
biasa besar berukuran
38D ke mulut Donny. Lidah
Donny segera menjilati
payudara Dewi dan
kemudian mulutnya asyik
mengisap puting payudara
Dewi berulangkali. Melihat
itu, tanganku mulai nakal.
Kususupkan jari telunjuk
dan tengah tangan
kananku ke lubang
kemaluan Dewi. Aku asyik
memainkan jari-jariku ke
luar masuk lubang
kemaluan Dewi. Dewi
membiarkan saja, malah
dia semakin lebar
mengangkangkan kedua
pahanya, sehingga jari-
jariku bisa leluasa keluar
masuk lubang
kemaluannya.
Aku sendiri sudah dua kali
mencapai orgasme karena
tak kuasa menahan nikmat
yang ditimbulkan kocokan
batang kemaluan Donny di
lubang kemaluanku. Namun
Donny tampaknya belum
lelah, dia masih asyik
menyetubuhiku sambil
mulutnya mengisap
payudara Dewi. Andre yang
terbangun melihat kami
bertiga di lantai ikut
bergabung. Andre meminta
Dewi mengisap batang
kemaluannya, dan Dewi tak
menolaknya. Di sebelahku,
Dewi mengisap batang
kemaluan Andre dengan
penuh gairah. Tiba-tiba
kulihat Tommy juga
terbangun. Dia pun
bergabung bersama kami.
Tommy segera
menyodorkan batang
kemaluannya ke depan
mulutku, dan aku segera
membuka mulutku dan
mengisap batang kemaluan
lelaki yang tadi telah
beberapa kali
menyetubuhiku.
Kini, kami kembali berpesta
orgy sex. Sebelumnya,
kami sudah melakukan itu,
dan karena lelah, kami
semua tertidur. Setelah
terbangun, rupanya kami –
termasuk aku – masih
belum puas, dan sekali lagi
melanjutkan pesta orgy
sex kami. Nikmatnya
memang berbeda
dibandingkan hanya
bersenggama antara satu
pria dan satu wanita saja.
Kalau orgy sex rasanya
lebih nikmat, karena aku
yang wanita bisa
merasakan berbagai
batang kemaluan pria dan
juga berbagai macam gaya
dan posisi seks.
Donny tiba-tiba
mempercepat
goyangannya, rupanya dia
sudah hampir sampai
klimaksnya, dan tak
berapa lama kemudian,
Donny menyemprotkan air
mani dari batang
kemaluannya di dalam
lubang kemaluanku. Tommy
mencabut batang
kemaluannya dari mulutku,
dia mengambil tissue,
membersihkan lubang
kemaluanku sekedarnya
saja, dan segera
memasukkan batang
kemaluannya yang sudah
tegang membesar ke dalam
lubang kemaluanku.
Kini, Tommy yang
menggoyang-goyangkan
pinggulnya dan
menyetubuhiku. Aku lagi-
lagi mencapai orgasmeku,
sementara kulihat Andre
juga telah mencapai
klimaksnya dan
menyemprotkan air mani
dari batang kemaluannya
di dalam mulut Dewi.
Sebagian air mani itu
meleleh keluar mulut Dewi,
sementara Dewi masih
terus mengisap kuat-kuat
batang kemaluan Andre
agar seluruh air mani
Andre tertumpah habis dari
batang kemaluannya.
Andre kemudian mencabut
batang kemaluannya dari
mulut Dewi, lalu Dewi
menyeka sisa-sisa air
mani Andre dengan
tangannya dan tangannya
yang penuh dengan sisa-
sisa air mani Andre
disekanya ke
payudaranya.
“Biar tetek gue makin
asyik kalau sering kena
peju cowo,” ujar Dewi
bergurau sambil tertawa.
Tapi aku tak sempat
memperhatikan lagi
kelanjutannya, karena
bersamaan aku mencapai
orgasmeku yang kesekian
kalinya, Tommy juga
mencapai klimaksnya dan
menyemprotkan air
maninya di dalam lubang
kemaluanku. Namun Tommy
dengan sigap mencabut
batang kemaluannya dari
lubang kemaluanku, lalu
menyodorkannya ke depan
mulutku.
“Susi, isep dong, sayang,”
pintanya.
Aku segera memasukkan
batang kemaluan Tommy
ke dalam mulutku dan
mengisapnya kuat-kuat.
Kurasakan Tommy masih
beberapa kali
menyemprotkan air
maninya yang tersisa di
dalam mulutku. Wah,
rasanya air mani Tommy
banyak sekali sampai
meleleh keluar mulutku.
Ya, itulah kisahku
berpesta orgy sex.
Mulanya Andre, mantan
pacarku yang mengajakku
ke pesta ulang tahun Dewi
pacar barunya. Aku yang
memang putus dengan
Andre tapi masih berteman
baik tak menolak. Ternyata
yang terjadi adalah pesta
sambil nonton VCD porno
Barat dan Mandarin, dan
berakhir dengan pesta
orgy sex di kamar Dewi.
Aku memang tidak tabu
melakukan hubungan seks.
Bagiku, asalkan suka sama
suka dan sama-sama
menginginkannya, kenapa
harus ditolak. Aku memang
sudah cukup berumur.
Walaupun demikian, di atas
ranjang, aku tak kalah
dengan wanita-wanita
muda dalam bermain seks
dengan posisi apa pun.
Aku kini tinggal di sebuah
apartemen di Jakarta
Selatan, bersama seorang
adik wanitaku, Yanti, yang
masih kuliah di sebuah
perguruan tinggi swasta di
Jakarta Barat. Aku sendiri
bekerja sebagai asisten
direktur sebuah
perusahaan periklanan di
daerah segitiga emas
Kuningan, Jakarta Selatan.
Aku pindah ke Jakarta
setelah aku selesai kuliah
di Yogyakarta.
Sebelumnya, dari SD
sampai SLTA, aku tinggal di
Solo. Ketika kelas II SMP,
aku mengenal seks
pertama kali. Pacarku yang
saat itu sudah kelas II
SMA,
mengajakku melihat-lihat
majalah porno. Lama-lama
kami berdua mulai
terangsang, namun karena
masih takut melakukan
hubungan seks alias
bersenggama, maka
pacarku itu – namanya
Agus – hanya menjilati
lubang kemaluanku,
sebaliknya aku pun
mengisap batang
kemaluannya sampai Agus
klimaks dan keluar air
maninya.
Ketika aku di SMA, aku
baru mulai berani
bersenggama. Pindah ke
Yogyakarta, aku kost
sekamar dengan Titi.
Temanku ini memang cantik
dan seksi, dan dengan Titi
di Yogyakarta itu aku
mengenal berbagai gaya
bermain seks. Mulai dari
yang biasa, sambil duduk,
bersenggama di kamar
kecil kampusku, sampai
lewat Titi, aku mengenal
anal sex. Titi mengajak
aku berkenalan dengan
temannya keturunan Arab
yang mempunyai batang
kemaluan amat besar. Aku
suka-suka saja disetubuhi
teman Titi itu, sampai
teman Titi – si Arab itu –
yang mengajarkan anal
sex, dengan memasukkan
batang kemaluannya ke
dalam lubang pantatku.
Walaupun sudah pakai
krim, mula-mula terasa
sakit, tetapi lama-lama aku
menyukainya juga.
Ketika pindah ke Jakarta,
aku langsung berkenalan
dengan pria-pria keren
dan merasakan
kehangatan mereka
menyetubuhiku. Kini, dalam
seminggu aku paling
sedikit harus bersenggama
empat kali, mungkin karena
nafsu seksku yang
semakin besar saja. Hanya
saja, sampai saat ini,
adikku Yanti, masih belum
tahu petualangan seks
yang aku lakukan, dan aku
juga tak mau
menceritakannya. Apa
perlunya? Cuma lama-lama
Yanti rupanya tahu sendiri.
Mulanya, hari itu aku
mengajak dua pria yang
kukenal semalam di sebuah
diskotek di Jakarta Pusat,
untuk mampir di apartemen.
Benny dan Hermanto, dua
kenalan baruku itu tak
menolak. Siang hari sekitar
pukul 13.00, keduanya tiba
di apartemenku.
Aku menyambut keduanya
dengan hangat. Kami asyik
berbincang-bincang
mengenai bisnis kami di
bidang periklanan.
Kebetulan keduanya juga
bergerak di bidang
periklanan. Sampai suatu
saat Benny mengatakan
bahwa minggu lalu dia baru
kenalan dengan gadis
cantik calon model iklan di
perusahaannya. Tadi
Benny hanya iseng-iseng
saja menggoda Nindya,
gadis model itu. Namun
rupanya Nindya juga
senang digoda. Di kamar
kerjanya, setelah menutup
rapat pintunya, Benny
menggoda Nindya sambil
berkata, “Payudara kamu
bagus ya, boleh lihat
nggak?”
Nindya ternyata tak
keberatan. Dia melepaskan
blouse dan behanya, dan
terpampanglah di hadapan
Benny, sepasang buah
dada yang ranum dan
indah. Benny kemudian
nekad memegang dan mulai
meremas-remasnya, dan
Nindya diam saja, hanya
sedikit tersenyum. Maka
Benny melancarkan taktik
lainnya, dia membisikkan di
kuping Nindya, “Aku mau
lihat vagina kamu yang
pasti indah dengan bulu-
bulu kemaluannya. Boleh
kan?”
Nindya tersenyum lagi, dan
tanpa ragu-ragu
mengangkat roknya dan
segera melepaskan celana
dalamnya. Lalu Nindya
duduk di sofa ruang kerja
Benny dan mengangkang
kedua kakinya lebar-lebar.
Benny benar-benar
terangsang melihat lubang
kemaluan Nindya yang
kemerahan. Tanpa sadar
Benny melepaskan celana
panjang dan celana
dalamnya. Batang
kemaluannya yang telah
membesar tegang, segera
disambut oleh mulut Nindya
yang mengisapnya penuh
kenikmatan. Akhirnya yang
terjadi adalah
persenggamaan luar biasa.
Aku mendengar cerita
Benny langsung
terangsang dan di depan
Benny serta Hermanto, aku
melepaskan rok dan celana
dalamku, sambil
memperlihatkan lubang
kemaluanku kepada
keduanya,”Kalau punyaku
asyik juga kan?”
Kami segera terlibat dalam
permainan seks yang luar
biasa. Sisa-sisa air mani
Benny dan Hermanto
tertumpah di mana-mana,
termasuk di sofa dan meja
apartemenku. Itulah yang
kemudian dijadikan bukti
oleh adikku Yanti untuk
mengetahui bahwa
ternyata aku senang
bermain seks.
Aku sudah takut, tapi Yanti
menjawab enteng, “Ndak
apa kok, Mbak. Aku juga
senang ngewe sama
pacarku, nanti kalau Mbak
Susi ngewe, aku diajak
juga ya.”
Jadilah sejak saat itu, aku
dan Yanti saling membagi
pengalaman seks kami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar