Sejenak aku terlibat perang mulut di
halaman parkir suatu Mall dengan seorang
wanita muda yang sebenarnya sudah jadi
temanku sejak kecil. Bahkan ayah kami teman
akrab. Cuma dari dulu aku dan dia kerjanya
beranteeeem mulu. Trus selalu bersaing di
hampir semua bidang. Sama2 stubborn. Ga ada
yang mau ngalah. Oh iya, cewe yang kumaksud
namanya Hana. Umurnya 22 tahun, sama
denganku dan juga bekerja di perusahaan yang
sama denganku. Orangnya Cantik, manis, dan
kulitnya juga putih bersih. Dulu aku ngeledek dia
dengan julukan "Papan gilesan", abis bodinya
datar banget. Tapi semenjak SMA, aku ga bisa
lagi ngejulukin dia kayak gitu lagi. Soalnya
bodinya jadi montok sana sini. Bahkan kalo
ngeliat sekilas aja, rasanya bedilku langsung naik.
Padahal kalo dulu, pengen ngeliatpun nggak.
Tapi biarpun gitu, sebenarnya aku sudah lama
juga memendam rasa cinta ke Hana. Tapi dasar
apes, aku telat beberapa langkah. Dia sekarang
pacaran sama Yota, yang notabene adalah
musuh gengku waktu SMA dulu. Kayaknya poin
yang bikin aku kalah saing adalah, Yota itu
ortunya tajir abis. Biarpun ortuku juga lumayan
tajir, tapi tetap aja ga setajir ortunya Yota. Dan
kelihatannyanya, Hana juga ga ada nyimpan
perasaan apa2 buatku. Tapi tetap aja aku ga bisa
ngilangin rasa cintaku ke dia. Tapi suatu hari, ada
peristiwa yang benar2 merubah hidupku dan
Hana. Ayahnya Hana tiba2 jatuh sakit, dan
lumayan parah. Sudah dibawa berobat sana-sini,
tetap aja kondisinya tak membaik. Kabarnya
karena komplikasi. Dan akhirnya sampai pada
suatu saat Om Santo (ayah Hana) seperti sudah
berada di ujung nyawanya. Seluruh keluarganya
larut dalam haru. Hana, ibunya, dan adik2nya.
Bahkan keluargaku yang ikut menjengukpun
juga. Aku hanya bisa terdiam dan turut sedih
melihat kondisi om Santo. Soalnya orangnya
sudah begitu baik padaku bahkan sejak aku kecil
dulu. Om Santo (OS) : Papa udah ga kuat lagi,
Ma...! Tante Santo (TS) : Papa jangan ngomong
gitu, dong Pa...Mama juga ga kuat jadinya. OS :
Tapi bener2 sakit rasanya, Ma...kayaknya waktu
Papa udah ga lama. Hana : Papa jangan
ngomong gitu, dong. Hana belum siap pisah
dari Papa. OS : Ah, Hana. Manusia pasti akan
mati, toh. Tapi paling tidak, kamu mau, kan
mengikuti satu aja permintaan Papa. Jadi kalo
papa pergi pun sedikit ringan jadinya. Hana : Apa
permintaan Papa? Hana pasti turutin, kok. OS :
Janji? Hana : Janji, Pa! OS : Menikahlah dengan
Joshua (aku...)! Hana kaget buka kepalang.
Apalagi aku!. Bahkan sepertinya semua orang di
ruangan itu ikut kaget. Hana : Tapi, pa! Hana,
kan... OS : uups...kamu, kan udah janji bakal
nurutin semua keinginan Papa. Papa sudah dari
dulu ingin menjadikan Joshua sebagai menantu
Papa. Orang yang bakat gantiin papa ngurusin
kamu. Kamu mau, kan, Josh! Josh :
Eeemm...anu...Kalo memang itu keinginan
terbesar Om, aku pasti nurutin, kok Om! OS :
hoo...bagus lah... Kulihat Hana hanya tertunduk
sambil menangis. Aku bisa paham kalau dia tidak
menginginkan hal ini. Tapi mau bagaimana lagi.
Ini permintaan terakhir Papanya. Kemudian Om
Santo tertidur karena lelah. Kami semua disuruh
perawat untuk keluar ruangan agar Om Santo
bisa lebih santai. Di luar, keluargaku dan keluarga
Hana tampak merundingkan hal tadi. Sementara
terjadi perbincangan antara aku dan Hana. Hana :
Josh! Aku sama sekali ga mau nikah sama kamu!
Ini cuma karena Permintaan terakhir papaku aja!
Jadi jangan harap aku bakal jadi cinta sama kamu
Josh : Hoi hoi...emangnya aku mau nikah sama
kamu!! Aku mau juga karena Om Santo yang
minta! Hana : Oke!! jadi kalo gitu setelah 4 bulan
Nikah, Aku bakal Minta cerai sama kamu! Kalo
perlu langsung talak tiga! Josh : (Kaget...)
Terserah!!! Sebenarnya aku langsung uring-
uringan mendengar permintaan Hana. Padahal
kesempatan hanya satu kali ini. Aku bisa bersatu
dengan orang yang kucinta. Aku harus segera
menyusun rencana agar Hana tidak lepas dariku.
Suasana jadi sedikit kacau. Aku dan keluargaku
sibuk mempersiapkan segala keperluan
pernikahan. Sedangkan Hana bertengkar dengan
Pacarnya. Tapi setelah dia menjelaskan
rencananya, keadaan mereka kembali mereda.
Pernikahanpun dilakukan didepan Om Santo
yang kondisinya semakin memburuk, dengan
harapan, hal ini akan membuat kondisinya
membaik. Selama akad nikah dan resepsi, Hana
sama sekali tidak tersenyum. Padahal aku sudah
menyuruhnya senyum, soalnya takut ga enak
diliat tamu, tapi dia ga peduli. Anehnya, setelah
pernikahan kami, kondisi Om Santo naik drastis.
Sekarang bahkan sudah bisa duduk dan
memberi restu kepada kami. Tiba malam
pertama, Malam yang kutunggu-tunggu. Hana :
Iiiiihh...Apaan sih nempel-nempel...sana!!! Josh :
yeee...kamu yang apaan! kita ini kan suami
istri...Jadi kalo malam pertama gini ya lakukan
yang selayaknya suami istri lakukan. Hana : Ih!!
Ga sudi!! Eh, ingat ya...kita ini cuma nikah pura2.
Toh ga lama aku bakal cerein kamu! Aku tidak
mendengarkan ucapannya. Aku tetap
memaksanya melayaniku, tapi dia juga
bersikeras menolak. Akhirnya aku kesal lalu pergi
keluar kamar. Aku hanya duduk di balkon sambil
merokok. Hal ini sudah berlangsung selama
seminggu. Om Santo sudah pulang ke rumah.
Tapi kali ini dia menginap dirumahku, biarpun
hanya bisa berada ditempat tidur saja. Karena
menganggap Om Santo lebih berpengalaman,
akupun minta Advise om Santo. Aku
menceritakan semua keluhanku. Dan Om Santo
yang sekarang kupanggil Papa juga memberiku
berbagai saran yang sebenarnya sudah
kulaksanakan tapi tetap tak berhasil. Josh :
Pa...kalo aku sedikit kasar sama Hana gimana?
OS : eh, jangan! Ga boleh kasar sama Istri! Josh :
Bukan gitu Pa. Maksudnya kalo aku sedikit lebih
maksa dengan sedikit kenekatan gimana? OS :
Tapi kamu ga sampe ngelukain istri kamu, kan?!
Josh : Ya ga lah Pa! OS : Oke...terserah kamu lah,
Nak...Yang penting nantinya dia bisa dekat sama
kamu. Josh : Oke, Pa...Makasih. Malam ini aku
sengaja tidak mendekati Hana sama sekali. Esok
malamnya aku kembali memintanya
melayaniku. Dan lagi2 dia menolak. Aku
tersenyum sinis. Segera kukunci pintu kamar,
dan aku kembali mendekati Hana. Kali ini aku
membekap dan menahan tubuhnya erat2. Lalu
Aku ambil selendang yang kutaroh di sakuku
dan kugunakan untuk mengikat tangannya ke
besi kepala tempat tidur. Josh :
Hokeee...Sekarang kamu ga bisa apa2, kan?!
Hana : Josh! Kamu mau apa?! Lepasin aku!! Ato
aku bakal teriak!!! Josh : Teriak?! haha...mau teriak
apa?! "Aku Diperkosa!" gitu? Semua orang sekitar
sini juga tau kalo kita suami istri...!! Hana :
Pokoknya lepasin aku!! Aku ga sudi kalo harus
ngelayani kamu! Josh : Kamu bilang ga mau pun
sekarang kamu ga bisa apa2! Terima aja!!! Aku
mulai menindih tubuhnya dan mencoba
mencium bibirnya. Hana terus menghindar. Aku
menggenggam kepalanya agar tidak bergerak
dan mencium bibirnya. Aku melumat bibirnya
dengan penuh Napsu! Ciumanku turun ke leher.
Hana mulai sedikit mendesah. "nggghh...Josh,
jangan...plis josh!...ngghh". Sementara mulutku
bermain di lehernya, tanganku mulai bermain di
dadanya. Aku meremas2 dadanya dengan kedua
tanganku. Desahan Hana makin menjadi-jadi.
Kemudian dengan sedikit kasar aku merobek
piyamanya. Ternyata Hana tidak memakai Bra.
Dada Bulat padat nan indah itu kini terpampang
di depan mukaku. Aku mulai memainkan
putingnya yang merah muda itu dengan jariku.
Dan kadang sedikit ku pilin. Lalu aku mulai
menjilati dan menciumi daerah sekitar
putingnya. Trus aku menjilati putingnya dan
menghisapnya seperti bayi.
"aaaaahhhh...mmmmmhh...jangan, josh!
pliiiss...mmmhh...". Hana terus berusaha
menyuruhku berhenti meskipun desahannya
semakin kuat dan semakin menaikkan napsuku.
Aku berpindah dari dada yang kiri ke dada yang
kanan. Sementara itu tangan kananku mulai
merogoh ke dalam celananya. Hana berusaha
menahan dengan menjepit-jepitkan pahanya.
Tapi itu justru membuatku lebih bersemangat
lagi. Vaginanya terasa basah dan hangat.
"Ah...kamu ini...nolak2 tapi basah juga!", kataku
kepadanya. Hana hanya diam dan mulai
meneteskan air mata. Kutarik tanganku keluar
dari celananya. Akupun menarik celananya ke
bawah dan melemparnya entah kemana. Dan
ternyata, hana juga tidak pakai celana dalam.
Sehingga Vaginanya yang mulai menyembul
terlihat jelas. Hana Lalu menutupinya dengan
mengapit kedua pahanya. Aku tersenyum
kepadanya lalu membuka kakinya kembali. Aku
mulai menjilati bagian belakang lututnya. Hana
tampak menikmati. Lalu jilatanku terus turun ke
Paha dan Sampai ke Vaginanya. Aku memainkan
Klitorisnya dengan Hidungku. Lalu menjilatinya.
Tubuh Hana mulai kejang. Desahannya tertahan
dan dia sedikit menaik-naikkan pinggulnya. Aku
semakin bersemangat melihatnya. Tak hanya
menjilati, aku bahkan menghisap-hisap
Vaginanya. Puas dengan vaginanya, Aku segera
bangkit dan membuka baju kaosku. Hana sedikit
kaget melihat bodiku. Memang, sih aku rajin
fitness juga dengan teman satu gengku. Akupun
menurunkan resleting celanaku, lalu membuka
celanaku beserta celana dalamnya. Penisku
sudah tegang dan terhunus ke depan. Kali ini
Hana lebih kaget lagi. Ia berusaha menarik
tubuhnya ke atas, dan menutupi vaginanya
dengan kakinya. Aku menyusulnya lalu
melebarkan kembali kakinya. Hana Berusaha
berontak. "Josh! Aku bener2 Mohon, Josh!
Jangan!! aaaaaaaahhhhhh!!". Aku terlanjur
menusukkan Penisku ke dalam Vaginanya.
Vaginanya terasa sangat sempit. Aku merasakan
kenikmatan yang sangat besar, sementara Hana
terus berteriak. Kulihat kembali ke bawah.
Tampak darah merembes keluar. Jelas aja aku
kaget. Masa bos preman kayak Yota tak bisa
merebut keperawanan Hana. Aku betul2 senang.
Aku mulai menggerakkan pinggulku. Hana
kembali mendesah. Sedikit demi sedikit aku
menaikkan kecepatan pinggulku.
"ngaaaaaaaahhh....aaaaaaaaaahhhh...jooooshh...
". Kali ini Hana hanya mendesah tanpa
memintaku untuk berhenti. Perlahan tapi pasti
aku mencapai kecepatan maksimal. Kalo
dihitung, Hana sudah 3 kali kubuat orgasme.
Olahraga rutin membuat staminaku cukup besar
dan tahan lama. Setelah sekitar 45 menit aku
terus menggenjot Vaginanya. Hana seperti
kehilangan kesadarannya. Akupun akhirnya
sampai pada batasku. Genjotanku semakin
kencang, dan akhirnya spermaku menyemprot
deras keluar memenuhi Vaginanya, bahkan ada
yang merembes keluar. Badanku sedikit lemas
dan aku menjatuhkan badanku disamping Hana.
Aku melepas ikatannya lalu menciumnya dan
berkata, "Hei...kita bakal punya anak...!". Air
matanya semakin keluar lalu ia memalingkan
wajahnya dariku dan menangis. Aku hanya bisa
terdiam. Yang kulakukan tetap tak mengubah
sikapnya. Kemudian aku sedikit menjauh dan
kemudian tidur. Esok paginya aku segera siap2
pergi ke kantor. Jatah cuti dua minggu yang
diberikan atasanku tidak kuambil penuh karena
toh aku tak bisa bersenang-senang. Aku
menelfon atasanku dan mengatakan aku akan
masuk kerja hari ini. Atasanku sedikit heran. Om
Santo yang rencananya akan pulang pagi ini pun
menanyakan hal itu. OS : Gimana, josh...? Josh :
haaah (menghela nafas)...kayaknya ga berhasil,
Pa! Dia tetap aja ga keliatan senang... OS : Ya
udah sabar aja...nanti juga mau tak mau dia
bakal deket sama kamu. Papa juga dulu sedikit
maksa sama mamanya Hana, kok. Dan
hasilnya... Josh : oh..haha...gitu ya Pa. Ya udah,
hati2 di jalan, ya, Pa! Papa dan mamaku
mengantar Om santo dan istrinya pulang. Dan
aku bersiap pergi ke kantor. Tapi ketika aku
melintas di depan kamarku, Hana yang hanya
mengenakan piyama tanpa celana berdiri
didepan pintu dan terus menatapku. Josh :
hei...yang tadi malam, maaf ya. Aku udah kasar.
Tenang aja, aku juga bakal ngurus perceraian itu,
kok. Akupun segera berbalik hendak keluar
rumah. Tapi tiba2 Hana memelukku dari
belakang. Pelukannya semakin erat dan diapun
menangis. Hana : Seharusnya aku yang minta
maaf, Josh! Aku bener2 bodoh! Aku dari kemarin
terus berusaha menjauh darimu, padahal aku ini
Istrimu. Aku tau kamu betul2 cinta sama aku.
Tapi aku terus mengharap orang yang belum
tentu cintanya kayak kamu...maaf, ya Josh...Aku
ga mau kamu ceraikan...Aku mau jadi istri yang
baik buat kamu. Aku terdiam dan betul2 senang
mendengar kata2nya. Josh : Hanaa...ga usah
kayak gitu banget. Aku maafin kamu, kok. Oke,
aku ga bakal cerein kamu. Tapi gimana dengan
Yota? Hana : Itu bisa kuurus, kok... Josh : oke
deh... Akupun mencium bibirnya dan sejenak
kami larut dalam ciuman itu. Hana : Eh, udah
mau ngantor? Bukannya masih ada 5 hari lagi?
Josh : ah, rencananya sih emang pengen
ngantor hari ini. Hana : Aku bikinin teh dulu, ya...
Josh : Oh...boleh2... Aku betul2 senang. Hana
sudah mulai berusaha jadi istri sepenuhnya. Aku
hanya memperhatikan Hana meracik teh
untukku dari meja makan. Melihat bodinya yang
hanya berbalut piyama tipis tanpa bawahan dari
belakang membuat napsuku tiba2 naik. Setelah
selesai meracik tehnya, Hana tak segera
menghantarkannya padaku, ia hanya
memegang cangkir berisi teh hangat itu dan
tersenyum menggodaku dari meja dapur itu.
Aku jadi makin ga tahan. Hana lalu meletakkan
tehnya kembali ke meja dapur, lalu ia naik dan
duduk di atas meja dapur dengan posisi kaki
menyilang. Ia menumpu satu tangannya ke
belakang dan tangan satunya mulai membuka
kancing piyamanya satu persatu dari atas sambil
senyum2 menggodaku. UAAAAAARRRHHH!!!
Aku udah ga tahaaaaaaaaaaann!!! Akupun segera
menyambar Hana! dan kayaknya hari ini musti
bolos ngantor. Sisa cuti 5 hari ini akan kuminta
kembali kepada bosku dan harus kugunakan
sebaik-baiknya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar