Jumat, 16 Maret 2012

dukun cabul

Sekitar setahun
setelah saya bercerai, ada teman yang
mengajakku pasang susuk. Katanya sudah
banyak teman-temannya yang kesana.
Pertama-tama saya tidak berminat, terus dia
pergi sendiri. Seminggu kemudian kami ketemu
lagi, langsung saja saya bertanya bagaimana
susuknya. Dia cuma tersenyum sambil berkata,
"kamu kesana deh, cocok buat yang sudah
lama tidak begitu". Saya heran lalu saya tanya
lagi apaan, tapi dia tetap saja tersenyum. Karena
penasaran, akhirnya saya juga kesana. Ternyata
dukunnya tidak jelek-jelek amat (seperti di film-
film kurus dan tua), malah cenderung ganteng
walau agak berumur. Waktu saya beri tahu
maksud kedatanganku, dia bertanya-tanya
banyak hal, seperti status saya, jadwal mens,
dll. Sedikit heran, tapi saya jawab. Terakhir
akhirnya dia bilang, kalau pemasangan susuk
yang saya minta harus dilakukan lewat cara
bersenggama. Mukaku langsung merah padam
(maklum, waktu itu saya baru menjanda, dan
hubungan badan terakhir cuman sama eks-
suamiku). Tapi saya lihat, Pak dukun justru
tenang-tenang saja, mukanya tidak berubah,
tidak tahu apa dia punya ilmu hipnotis yang bisa
mempengaruhiku atau kepercayaanku bahwa
dia betul-betul profesional (sekedar ingin
bersetubuh denganku), akhirnya saya setuju.
Lalu dia melakukan perhitungan berdasarkan
jadwal mensku, terus dia mencari tanggal yang
tepat dimana saya lagi tidak subur. Pada hari
yang ditentukan, saya kembali lagi ke sana. Lalu
saya dibawa ke belakang, ke sebuah ruangan
khusus (seperti ruang praktek dokter), terus
disuruh minum segelas minuman (spertinya itu
obat perangsang, sebab tidak lama saya
langsung merasa relax dan panas). Sekitar
setengah jam kemudian, Pak dukun masuk lalu
mengambil topeng dari lemari. Saya lalu
berbaring diatas ranjang. Pelan-pelan Pak dukun
membuka kancing blusku. Setelah terbuka
semua blus itu disibakkannya ke pinggir (tidak
dilepas). Mulutnya komat-kamit membaca
mantra lalu kepalanya mulai menunduk di atas
dadaku. Tak lama lidahnya mulai bergerak-
gerak diatas putingku, sambil tangannya
mengelus-elus pahaku. Pengaruh obat dan
rangsangan itu membuatku melayang-layang.
Tidak berapa lama saya sudah basah (kelewat
basah malah, karena saya sempat orgasme
sama jari Pak dukun). Lalu Pak dukun pindah di
kakiku. Rokku dibuka, celana dalam juga. Terus
dia meniup-niup liang kewanitaanku sambil
komat-kamit. Putingku rasanya dingin karena
BH yang saya pakai basah oleh ludah Pak dukun
(kebetulan saya pakai BH yang renda-renda dan
cupnya cuma sepotong). Setelah ditiup-tiup,
kakiku mulai dilebarkan. Lalu Pak dukun
menurunkan celananya. Penis Pak dukun
panjangnya biasa-biasa saja (seperti eks-
suamiku) tapi punya dia lebih gemuk (sangat
gemuk) dan melebar ke samping. Di sini saya
belajar bahwa panjang penis cowok tidak begitu
berpengaruh terhadap kenikmatan, tapi
lebarnya yang berpengaruh. Pak dukun
ngocok-ngocok penisnya sambil komat-kamit
membaca mantra. Terus dia mulai
memasukkan penisnya ke dalam liang
senggamaku. Waduh, rasanya.., tidak tahu
apakah karena saya sudah lama tidak mendapat
service, atau memang nikmat, tapi yang jelas
waktu itu saya sampai berteriak keenakan. Pak
dukun juga seingat saya cukup ahli memuaskan
wanita, sebab dengan goyangan-goyangan
pantatnya itu saya sampai dua kali orgasme. Dia
sendiri sepertinya enjoy juga (jelas, liang
kewanitaanku termasuk rapat dan diantara
pasien-pasiennya saya termasuk paling muda).
Saya tidak peduli lagi, pokoknya kami berdua
enjoy banget.
Ketika saya memasuki orgasme yang ketiga,
Pak dukun juga sudah mau orgasma. Penis
gemuknya dihunjamkan sedalam-dalamnya ke
dalam liang senggamaku. Wah, saya langsung
meledak sambil menjepit erat-erat pantatnya.
Bersamaan denganku, Pak dukun juga meledak.
Yang paling saya ingat waktu itu, sambil
merem-melek dan meringis keenakan, Pak
dukun masih sempat mengucapkan mantera
seperti, "Aahh.., ss.., blablabla.., ss.., hh..,
blabla.., hh.. ooh.., mm..", Terus dia
membantuku melepaskan rasa nyaman dengan
menciumiku sambil mengelus-elus dadaku.
Setelah saya kembali sadar, dia juga mulai
bangkit. Penisnya masih menggelantung
mengkilat, dia nmengambil tissue buatku. Lalu
dia menunjukkan pintu kamar mandinya. Wah,
pakaianku berantakan dan kusut (habis tidak
dibuka sih).
Akhirnya saya cuma pipis dan mencuci
kemaluanku sedikit saja. Waktu keluar Pak
dukun sudah pakai baju. Terus dia bilang
susuknya sudah masuk, dibawa oleh
spermanya katanya. Terus dia pesan saya
jangan takut hamil, karena sudah dihitung baik-
baik harinya. Setelah menerima amplop dariku
(sesuai pesan teman 50.000 cukup), lalu saya
disuruh pulang. Sampai sekarang saya tidak
tahu apa benar saya punya susuk, ataukah itu
cuma alasan dukun cabul untuk meniduri
perempuan. Yang jelas waktu itu saya merasa
puas juga, dan syukur sampai hari ini saya tidak
kena penyakit kelamin atau sejenisnya. Saya
pikir biarlah, hitung-hitung sama saja dengan
menyewa bebek.
Kabar terakhir tentang Pak dukun, kata temanku
dia pindah ke Ambon. Saya tidak tahu di sana
dia praktek juga atau tidak lagi. Tapi baru-baru
ini saya baca surat kabar KOMPAS (belum
seminggu korannya), ada cerita tentang dukun
yang suka gituin istri orang. Mungkin itu dia,
kalau kamu tertarik bisa buka-buka koran
kompas, tapi saya tidak pasti tanggalnya.
TAMAT

Tidak ada komentar: