Jumat, 16 Maret 2012

anakku suamiku seminggu

Sudah seminggu Sandi menjadi suamiku.
Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan
malamku selama seminggu ini. Sandi benar-
benar pemuda yang sangat perkasa, selama
seminggu ini liang vaginaku selalu disiramnya
dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku
menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa
yang ia berikan. Walaupun malam sudah puas
menjilat, menghisap, dan mencium sepasang
payudaraku. Sandi selalu meremasnya lagi jika
ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sich
buat menambah semangat. Aku tak mau
melarang karena aku juga menikmati semua
perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus
merapikann bajuku lagi. Malam itu sekitar jam
setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku
yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi
untuk berganti baju. Sandi meminta aku
mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan
ke sekolah. Setelah selesai berganti pakaian aku
lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja
rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku
lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah.
Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku
langsung bersorak gembira tak sabar menanti
permainan apa lagi yang akan dilakukan Sandi
padaku. Masuk.. Nggak dikunci, panggilku
dengan suara halus. Lalu Sandi masuk dengan
menggunakan T-shirt ketat dan celana putih
sependek paha. Malam ibu... Sudah siap..?
Godanya sambil medekatiku. Sudah sayang...
Jawabku sambil berdiri. Tapi Sandi menahan
pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali
sembil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia
berbisik ketelingaku dengan suara yang halus.
Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya
saya mengintip ibu? Memangnya lewat mana..?
Tanyaku sambil membalikkan setengah badan.
Dengan lembut ia menyentuh daguku dan
mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil
mengecup leherku Sandi berucap. Dari sini bu..
Bisiknya. Dari cermin aku melihat disela-sela
kerah baju yang kukenakan agak terbuka
sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang
berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di
depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru
pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan
mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya
pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.
Tapi toh mereka cuma bisa melihat,
membayangkan dan ingin menyentuhnya
pikirku. Lalu tangan kanan Sandi masuk kecelah
itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan
kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku
satu persatu. Setelah terbuka semua Sandi lalu
membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia
meraih kedua payudaraku yang masih tertutup
BH. Inilah yang membuat saya selalu mengingat
ibu sampai sekarang, Bisiknya ditelingaku sambil
meremas kedua susuku yang masih kencang ini.
Lalu tangan Sandi menggapai daguku dan segera
menempelkan bibir hangatnya padaku dengan
penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal
diam dan segera menyambut sapuan lidah Sandi
dan menyedotnya dengan keras air liur Sandi,
kulilitkan lidahku menyambut lidah Sandi dengan
penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang
keras mengangkat tubuhku dan
membaringkannya ditengah ranjang. Ia lalu
memandang tubuh depanku yang terbuka, dari
cermin aku bisa melihat BH hitam yang
transparan dengan push up bra style. Sehingga
memberikan kesan payudaraku hampir tumpah
meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih
membuat Sandi lebih panas, aku lalu mengelus-
elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih
dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai
pussy yang menyembul mendesak CDku,
karena saat itu aku mengenakan celana mini high
cut style. Sandi tampak terpesona melihat
tingkahku, lalu ia menghampiriku dan
menyambar bibirku yang lembut dan hangat
dan langsung melumatnya. Sementara tangan
kanan Sandi mendarat disembulan payudara
sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut,
diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya
2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya
buah dadaku. Ditekan dan dicarinya puting
susuku, lalu Sandi memilinnya secara halus dan
menariknya perlahan. Perlakuannya itu
membuatku melepas ciuman sandi dan
mendesah, mendesis, menghempaskan
kepalaku kekiri dan kekanan. Selepas tautan
dengan bibir hangatku, Sandi lalu menyapu dagu
dan leherku, sehingga aku meracau menerima
dera kenikmatan itu. Saan... Saann... Kenapa
kamu yang memberikan kenikmatan ini.. Sandi
lalu menghentikan kegiatan mulutnya.
Tangannya segera membuka kaitan bra yang
ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk
dan ibu jari sebelah kanan Sandi, Segera dua
buah gunung kembarku yang masih kencang
dan terawat menyembul keluar menikmati
kebebasan alam yang indah. Lalu Sandi
menempelkan bibir hangatnya pada buah
dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya
sembulan daging segar itu. Secepat itu pula
merambatlah lidahnya pada puting coklat muda
keras, segar menentang ke atas. Sandi
mengulum putingku dengan buas, sesekali
digigit halus dan ditariknya dengan gigi. Aku
hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil
mengangkat badanku seraya melepaskan baju
dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang
telah dibuka Sandi dan kulemparkan kekursi rias.
Dengan giat penuh nafsu Sandi menyedot buah
dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya
meraba dan menjalar kebawah sampai dia
menyentuh CDku dan berhenti digundukan
nikmat yang penuh menentang segar ke atas.
Lalu Sandi merabanya ke arah vertikal, dari atas
kebawah. Melihat CDku yang sudah basah
lembab, ia langsung menurukannya
mendororng dengan kaki kiri dan langsung
membuangnya sampai jatuh ke karpet. Adapun
tangan kanan itu segera mengelus dan
memberikan sentuhan rangsangan pada
memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi
bulu halus terawat adapun dibagian belahan
vagina dan dibagian bawahnya bersih dan
mulus tiada berambut. Rangsangan Sandi
semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.
Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu
terbaang.. Pleaase. Sandi segera membuka
gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya
segera menjulur kebawah dan lidahnya
menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam
lagi mencari kloritasku yang semakin membesar
dan mengeras. Dia menekan dengan penuh
nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan
kebawah. Aku menggelinjang dan teriak tak
tahan menahan orgasme yang akan semakin
mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin
memuntahkan isi buminya. Dengan terengah-
engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku
memegang kepala Sandi dan menekannya
kebawah sambil mengerang. Ssaann.. Aarghh..
Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit
saat menerima ledakan orgasme yang pertama,
magma pun meluap menyemprot ke atas
hidung Sandi yang mancung. Saan.. Ibu keluaa..
aar.. Sann.. Memekku berdenyut kencang dan
mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.
Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu
dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.
Sandi segera bangkit mendekap erat diatas
dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut
getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku
dengan kuatnya dan aku menyambutnya
dengan tautan garang, kuserap lidah Sandi
dalam rongga mulutku yang indah. Tubuhku
tergolek tak berdaya sesaat, Sandipun
mencumbuku dengan mesra sambil tangannya
mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus,
seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi
dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta.
Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa
kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi
kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan.
Setelah merasa aku cukup beristirahat Sandi
mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku
segera bangkit dan medorong belahan badan
Sandi yang berada diatasku. Kudekatkan
kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati
pipinya, kemudian menjalar kekupingnya.
Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga
Sandi, sehingga ia meronta menahan gairahnya.
Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing
susu kiri Sandi yang berambut, Kubelai dada
Sandi yang bidang berotot sedang tangan
kananku memainkan puting yang sebelah kiri.
Mengelinjang Sandi mendapat sentuhan yang
menyengat dititik rawannya yang merambat
gairahnya itu, sandipun mengerang dan
mendesah. Kegiatanku semakin memanas
dengan menurunkan sapuan lidah sambil
tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan
lubang pusar Sandi ditekan kebawah dfan
kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut
bawah Sandi sampai akhirnya kekemaluan Sandi
yang sudah membesar dan mengeras. Kuelus
lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan
Sandi yang menentang ke atas, berwarna
kemerahan kontras dengan kulit sandi yang
putih kepalanya pun telah berbening air birahi.
Melihat keadaan yang sudah menggairahkan
tersebut aku menjadi tak sabar dan segera
kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol
Sandi dengan penuh gelor nafsu, kusapu kepala
kontol dengan cermat, kuhisap lubang air
seninya sehingga membuat Sandi memutar
kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-
dongkakkan kepalanya menahan keikmatan yang
sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak
kepalaku. Buuu.. Dera nikmat darimu tak
tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya,
Sandi mengerang. Aku tidak menjawabnya,
hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya
satu ke arah Sandi yang sedang kelejotan.
Sukmanya sedang terbang melayang kealam
raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi.
Adapun tanganku memijit dan mengocoknya
dengan ritme yang pelan dan semakin cepat,
sementara lidahku menjilati seluruh permukaan
kepala kontol tersebut. Termasuk dibagian urat
yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat
dengan penuh nafsu birahi. Sadar akan keadaan
Sandi yang semakin mendaki puncak
kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang.
Denyutan memekku telah mempengaruhi
deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan
kontol Sandi dan segera kuposisikan tubuhku
diatas tubuh Sandi menghadap kekakinya. Dan
kumasukkan kontol Sandi yang keras dan
menengang ke dalam relung nikmatku. Segera
kuputar memompanya naik turun sambil
menekan dan memijat dengan otot vagina
sekuat tenaga. Ritme gerakanpun kutambah
sampai kecepatan maksimal. Sandi berteriak,
sementara aku pun terfokus menikmati dera
kenikmatan gesekan kontol sandi yang
menggesek G-spotku berulang kali sehingga
menimbulkan dera kenikmatan yang indah
sekali. Tangan Sandipun tak tinggal diam
diremasnya pantatku yang bulat montok indah,
dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati
dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya
kami berdua berteriak. Buu Dennook.. Aku tak
kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu..
Denyutan diujung kontolku sudah tak
tertahankan Ibu pandai... Ibu liaarr... Ibu
membuatku melayang.. Aku mau keluarr . Lalu
Sandi memintaku untuk memutar badan
manghadap pada dirinya dan dibalikkannya
tubuhku sehingga. Sekarang aku berada
dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi,
lalu Sandi menaikkan kedua kakiku kebahunya
kemudian ia bersimpuh di depan memekku.
Sambil mengayun dan memompa kontolnya
dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat
bagaimana wajah Sandi yang tak tahan lagi akan
denyutan diujung kontol yang semakin
mendesak seakan mau meledak. Buu... Pleaass..
See.. Aku akaan meleedaaakkh! Tungguu Saan..
Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita
sama-sama yaa.. Akhirnya... Cret.. Cret.. Cret tak
tertahankan lagi bendungan Sandi jebol
memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara
bersamaan akupun mendengus dan
meneriakkan erangan kenikmatan. Segera
kusambar bibir sandi, kukulum dengan hangat
dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut
Sandi. Kudekap badan Sandi yang sama
mengejang, basah badan Sandi dengan peluh
menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai
didadaku sambil menikmati denyut vaginaku
yang kencang menyambut orgasme yang
nikmat yang selama ini kurindukan. Lalu Sandi
membelai rambutku dengan penuh kasih sayang
kemudian mengecup keningku. Buu.. Thank
you, i love you so much.. Terus berikan
kenikmatan seperti ini untukku ya.. Bisiknya
lembut. Aku hanya mengangguk perlahan,
setelah memberikan ciuman selamat tidur aku
memeluknya dan langsung terlelap. Karena
besok aku harus masuk kerja dan masih banyak
lagi petualangan penuh kenikmatan yang akan
kami lalui.

Tidak ada komentar: