Jumat, 16 Maret 2012

main pele (gendam)

Yeni
ditugaskan sebagai pimpinan unit sebuah bank
BUMD di sebuah kabupaten. untuk itu maka ia
harus berpisah dengan suaminya yang bekerja
sebagai dosen dan pengusaha di kota. Yeni
menyewa sebuah kamar paviliun yang dihuni
oleh seorang wanita tua yang anak-anaknya
pada ke kota semua.
Pada hari pertama ia bertugas, banyak sekali
kesan yang dapat di terimanya dari para
bawahannya di kantor. Yeni pulang pergi ke
kantor selalu menumpang bendi (delman) yang
dimiliki oleh tetangganya yang bernama Udin,
kebetulan Udin telah kenal baik dengan Mak
Minah pemilik rumah yang ditempati Yeni. Udin
seorang duda yang berumur kurang lebih 45
tahun, cerai dan tidak memiliki anak. Jarak
rumah Udin dan Yeni memang jauh sebab di
desa itu antara rumah dibatasi oleh kebun
kelapa. Karena terlalu sering mengantar jemput
Yeni, maka secara lambat laun ada perasaan
suka Udin terhadap Yeni namun segala
keinginan itu di buang jauh-jauh oleh Udin
karena ia tahu Yeni telah mempunyai suami dan
setiap minggu suami Yeni selalu datang, tingkah
suami istri itu selalu membuat Udin tidak enak
hati, namun ia harus pasrah bagaimanapun
sebagai suami istri layaklah mereka berkumpul
dan bermesraan untuk mengisi saat
kebersamaan.
Udin setiap hari selalu melihat sosok keelokan
tubuh Yeni tapi bagaimana caranya
menaklukannya, sedang birahinya selalu minta
dituntaskan saat bersama Yeni diatas bendinya.
Kemudian timbullah pikiran licik Udin dengan
meminta pertolongan seorang dukun, ia
berkeinginan agar Yeni mau dengannya. Atas
bantuan dukun itu, Udin merasa puas dan
mulailah ia mencoba pelet pemberian
dukunnya.
Siang saat Yeni menumpang bendi, Udin
melihat paha Yeni yang putih mulus itu,
kejadian itu membuat birahi Udin naik dan
kejantanannya berdiri saat itu ia mengenakan
celana katun yang longgar sehingga
kejantanannya yang menonjol terlihat oleh Yeni,
Udin malu dan berusaha membuang muka,
sedang Yeni merasa tidak enak hati dan
menutupkan pahanya, wajahnya bersemu
merah ia merasakan bahwa batang kemaluan
Udin itu memang besar dan panjang tidak
seperti milik suaminya. Ia tahu pasti kalau
bercinta dengan Udin akan dapat memberikan
anak baginya serta kepuasan yang jauh berbeda
saat bercinta dengan suaminya, memang saat
akhir-akhir ini frekwensi hubungan seks dengan
suaminya agak berkurang dan suaminya cepat
selesai, telah 2 tahun menikah belum ada tanda-
tanda ia hamil ini semakin membuat ia uring-
uringan dan kepuasan yang dia harapkan dari
suaminya tidak dapat Yeni nikmati. Sedang
kalau ia melihat sosok Udin tidaklah sebanding
dengannya karena status sosial dan
intelektualnya jauh dibawah suaminya ditambah
face-nya yang tidak masuk katagorinya di
tambah lagi kehidupan Udin yang bergelimang
dengan kuda kadang membuatnya jijik, namun
semua itu dibiarkannya karena Yeni butuh
bantuan Udin mengantar jemput, ditambah
Udin memang baik terhadapnya.
Kalau dilihat sosok Yeni, ia seorang wanita karier
berusia 27 tahun dan ia telah bekerja di bank itu
kurang lebih 4 tahun, ia menikah dengan Beni,
belun dikaruniai anak, tingginya 161 cm, rambut
sebahu dicat agak pirang, kulit putih bersih dan
memiliki dada 34B sehingga membuat para
lelaki ingin dekat dengannya dan menjamah
payudaranya yang montok dan seksi.
Dengan berbekal pelet yang diberikan gurunya,
Udin mendatangi rumah Yeni. Malam itu
gerimis dan Udin mengetuk pintu rumah Yeni.
Kebetulan yang membukakan pintu adalah Yeni
yang saat itu sedang membaca majalah.
"Eee.. Bang Udin tumben ada apa Bang?" tanya
Yeni.
"Ooo.. saya ingin nonton acara bola sebab saya
tidak punya televisi apa boleh Bu Yeni?" jawab
Udin.
"Ooo.. boleh.. masuklah.. Bang.. langsung aja
ke ruang tengah, televisi disitu.." Yeni
menerangkan sambil ia menutup pintu. Diluar
hujan mulai lebat.
"Sebentar ya Bang?" Yeni ke belakang,
membuatkan minum untuk Udin. Udin duduk
diruangan itu sambil melihat televisi.
Tidak berapa lama Yeni keluar membawa
nampan berisi segelas air dan makanan kecil,
sambil jongkok ia menyilakan Udin minum.
Saat itu Udin sempat terlihat belahan dada Yeni
yang mulus sehingga Udin berdesir dadanya
karena kemulusan kulit dada Yeni. Sambil
minum Udin menanyakan, "Mak Minah mana
Bu, kok sepi aja?"
"Ooo Mak Minah sudah tidur," jawab Yeni.
"Bagaimana kabarnya Bang?" Yeni membuka
pembicaraan. "Baik-baik saja," jawab Udin
sambil melafalkan mantera peletnya. Sambil
menonton Udin berulang-ulang mencoba
manteranya, saat itu Yeni sedang asyik
membaca majalah. Merasa manteranya telah
mengenai sasaran, Udin berusaha mengajak
Yeni bicara tentang rumah tangga Yeni dan
suaminya, diselingi ngomong jorok untuk
membuat Yeni terangsang.
Bu, sudah berapa lama Ibu kawin dan kenapa
belum hamil?" tanya Udin.
"Lho malu saya Bang, soalnya suami saya sibuk
dan saya juga sibuk bekerja bagaimana kami
mau berhubungan dan suami saya selalu egois
dalam bercinta." jawab Yeni menjelaskan.
"Oh begitu? bagaimana kalau suami ibu jarang
datang dan ibu butuh keintiman?" tanya Udin.
"Jangan ngomong itu dong Bang, saya malu
masa rahasia kamar mau saya omongin ama
Abang?" jawab Yeni.
"Bu Yeni, saya tau Ibu pasti kesepian dan butuh
kehangatan lebih-lebih saat hujan dan dingin
saat ini apa Ibu nggak mau mencobanya?" Udin
berkata dengan nada terangsang.
"Haa.. dengan siapa?" jawab Yeni, "Sedang Beni
suamiku di kota," timpalnya.
"Dengan saya.." jawab Udin.
"Haa gila! masa saya selingkuh?" Yeni
menerangkan sambil mengeser duduknya.
Udin merasa yakin Yeni tidak menolak jika ia
memegang tangannya.
"Jangan lah Bang, nanti dilihat Mak Minah." Yeni
mengeser duduknya.
"Oooh.. Mak Minah udah tidur tapi..?" jawab
Udin memegang tangan Yeni dan mencoba
memeluk tubuh mulus itu. Sambil mencoba
melepaskan diri dari Udin Yeni beranjak ke
kamar, ia memang berusaha menolak namun
pengaruh dari pelet Udin tadi telah mengundang
birahinya. Ia biarkan Udin ikut ke kamarnya.
Saat berada di kamar, Yeni hanya duduk di
pingir ranjangnya dan Udin berusaha
membangkitkan nafsu Yeni dengan meraba
dada dan menciumi bibir Yeni dengan rakus
sebagaimana ia telah lama tidak merasakan
kehangatan tubuh wanita. Udin berusaha
meremas dada Yeni dan membuka blous tidur
itu dengan tergesa-gesa, ia tidak sabar ingin
menuntaskan birahinya selama ini. Sementara
mulutnya tidak puas-puasnya terus menjelajahi
leher jenjang Yeni turun ke dada yang masih
ditutupi BH pink itu. Sementara Yeni hanya
pasrah terhadap perbuatan Udin, ia hanya
menikmati saat birahinya ingin dituntaskan.
Kemudian tangan Udin membuka tali pengikat
BH itu dari belakang dan terlihatlah sepasang
gunung kembar mulus yang putingnya telah
memerah karena remasan tangan Udin. Dengan
mulutnya, Udin menjilat dan mengigit puting
susu itu sementara tangan Udin berusaha
membuka CD Yeni dan mengorek isi goa
terlarang itu. Udinpun telah telanjang bulat lalu ia
meminta Yeni untuk mengulum batang
kemaluannya, Yeni menolak karena batang
kejantanan Udin panjang, besar dan baunya
membuat Yeni jijik. Dengan paksa Udin
memasukan batang kejantanannya ke mulut
Yeni dengan terpaksa batang kejantanan itu
masuk dan Yeni menjilatnya sambil memainkan
lidah di ujung meriam Udin. Udinpun tidak
ketinggalan dengan caranya ia memainkan
lidahnya di liang kewanitaan Yeni, lebih-lebih
saat ia menemukan daging kecil di belahan liang
kewanitaan itu dan dijilatinya dengan telaten
sampai akhirnaya setelah berualng-ulang Yeni
klimaks dan menyemburkan air maninya ke
mulut Udin. Saat lebih kurang 20 menit Udinpun
memuncratkan maninya ke mulut Yeni dan
sempat tertelan oleh Yeni.
Kemudian Udin mengganti posisi berhadap-
hadapan, Yeni ditelentangkannya di ranjang dan
di pinggulnya diletakkan bantal lalu ia buka paha
Yeni dengan menekuk tungkai Yeni ke bahunya.
Sambil tangannya merangsang Yeni kedua
kalinya Udinpun meremas payudara Yeni dan
mengorek isi liang kewanitaan Yeni yang telah
memerah itu, lalu Yeni kembali dapat dinaikkan
nafsunya sehingga mudah untuk melakukan
penetrasi. Bagi Udin inilah saat-saat yang di
tunggu-tunggunya, paha yang telah terbuka itu
ia masukkan batang kejantanannya dengan hati-
hati takut akan menyakiti liang kewanitaan Yeni
yang kecil itu. Berulang kali ia gagal dan setelah
sedikit dipaksakan akhirnya batang
kejantanannya dapat masuk dengan pelan dan
ini sempat membuat Yeni kesakitan. "Ouu..
jangan keras-keras Bang, ntar berdarah," kata
Yeni. "Sebentar ya.. Yen sedikit lagi," kata Udin
sambil mendorong masuk batang
kejantanannya ke dalam liang kewanitaan
sempit itu. Dengan kesakitan Yeni hanya
membiarkan aksi Udin itu dan mulutnya telah
disumbat oleh bibir Udin supaya Yeni tidak
kesakitan. "Ooouu.. ahh.. ahh.. aahh.." hanya
itu yang terdengar dari mulut Yeni dan itu
berlangsung lebih kurang 17 menit dan akhirnya
Udin menyemburkan air kenikmatannya dalam
liang kewanitaan Yeni sebanyak-banyaknya dan
ia lalu rebah di samping Yeni hingga pagi.
Permainan mesum itu berlangsung tiga kali dan
membuat Yeni serasa dilolosi tulang benulang
hingga ia merasa harus libur ke kantor karena ia
tidak kuat dan energinya terkuras oleh Udin
malam itu.
Sejak kejadian itu hampir setiap kesempatan
mereka selalu melakukan hubungan gelap itu,
karena Yeni telah berada dibawah pengaruh
pelet Udin dan saat suaminya datang Yeni
pandai mengatur jadwal kencannya sehingga
tidak membuat curiga suami dan masyarakat di
desa itu, mereka kadang-kadang melakukan
hubungan seks di gubuk Udin yang memang
agak jauh dari rumah penduduk lainnya.
Yenipun rajin menggunakan pil KB karena ia
juga takut hamil karena hubungan gelapnya itu
dan suatu hari ia terlupa dan ia positif hamil, ia
amat gusar dan karena pintarnya Yeni
memasang jadwal dengan suaminya maka
suaminya amat suka cita dan padahal Udin tahu
benih itu adalah anaknya karena hampir tiap ada
kesempatan ia melakukanya dengan Yeni
sedang dengan suaminya Yeni hanya sekali 20
hari dan tidak rutin. Akhirnya anak Yeni lahir di
kota karena saat akhir kehamilannya, Yeni
pindah ke kota sesuai permintaan suaminya,
tidak ada kemiripan anaknya denagn Beni yang
ada hanya mirip Udin. Sejak Yeni berada di kota,
secara sembunyi-sembunyi Udin
menyempatkan diri untuk berkencan dengan
Yeni karena Yeni sudah tidak dapat melepaskan
diri dari pengaruh pelet Udin.
TAMAT

Tidak ada komentar: