Jumat, 16 Maret 2012

bibi bagai guru bagiku

aku sudah berusia 35 tahun dan sudah
mempunyai seorang istri dan dua orang anak.
Kisah yang kualami terjadi ketika aku berusia
kurang lebih 25 tahun sewaktu aku masih
menjadi salah seorang mahasiswa tingkat akhir.
Waktu itu aku tinggal disalah satu tempat
pemondokan (kost) bersama teman-teman
mahasiswa yang lain kurang lebih sebanyak 20
orang. Untuk meringankan tugas kami sehari-
hari, kami mempunyai seorang pembantu
wanita (bibi) yang bertugas memasak, mencuci,
dan menyapu. Usia bibi pada saat itu kurang
lebih 40 tahunan, sudah bersuami dan
mempunyai anak, putri sulungnya pada saat itu
sudah SMA. Bibi bekerja di tempat kami dari pagi
sampai sore (pagi-pagi datang dan sorenya
pulang ke rumahnya). Karena bibi bekerja di
tempat kami sudah cukup lama maka
hubunganku dengan bibi cukup akrab. Aku tidak
sungkan-sungkan lagi berbicara dengan bibi
sampai menjurus kearah hal-hal yang berbau
seks. Pada suatu hari, pagi-pagi bibi datang dari
pasar membawa belanjaan salah satunya berupa
terong panjang berwarna ungu. Ketika bibi
sedang memasak aku menemaninya ngobrol di
dapur dan aku iseng menggoda bibi dengan
menggunakan terong yang baru dibelinya dari
pasar. Terong tersebut aku bentuk menyerupai
alat kelamin laki-laki (penis) dengan cara
memberikan bentuk kepala penis pada salah satu
ujungnya. Setelah selesai, aku tunjukkan kepada
bibi dan ia senyum-senyum saja melihat hal
tersebut. Pada saat yang bersamaan penisku
bangun, rupanya bibi tahu hal tersebut dari
perubahan bentuk celana yang kupakai. Tiba-tiba
tangan bibi memegang penisku dari luar celana,
aku hanya bisa tersipu-sipu saja karena aku
belum terbiasa melakukan hal itu. Perlu pembaca
ketahui bahwa pada saat itu aku belum pernah
melakukan hubungan seks meskipun aku sudah
mempunyai seorang pacar yang berada di
kampung kelahiranku. Aku dan pacarku hanya
ketemu sekali dalam setiap enam bulan, pada
saat aku mendapat liburan. Setelah bibi
memegang penisku tersebut, tanpa berkata-kata
aku langsung pergi ke kamar dan beberapa saat
kemudian bibi menyusulku ke kamar. Di dalam
kamar aku menunjukkan sebuah foto porno
kepada bibi, maksudnya aku ingin mengajak bibi
berhubungan dengan gaya seperti pada photo
tersebut. Tetapi bibi malah keluar dari kamarku
tanpa berkata-kata sepatahpun, aku merasa malu
jadinya. Beberapa menit kemudian bibi datang
lagi ke dalam kamarku, tanpa kusadari tiba-tiba
aku dan bibi sudah saling berpelukan sambil
berdiri. Aku langsung membuka resluiting celana
dan mengeluarkan penisku yang sudah
menegang. Kemudian aku mengangkat rok dan
celana dalam bibi, kuturunkan sedikit kemudian
aku langsung memasukkan penis ke dalam
vaginanya. Ternyata vaginanya sudah sedikit
longgar sehingga aku tidak mengalami kesulitan
untuk memasukinya. Baru beberapa saat tiba-
tiba ada temanku yang ribut-ribut di luar, aku
dan bibi secepatnya untuk berhenti berhubungan
dan selanjutnya bibi kembali ke dapur. Siang
harinya ketika teman-teman kostku sedang tidur
siang, bibi kembali lagi ke dalam kamarku. Tanpa
berkata-kata aku langsung saja membuka
resluiting celanaku dan selanjutnya aku angkat
lagi rok yang dipakainya dan melakukan
hubungan seks sambil berdiri. Baru beberapa
menit aku sudah keluar, kelihatannya bibi belum
puas aku dapat merasakannya dari raut
wajahnya. Besoknya sepulang dari kuliah setelah
makan siang, aku langsung ke kamar dan
kugunakan obat yang dioleskan pada kepala
penis. Obat tersebut sebelummya aku sudah
menyimpannya, kebetulan teman kostku ada
yang menjatuhkannya di halaman dan aku
menyimpannya. Setelah beberapa menit
kemudian ketika teman- teman kostku sedang
istirahat siang, bibi kembali lagi ke kamarku.
Tanpa basa-basi lagi aku langsung mengajaknya
untuk bersetubuh. Pada hubungan hari kedua
tersebut karena aku memakai obat, kami dapat
melakukan permainan seks yang cukup lama.
Aku dapat merasakannya bahwa bibi mencapai
orgasme sehingga pada hubungan hari kedua
tersebut kelihatannya bibi betul-betul puas.
Selanjutnya setelah kejadian itu, hubunganku
dengan bibi semakin akrab saja. Atas saranku,
bibi kalau kerja selalu menggunakan rok yang
cukup longgar sehingga memudahkan pada saat
melakukan persetubuhan. Hubungan seks yang
kami lakukan sebagian besar pada siang hari
pada saat teman-teman sedang tidur siang.
Pernah sekali- sekali pada pagi hari sepulang bibi
dari pasar kalau teman-teman belum bangun
pagi. Aku dan bibi melakukan hubungan badan
selalu dalam kamar dan tidak pada ranjang
karena takut ranjangnya berbunyi, maklum
ranjangku terbuat dari besi yang sudah agak tua.
Pernah suatu hari bibi mengajakku melakukan
hubungan di dalam kamar mandi tetapi aku
menolaknya karena takut ketahuan oleh teman-
teman yang lain. Belakangan atas pengakuan bibi
aku baru tahu bibi dalam rumah tangganya
mengalami persoalan dalam berhubungan seks
dengan suaminya. Kata bibi, suaminya cepat
sekali keluarnya sehingga bibi jarang mencapai
orgasme. Padahal dari hubungan yang
kulakukan dengannya selalu berakhir dengan
puncak kenikmatan. Setelah sering melakukan
hubungan seks dengannya, aku jarang lagi
menggunakan obat sehingga sering kami
mengalami orgasme hampir bersamaan. Setelah
beberapa lama aku dan bibi melakukan
hubungan badan, bibi malah menganggapku
sebagai suaminya yang kedua karena kepuasan
yang kuberikan dapat menggantikan suaminya.
Untuk menghindari kecurigaan suaminya, aku
sarankan pada bibi agar sikapnya terhadap
suaminya tidak berubah terutama dalam
melakukan hubungan seks. Bibi menuruti
saranku, malah setelah menjalin hubungan
denganku, perlakuan bibi terhadap suaminya
menjadi semakin mesra untuk menghindari
kecurigaan. Bibi adalah guru bagiku dalam hal
berhubungan seks. Berbagai posisi telah
diajarkannya padaku diantaranya, aku duduk dan
bibi di atasku, bibi nungging sambil berdiri, bibi
tidur di atas meja, aku duduk diatas kursi, dll.
Kalau bibi sedang haid, bibi selalu memberikan
blow job kepadaku. Hubungan yang kurasakan
paling berkesan adalah pada suatu malam
dimana aku dan teman-teman mengadakan
acara di luar rumah sehingga rumah kosong
sama sekali, kami meminta bibi untuk menjaga
rumah sampai tengah malam. Aku sengaja
pulang lebih awal kebetulan di rumah hanya ada
bibi sendirian. Aku dan bibi langsung menuju
tempat tidur setelah mengunci seluruh pintu
masuk. Kami melakukan hubungan seks yang
cukup lama sehingga bibi dapat mencapai
orgasme beberapa kali. Setelah di tempat tidur
kemudian pindah ke sofa ruang tamu sampai
menjelang teman- teman pulang tengah malam.
Demikianlah hubunganku dengan bibi berlanjut
kurang lebih satu tahun sampai akhirnya aku
lulus dan pindah ke kota lain. Selama itu aku dan
bibi melakukan hubungan seks tidak kurang dari
100 kali dalam berbagai posisi. Suatu saat pernah
kuungkapkan pada bibi bahwa aku bermaksud
berpacaran/ kawin dengan salah seorang
putrinya sehingga dengan demikian aku dan
ibunya (bibi) dapat menjalin hubungan terus,
tetapi bibi tidak menyetujui rencanaku tersebut.
Sampai saat aku menulis pengalamanku ini, aku
belum pernah berjumpa lagi dengan bibi.
Kadang-kadang aku sangat merindukan saat-saat
indah yang pernah kami alami.

Tidak ada komentar: