Jumat, 16 Maret 2012

putri majikan yg eksibisionis

Asalku dari kampung di Jawa. Setelah lulus
SMU aku mengadu nasib ke Jakarta. Dasar sial
aku gak bisa dapet kerjaan yang cocok. Mau balik
malu. Akhirnya setelah beberapa kali ganti kerja
akhirnya aku bekerja jadi kacung rumah tangga.
Majikanku seorang keturunan. Ia tinggal dengan
istrinya dan anak perempuannya yang bungsu.
Majikanku anaknya tiga orang, yang dua sekolah
di luar negeri. Yang bungsu baru masuk kuliah
tingkat satu. Namanya Vera, tapi aku biasa
memanggilnya Nonik. Sebenarnya aku nggak
berani berpikir macam-macam karena ia adalah
majikanku. Tapi akhirnya aku jadi ‘tergoda’ juga
karena selain orangnya cantik kayak artis
mandarin dia suka pakai pakaian yang ketat dan
seksi. kadang ia memakai dasternya yang cukup
tipis dan tembus pandang, keliatan kulit
tubuhnya yang putih mulus sampai BH dan
celana dalamnya pula. Ditambah bau tubuhnya
yang harum. Apalagi aku sejak dari kampung
selalu mengagumi kecantikan artis-artis
mandarin dari televisi. Diam-diam aku jadi
ngaceng juga kalo ngelihat dia. Kadang waktu
duduk kedua kakinya agak terbuka. Pertamanya
kelihatan pangkal pahanya saja yang putih mulus
dan menggairahkan. Terus aku nyari posisi yang
pas sambil ngepel di kolong meja aku leluasa
melihat pahanya sampai ke celana dalamnya.
Ketauan celana dalamnya warna coklat.
Langsung aku jadi ngaceng. Rasanya pengin
ngeraba-raba pahanya dan melihat yang di balik
celana dalamnya itu. Sempat beberapa saat aku
liatin terus. Kadang ia pakai baju yang lehernya
agak rendah jadi keliatan belahan dadanya bagian
atas. Atau pakai baju putih tapi BH-nya warna
hitam. Semua itu bikin aku jadi adem panas.
Suatu malam aku lagi nonton TV di ruang tamu.
Waktu itu tuan dan nyonya sudah tidur. Vera
baru pulang dan setelah itu mandi. Setelah
selesai mandi, ia memakai kimono yang agak
basah. Kulihat sekilas dadanya bergerak-gerak
dengan bebas. Wah, apa dia nggak pake BH,
pikirku. Seketika anu-ku menjadi menegang.
Memang dadanya cukup besar dan padat berisi.
Pernah kulihat ukuran BHnya 34C. Setelah itu ia
memanggilku minta makanannya untuk
dipanasi. Karena bajunya yang agak basah,
kelihatan kedua putingnya yang menonjol di
balik dasternya dan bergerak-gerak. Seketika aku
menjadi tambah ngaceng menyadari aku melihat
payudaranya Nonik. Dengan rambutnya yang
agak basah membuatnya makin menggairahkan.
Kalau nggak ingat ia putri majikanku dan
majikanku ada di kamar mungkin ia sudah
kuciumi dan .. Tapi aku nggak melakukan apa-
apa cuma seringkali melirik ke arah dadanya.
Herannya ia cuek saja, seolah-olah tidak ada apa-
apa. Malamnya aku benar-benar nggak bisa
tidur. Aku ingin onani tapi keinginanku bisa
kutahan sampai akhirnya aku tertidur. Tapi
malam itu aku jadi mimpi basah dan sadar
sepenuhnya. Kurasakan air maniku keluar
banyak sekali sampai celanaku benar-benar
menjadi basah. Dalam mimpiku aku masuk ke
kamarnya, kutelanjangi dia kemudian ia
kusetubuhi sampai dia nggak perawan lagi.
Benar-benar itu adalah mimpi basahku yang
terhebat yang pernah kualami. Sejak saat itu aku
jadi tak tertahankan lagi untuk onani hampir tiap
malam membayangkan Nonik. Sejak saat itu
semakin sering saja kejadian-kejadian yang
‘kebetulan ’. MIsalnya saat tuan dan nyonya
sedang mengurus tanamannya di taman, aku
lagi nyapu ruang tamu, nonik keluar dari
kamarnya tanpa memakai BH. Kadang ia
memakai BH tapi mungkin terbuat dari bahan
yang tipis sehingga membuat kedua putingnya
tampak menonjol. Secara pukul rata, hampir tiap
hari aku bisa ngeliat susunya Nonik kadang
malah sehari lebih dari sekali. Dan semuanya itu
dilakukan seolah-olah hal yang biasa dan
anehnya Nonik Vera cuek aja seperti nggak ada
masalah apa-apa. Akibatnya aku jadi terbiasa tiap
hari onani. Hal paling hebat yang pernah
kualami, kebetulan kamar Nonik ada jendela
yang menghadap taman di dalamnya ada kamar
mandi sendiri. Beberapa kali di waktu malam aku
coba ke taman, siapa tahu tirai plastiknya terbuka
jadi aku bisa ngeliat ke dalam. Beberapa kali
hasilnya kosong sampai suatu saat.. Malam itu
tirai plastiknya nggak tertutup rapat jadi aku bisa
melihat ke dalam apalagi di luar gelap sementara
di dalam kamar terang karena lampu. Kulihat
kamarnya kosong, kayaknya ia di kamar mandi.
Tak lama kemudian ia muncul. Pake daster yang
sama waktu pertama kali aku ngeliat dadanya itu.
Kali ini juga ia tidak memakai BH. Lalu dengan
posisi membelakangiku ia menanggalkan
bajunya! terlihat olehku dari belakang postur
tubuhnya dan lekuk-lekuknya yang
menggiurkan. Ia cuma mengenakan celana
dalam saja warna merah muda. Rambutnya
yang sebahu menutupi punggungnya bagian
atas. Selain itu kelihatan jelas kulit tubuhnya yang
putih halus dan mulus, pinggangnya yang
ramping serta pinggulnya yang seksi. Kemudian
ia mengambil daster di lemari. Tiba-tiba
terdengar bunyi dering telepon sehingga ia tidak
jadi mengambil dasternya. Malah ia mendadak
berbalik! Wah, buset! Baru kali ini aku melihat
payudaranya secara jelas banget. Ternyata
payudaranya benar- benar indah. Padat berisi
dan ukurannya proporsional dengan tubuhnya
yang tinggi serta masih kencang. Putingnya
menonjol keluar serta warnanya merah segar.
Cocok sekali dengan celana dalamnya. Ia
berbincang-bincang di telepon sambil duduk di
meja menghadap kaca yang arahnya 90 derajat
dari posisiku. Semuanya itu dilakukan saat ia
telanjang dada! Berkali-kali payudaranya
bergerak-gerak mengikuti gerakan tangannya.
Aku bisa melihat payudaranya dari dua arah, dari
samping agak belakang serta dari pantulan kaca.
Langsung aku memegang- megang Ujangku.
Selesai telpon ia mencuci mukanya di wastafel
hanya dengan memakai celana dalam saja.
Kembali aku melihat dadanya dari sudut yang
lain. Akhirnya pada posisi menghadap frontal ke
arahku ia melakukan gerakan melepas celana
dalamnya! Ouch. Akhirnya pada malam itu aku
berhasil melihat tubuh Nonik Vera yang telanjang
bulat tanpa selembar benang pun. Rambut
kemaluannya ok juga sih. Nggak terlalu lebat dan
nggak terlalu jarang. Tapi yang kulihat berikutnya
makin membuatku tegang. Karena tak lama
kemudian Nonik Vera berbaring telentang di
ranjang yang persis di depanku. Kepalanya
menghadap kearahku. Mula-mula ia meram
beberapa saat kemudian kedua tangannya
meraba-raba perut dan pahanya termasuk
pangkal pahanya. Kemudian ia menggeliat-geliat
dan mulai meremas-remas payudaranya. Wah!
Lalu jari-jarinya menggerak- gerakkan putingnya
dan ia makin merintih dan menggeliat-geliat.
Ternyata ia sedang beronani! Kemudian ia
mengangkangkan kedua kakinya sampai aku
bisa melihat dengan jelas vaginanya. Lalu ia
menggesek-gesekkan jarinya ke vaginanya.
Melihat itu aku jadi nggak tahan akhirnya aku
menanggalkan pakaianku juga sampai telanjang
bulat trus aku mengocok Ujangku sambil
menonton pertunjukannya Nonik Vera. Sampai
beberapa saat kemudian kita saling memainkan
alat vital masing-masing. Sampai kemudian
kulihat Nonik Vera kepalanya menghadap lurus
ke atas matanya tertutup. Tangan kirinya
meraba-raba putingnya sementara tangan
kanannya makin kencang menggesek-gesek
vaginanya akhirnya kudengar desahannya
sambil tubuhnya menggelinjang. Kayaknya ia
sudah orgasme. Tak lama kemudian sambil
menatap payudaranya dan kemudian liang
vaginanya dalam posisi dia yang kakinya
terpentang lebar, aku mengalami ejakulasi, air
maniku kutumpahkan di tanah sambil menatap
liang vaginanya. Itu adalah masturbasiku yang
terindah dan paling nikmat! Tak lama kemudian
aku segera balik ke kamarku dan tidur dengan
nyenyak. Sejak saat itu aku jadi makin sering
melihat Nonik Vera telanjang atau setengah
telanjang. Uniknya Nonik Vera sepertinya cuek
aja atau mungkin pura-pura tidak tahu? Ia tidak
pernah menyinggung atau berbuat sesuatu yang
menunjukkan kalau ia tahu. Jadi kesimpulanku
Nonik Vera seorang yang eksibisionis. Sungguh
beruntung aku bekerja disini.

Tidak ada komentar: