Jumat, 16 Maret 2012

ibu kost

Sudah hampir setahun Zaki tinggal di tempat
kost bu Lily. Bisa tinggal di tempat kost ini
awalnya secara tidak sengaja ketemu bu Lily di
pasar. Waktu itu bu Lily kecopetan, trus teriak
dan kebetulan Zaki yang ikut menolong
menangkap copet dan mengembalikan dompet
bu Lily. Trus ngobrol sebentar, kebetulan Zaki
lagi cari tempat kost yang baru dan bu Lily
mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di
bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah
jadi deh tinggal di kost-an bu Lily. Bu Lily
lumayan baik terhadap Zaki, kelewat baik malah,
karena sampai saat ini Zaki sudah telat bayar
kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lily masih adem-
adem aja. Mungkin masih teringat pertolongan
waktu itu. Tapi justru Zaki yang gak enak, tapi
mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya
Zaki lebih banyak menghindar untuk ketemu
langsung dengan bu Lily. Sampai satu hari ……
waktu itu masih sore jam 4. Zaki masih tidur-
tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat
kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di
dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok …
tok..tok..tok.. lalu suara bu Lily yang manggil,
”Zack…Zaki… ada di dalem gak ?” Sontak Zaki
bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa
kamar nie, pikir Zaki. Dengan cepat meraih
handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga
bu Lily pergi sendiri. Setelah masuk kamar
mandi kembali terdengar suara bu Lily, ” Zaki lagi
tidur ya..?” dan dari kamar mandi Zaki menyahut
sedikit teriak, ” lagi mandi bu….” Sesaat tidak ada
sahutan, tapi kemudian suara bu Lily jadi dekat,
”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu tunggu di sini
ya …” eh ternyata masuk ke kamar, Zaki tadi gak
mengunci pintu. “busyet dah, terpaksa bener-
bener harus mandi nie, ”pikir Zaki. Sekitar lima
belas menit Zaki di kamar mandi, sengaja
mandinya agak dilamain dengan maksud siapa
tau bu Lily bosan trus gak jadi nunggu. Tapi
rasanya percuma lama-lama toh bu Lily
sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar
juga Zaki dari kamar mandi, dengan hanya
handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai
celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil
karena terburu-buru. Bu Lily tersenyum manis
melihat Zaki yang salah tingkah, ”lama juga
kamu mandi ya Zack …” bu Lily membuka
pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya
…” gurau bu Lily sambil sejenak melirik dada
bidang Zaki. “ah ibu bisa aja … biasa aja kok bu..,
oia ada apa ya bu.. ?” jawab Zaki sekenanya saja
sambil mengambil duduk di pinggiran tempat
tidur. Bu Lily mendekat dan duduk di samping
Zaki, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa
kamarmu dah telat 3 bulan lho … trus mau
ngobrol- ngobrol aja sama kamu, kan dah lama
gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu …”ucap bu
Lily. Zaki jadi kikuk, ”wahduh … kalo uang
sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu?
Soalnya lagi seret nie …” jawab Zaki dengan
sedikit memohon. Bu Lily terlihat sedikit
berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan
lama-lama ya … emang uangmu di pakai untuk
apa sie ?” terlihat bu Lily sedikit menyelidik.
“hmmm… pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat
kurang senang. “ah nggak juga kok bu ….. saya
emang lagi ada keperluan, ” jawab Zaki hati-hati
melihat raut wajah bu Lily yang kurang senang.
“huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya,
apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi
di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku
….”keluh bu Lily dengan nada kesal. Waduh
nampaknya bu Lily lagi marahan nie sama
suaminya, jangan-jangan amarahnya
ditumpahkan pula sama Zaki. Dengan cepat Zaki
menjawab, ”tapi saya janji kok bu, akan saya
lunasi kok …” “hhhhh….”bu Lily menghela
nafas,”udahlah Zack, gak apa-apa kok, gak di
bayar juga kalo buat kamu ga masalah … ibu
Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma
perhatiannya sama Marni terus … aku seperti gak
dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh
lebih muda ya. ” sedikit penjelasan bahwa bu Lily
ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri
keduanya bu Marni. Dan sekarang sepertinya pak
Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu
lagi bersama bu Marni dan bu Lily tampaknya
udah mulai kesepian nie “wah kalo masalah
keluarga sie aku kurang paham bu …. “jawab
Zaki kikuk “gak apa-apa Zack, ibu hanya mau
curhat aja sama kamu … boleh kan Zack?” suara
bu Lily sendu. Agak lama terdiam, terdengar
tarikan nafas bu Lily terasa berat, dan sedikit
sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie,
gawat dong pikir Zaki. “udah bu jangan terlalu
dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok,
kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu
Marni,”Zaki bermaksud menghibur. “ah kamu
Zack … emang ibu masih cantik menurutmu ?”
bu Lily menatap sendu ke arah Zaki, terlihat dua
butir air mata mengalir di pipinya. Uhh …. ingin
rasanya Zaki menghapus air mata itu, pak Kardi
emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok
seperti ini dianggurin sie, coba Zaki bisa berbuat
sesuatu … busyet… Zaki memaki dalam hati…
“kenapa otak gwa jadi kotor gini. ” Dengan
sedikit gugup Zaki menjawab, ”mmm…eee…iya
kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis
mungkin aku yang duluan tergoda. ” Uupsss ….
Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-
kata yang menggoda yang keluar dari mulut …
gerutu Zaki dalam hati. Zaki jadi panik, jangan-
jangan bu Lily marah dengan ucapan Zaki. Tapi
ternyata Zaki salah, karena bu Lily tersenyum,
manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan
rapi, ”ih Zaki bisa aja menghibur …. Iya juga sie,
kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja
suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie
…” rona wajah bu Lily berubah sedih lagi, ”kalo
menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik
lagi …?” sambil berdiri dan memperhatikan
tubuhnya kemudian menatap Zaki minta
penilaian. Terang aja Zaki makin kikuk,”wah aku
mau ngomong apa ya bu …? Takutnya nanti di
bilang lancang lho … tapi kalo mau jujur …. Ibu
cantik banget, seperti masih 30an deh. ” Bu Lily
tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm..
kamu ada-ada aja saja … ibu udah 43 lho..
emang Zaki liat dari mananya bisa bilang
begitu ?” Zaki jadi cengar cengir, ” ….itu penilaian
laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.” Bu Lily
kembali duduk mendekat, sekarang malah
sangat dekat hampir merapat ke Zaki sambil
berkata, ” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja …”
Nafas Zaki terasa sesak, badan nya terasa panas
dingin menghadapi tatapan bu Lily, matanya
indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat
kemudian Zaki mengalihkan pandangan ke arah
tubuh bu Lily mencari alasan penilaian tadi, uups
baru deh Zaki memperhatikan bahwa bu Lily
memakai baju terusan seperti daster tapi dengan
lengan yang berupa tali dan diikat simpul di
bahunya. Hmmm .. kulit itu mulus kuning
langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling
bertumpuk di bahu, pandangan Zaki beralih ke
bagian depan uupss … terlihat belahan dada
yang hmmm … sepertinya buah dada itu
lumayan besar. Sentuhan lembut tangan bu Lily
di paha Zaki yang masih dibungkus handuk
cepat menyadarkan Zaki. Dengan penuh selidik
bu Lily bertanya, ”lho… kok jadi bengong sie..?
apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an
…” Zaki sedikit tergagap karena merasa ketahuan
terlalu lama memandangi tubuh bu Lily,
”mmm… eeemm.. ibu benar- benar masih
cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat
menggoda …” Tidak ada jawaban dari mulut bu
Lily, hanya pandangan mata yang kini saling
beradu, saling tatap untuk beberapa saat … dan
seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Lily
makin mendekat, dengan bibir yang semakin
merekah. Zaki pun seakan terbawa suasana, dan
tanpa komando lagi, Zaki menyambut bibir
merah bu Lily, desahan nafas mulai terasa berat
hhhh …hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat,
bu Lily menjulurkan lidahnya masuk menerobos
ke mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah
Zaki sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan
kemudian deru nafas semakin berat terasa.
Dengan naluri yang alami, tangan Zaki
merambat naik ke bahu bu Lily, dengan sekali
tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut
dan dengan lembut Zaki meraba bahu bu Lily
sampai ke lehernya…. Kemudian turun ke arah
dada, dengan remasan lembut Zaki meremas
payudara yang masih terbungkus bra itu.
“hhhhh…hhhh” nafas bu Lily mulai terasa
menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai
memuncak. Jemari lentik bu Lily tak ketinggalan
meraba dan mengelus lembut dada Zaki …
melingkari pinggang Zaki, mencari lipatan
handuk, hendak membukanya … Uupps…. Zaki
tersentak dan sadar ….,”ups…hhh… maaf bu …
maaf bu … saya terbawa suasana ….” Zaki
tertunduk tak berani menatap bu Lily sambil
merapikan kembali handuknya, baru kemudian
dengan sedikit takut melihat ke arah bu Lily.
Terlihat bu Lily pun agak tersentak, tapi tidak
berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh
bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan
terbuka. Pemandangan yang menakjubkan.
“napa Zack … kita sudah memulainya… dan
kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu
yang lama terpendam … kamu harus
menyelesaikannya Zack …” tatapan bu Lily
terlihat semakin sendu … “mmm… ibu gak
marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu …
bisa gawat dong… pak Kardi juga bisa marah
besar bu…” jawab Zaki. Tanpa menjawab bu Lily
bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan
pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai
jadi melorot jatuh ke lantai. Zaki terpana melihat
tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan
bokongnya namun itu malah menambah seksi
lekuk tubuh bu Lily. Kemudian dengan tenang bu
Lily melangkah ke arah pintu kamar dan
menguncinya. Saat berjalan membelakangi Zaki
itu nampak gerakan bokong bu Lily naik turun,
dan perasaan Zaki semakin tegang dengan nafsu
yang semakin tak tertahankan, demikian juga
saat bu Lily berbalik dan melangkah kembali
menuju tempat tidur, Zaki tidak melepaskan
sedikit pun gerakan bu Lily. Sampai bu Lily
berdiri dekat di depan Zaki dan berkata,
”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak ada
yang akan mengganggu….” Zaki tidak langsung
menjawab, menghidupkan tape dengan suara
yang agak besar, setidaknya untuk
menyamarkan suara yang ada di ruangan. Bu
Lily kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan
membuka bra yang digunakannya. Zaki
mendekat dan duduk di samping bu Lily …
hmmm… nampak payudara itu masih montok
dan kenyal, ingin Zaki langsung melahap dengan
mulut dan menjilatnya. Bu Lily yang memulai
gerakan dengan melingkarkan lengannya ke
leher Zaki, menarik wajah dan langsung
melumat bibir Zaki dengan nafsu yang
membara. Zaki membalas dengan tidak kalah
sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah
bu Lily, tangan Zaki meremas payudara montok
milik bu Lily. Desahan nafas menderu di seputar
ruangan, diselingi alunan musik menambah
gairah. Setelah beberapa saat, bu Lily
mendorong lembut badan Zaki, menyudahi
pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas
yang memburu. Zaki mendorong lembut tubuh
bu Lily, berbaring terlentang dengan kaki tetap
menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang
penuh dengan gunung kembar itu seakan
menantang dengan puting yang telah tegang.
Tanpa menunggu lagi Zaki melaksanakan
tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai
dari lembah antara, melingkari dan menuju
puncak puting. Dengan gemas Zaki menyedot
dan memainkan puting susu itu sambil tangan
meremas payudara kembarannya …………………
“HHHH…. AHHH….MMMH….”suara bu Lily mulai
kencang terdengar, desahan-desahan nikmat
yang semakin menggairahkan. Zaki melanjutkan
penjelajahan dengan menyusuri lembah
payudara menuju perut dan sebentar
memainkan lidah pada udel bu Lily yang
menggelinjang kegelian. Zaki menghentikan
penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan
menarik celana dalam bu Lily, melepaskan dan
membuang ke lantai. Dengan spontan bu Lily
mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan
memuka lebar pahanya, terlihat gundukan
vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi.
Zaki mulai kembali aksi dengan menjilati
menyusuri paha bu Lily yang halus mulus, terus
mendekat ke selangkangan menemui bibir
vagina yang mulai mengeluarkan cairan
senggama. Tanpa menunggu lama, Zaki
menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya
dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang
bibir vagina bu Lily dan sesekali menggetarkan
lidah pada klitorisnya yang membuat bu Lily
mengerang kenikmatan, ”AHHHH…. MMMMH…
HHH… Zack….UHH…”desahan birahi yang
memuncak dari bu Lily membuat Zaki semakin
bersemangat dan sesekali lidah di julurkan
mencoba masuk ke liang senggama yang
menanti pemenuhan itu. Setelah beberapa menit
Zaki mengeksplorasi liang kewanitaan itu,
nampaknya bu Lily tidak sabar lagi menuntut
pemenuhan hasrat birahinya,”Zack…. Ayo
sayang… masukkin Zack … hhhh…mmmmh.”
Suara bu Lily ditingkahi desahan-desahan yang
semakin kencang. Dengan tenang Zaki
menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap
bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali
tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang
dan bebas mengacung penis dengan bagian
kepala yang merah mengkilap. Bu Lily semakin
membuka lebar pahanya, besiap menanti
pemenuhan terhadap liang wanitanya. Zaki naik
ke tempat tidur dan langsung mengarahkan
batang penis ke arah vagina bu Lily yang dengan
sigap lansung meraih dan meremas batang
kemaluan Zaki dan membantu mengarahkannya
tepat ke liang vaginanya. Dengan sekali
dorongan penis Zaki amblas sampai
setengahnya. Zaki menahan gerakan sebentar
menikmati prosesi masuknya penis yang
disambut desahan bu Lily, ” AHHH….TERUSKAN
ZACK….AHHH.” kemudian dengan meresapi
masuknya penis sampai sedalam- dalamnya.
Setelah dorongan pertama dan batang zakar
yang masuk seluruhnya barulah Zaki memompa
menaik turunkan pantat dengan irama beraturan
seakan mengikuti irama musik yang terasa
semakin menggebu dan hot. Zaki bertumpu
pada kedua siku lengan sedangkan bu Lily
mencengkam punggung Zaki, meresapi
dorongan dan tarikan penis yang bergerak
nikmat di liang senggamanya. Suara desahan
bercampur aduk dengan alunan musik dan
peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh,
”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak hentinya
desahan meluncur dari bibir Zaki dan bu Lily.
Sesaat Zaki menghentikan gerakan untuk
mencoba mengambil nafas segar, bu Lily
memeluk Zaki dan menggulingkan badan tanpa
melepas penis yang tetap berada di liang
vaginanya. Dengan posisi di atas dan setengah
berjongkok, bu Lily memompa dan
menaikturunkan pantatnya dengan badan
bertumpu pada lengan. Sesekali bu Lily memutar
pantatnya dan kemudian memasukkan batang
zakar Zaki lebih dalam. Zaki tak diam saja, tangan
meremas kedua payudara yang menggantung
bebas dan menarik-narik puting susu bu Lily.
Suasana makin membara dengan peluh yang
bercucuran, sampai saat bu Lily seperti tak
sanggup melanjutkan pompaan karena birahi
yang hendak mencapai puncak pemenuhan.
Dengan sigap Zaki membalikkan posisi, bu Lily
kembali berada di bawah, dengan mempercepat
tempo dorongan Zaki meneruskan
pertempuran. “Zack…AHH..AH..AH..UH… TERUS
ZACK…. AHHH…AHH IBU SAMPAI…
ZACK….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah
teriakan tertahan bu Lily mengatup bibirnya
menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya
sedikit bergetar. Zaki merasa vagina yang
mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti
menyedot zakarnya.Zaki menikmatinya dengan
memutar –mutar pantatnya dan memasukkan
lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada
dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya,
semakin besar dan sesaat Zaki kembali
mendorong batangnya dengan cepat dan saat
terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan
melepaskan air maninya di atas perut bu Lily ….
Yang dengan cepat meraih penis Zaki dan
mengocoknya sampai air mani itu berhenti
muncrat, dengan lembut bu Lily mengusap
penis yang mulai turun ketegangannya. Zaki
membaringkan tubuhnya disamping bu Lily.
Terdiam untuk beberapa saat. Bu Lily bangkit
duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan
menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian
dengan manja membaringkan tubuhnya diatas
Zaki. “makasih ya sayang … ini rahasia kita
berdua … I love u Zack,” bisik mesra bu Lily di
telinga Zaki. “mmm…baik bu…”belum sempat
Zaki menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu
Lily menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini
jangan pangil ibu dong…”ucap bu Lily manja.
“iya sayang ….” Balas Zaki, senyum manis
merekah di bibir seksi bu Lily. Setelah itu dengan
cepat Zaki dan bu Lily merapikan pakaian, dan
sebelum meninggalkan Zaki, bu Lily berbisik
mesra,”sayang… tar malem suamiku gak ada di
rumah ….. aku tunggu di kamar ya… berapa
ronde pun dilakoni buat Zaki sayang. ” Sambil
berpelukan mesra, Zaki menyanggupi ajakan bu
Lily.

Tidak ada komentar: