Jumat, 16 Maret 2012

keluarin di dalem aja tan

Selepas pergumulan sex panas di kamar
Tante DB itu, aku dan Shebi belum berhubungan
sex lagi (dikarenakan usia kehamilan Shebi telah
memasuki usia rawan keguguran). Justru
sekarang aku memulai kisah sex panas baru
dengan temannya Shebi, yaitu Tante DB. Cerita
dewasa sex ini lebih seru dan panas lagi
dibanding sebelumnya. Berikut ini ceritanya…
Aku menepati janjiku untuk datang ke rumah
Tante DB (meskipun usianya sudah memasuki
kepala 3, tetapi penampilan tubuh seksinya
seperti seorang gadis yang belum pernah
melakukan persetubuhan) dengan maksud untuk
mengambil dana untuk menggarap proyek
perayaan ulang tahunnya Tante DB. Aku datang
ke rumahnya sekitar pukul 13:00, setelah aku
selesai membuat sketsa keseluruhan acara untuk
kutawarkan ke Tante DB. Singkat cerita, aku
diterima langsung oleh Tante DB. “Silakan masuk
Dra..” ujar Tante DB kepadaku membuka
percakapan kami setelah mungkin selama 5
menit aku menunggu di depan pintu rumahnya
sambil membayangkan apa saja yang akan
kubicarakan nanti dengan Tante DB. “Oh..,
terima kasih Bu..” jawabku yang sebelumnya
terbengong karena melihat Tante DB hanya
mengenakan daster pendek berwarna merah
dan terlihat tonjolan puting payudaranya yang
terlihat cukup besar. Payudara besar tante DB
begitu merangsangku dibalik dasternya, karena
Tante DB memang tidak menggunakan BH-nya.
Kami berdua pun masuk dan duduk di ruang
tamu. Setelah itu Tante DB menutup kembali
pintu rumahnya tanpa menutup hordeng di
kaca. “Bagaimana.., bagaimana..?” ujar Tante DB
sambil menyulut sebatang rokok yang
diambilnya dari meja di depan kami. “Mmm..
begini, aku telah selesai membuat draf acara Ibu
dan sekarang..” “Tidak-tidak.., aku tidak
membicarakan tentang my party, aku percaya
kepadamu kok untuk menghandelnya, kamu kan
sudah profesional..” potong Tante DB dengan
memujiku sambil beberapa kali menghisap
rokoknya dalam-dalam. “Lalu maksud Anda
bagaiman itu apa..?” timpalku sambil menatap
lurus ke arah wajah Tante DB yang masih
menikmati hisapan terakhirnya pada rokok yang
baru sebentar dinyalakannya. Sambil mematikan
rokok di atas asbak yang tersedia di meja, Tante
DB mendekatkan posisi duduknya ke arahku.
“Maksudku ini loh Tuan..!” jawab Tante DB
sambil menyentuh senjataku dan meremasnya,
kontan saja ada yang bergerak di dalam celana
bahan panjangku. Dan tanpa menunggu
jawaban dariku, Tante DB sudah menurunkan
reslueting celanaku dan tangan kanannya pun
masuk menyelinap ke dalam celana dalamku dan
langsung dikeluarkannya senjataku. Setelah itu
digoyang-goyangkannya. Ternyata senjataku
belum total bangunnya. Sambil menggoyangkan
penisku, Tante DB melepaskan daster yang
dipakainya dengan tangan kirinya, dan..
terlihatlah bukit indah berwarna putih dengan
puncaknya yang berwarna hitam cukup besar
dan terlihat agak keras puncaknya (size Tante DB
ternyata 34 dengan cup c). Rupanya Tante DB
memiliki hasrat tersimpan kepadaku ketika dia
melihatku melakukan persetubuhan dengan
Shebi yang waktu itu sedang hamil. Aku
memang sudah mengetahuinya dari Shebi kalau
Tante DB itu adalah seorang penganut free seks,
sehingga apa yang dilakukannya padaku saat ini
bukanlah sesuatu yang baru untuknya. Dan
menurutku ini adalah kesempatanku juga untuk
menikmati tubuh, memek dan toket montoknya.
Langsung saja tanpa mempedulikan situasi yang
ada, seperti hordeng yang masih terbuka lebar,
aku pun langsung membelai perlahan bukit putih
menantang yang ada di depanku dan belum
kupijit atau kupilin puting pyudaranya yang
hitam besar. Dari belaian itu kurasakan ada
bintik-bintik kecil mengelilingi ujung puting
payudara Tante DB (kata orang pertanda yang
memilikinya adalah orang yang pandai bercinta).
Dan dari aksi Tante DB sendiri, dia sudah mulai
mengulum senjataku dan terkadang menggigit
helm-nya. Mendapat aksi yang cukup asyik itu,
tentu saja senjataku menjadi total bangunnya.
Dan tiba-tiba, “Kring.. kring.. (kurang lebih 6 kali
berdering)” terdengar deringan yang berasal dari
dering handphone milik Tante DB, dan bunyi
deringnya cukup khusus, karena yang kuketahui,
dering handphone Tante DB tidak seperti itu.
“Sorie Dra.. kayanya aku harus angkat telepon
dulu nih, ini sepertinya dari menejerku deh.. aku
takut ada perlu penting, atau mungkin
mengingatkan jadwalku..” katanya sambil
menyudahi aksinya dengan senjataku, padahal
baru saja aku mau menikmati tubuh indahnya,
termasuk payudaranya yang menantang itu.
Tante DB berjalan menuju meja makan untuk
mengambil handphone-nya tanpa terlebih
dahulu membenahi dasternya yang terlihat
melorot, karena Tante DB berdiri dan berjalan
begitu saja. Dan aku masih duduk di posisiku
sambil mengocok sendiri senjataku sambil
melihat tubuh Tante DB yang hanya dibalut oleh
celana dalam hitam yang tipis, menambah seksi
saja tubuh Tante DB yang masih proposional.
Lalu setelah memutuskan hubungan
handphone-nya, Tante DB pun kembali berjalan
ke arahku dengan mimik wajah yang agak
kecewa. “Soriee Dra.. aku harus NGAMEN dulu..”
ujar Tante DB dengan nada agak kecewa
(Ngamen berarti dia harus kerja dan berarti..
harus meninggalkanku yang sudah gantung ini).
Kemudian Tante DB pun mendekatiku sambil
tangan kirinya menyisihkan ke samping celana
dalamnya, sehingga terlihat bulu tipis hitam
dengan klirotis yang menggantung, dan dia pun
langsung bediri di atasku (aku masih berpakian
lengkap, tetapi senjataku telah keluar dan dia pun
mulai menurunkan pantatnya serta memegang
penisku untuk diarahkan ke lubang
kemaluannya). “Tenang Dra.., kita masih ada
sedikit waktu, dan aku akan selesaikan dulu
tugasku yang ini, baru kita pergi NGAMEN..” ujar
Tante DB yang dengan sedikit susah payah
memasuki penisku ke dalam liang kemaluannya
yang sudah memperlihatkan lembab dan basah
itu. Dan setelah beberapa lama dengan
usahanya, dia pun sukses dan langsung saja dia
mulai aksinya menaik-turunkan pantatnya.
Selang beberapa saat saja keringat sudah
berpeluh di tubuh kami berdua (kira-kira
setengah jam posisi kami seperti tadi dan hanya
Tante DB yang sudah orgasme). Sementara aku
belum orgasme, meskipun aksi dari Tante DB
sangat dasyat (maksudnya goyangannya).Dan
karena diburu oleh waktu, akhirnya Tante DB
menyudahi aksi menunggangiku dan langsung
menyuruhku melepaskan seluruh pakaianku
yang masih melekat (dan memang masih
lengkap). Setelah melepaskan seluruh pakaian
yang melekat pada tubuhku, aku pun bugil.
Tante DB langsung menarikku ke kamarnya dan
langsung masuk ke dalam kamar mandinya (di
kamarnya yang besar terdapat kamar mandi
yang cukup besar pula). “Gimana nich..? Belum
selesai, apalagi keluar, pusing kan kalau nggak
selesai gini..” kataku ditengah perjalanan kami ke
kamar mandinya. “Abis kamu LAMBRETA
(lambat) sekali sih keluarnya..!” ujar Tante DB
sedikit ketus. Dan dia pun langsung menyalakan
shower, lalu membasahi tubuhnya dan
langsung merapatkan tubuh indahnya ke dinding
sambil merenggangkan kedua kakinya. “Ayo
Dra.. cepat masukin..! Biar kamu cepat keluar,
dan kita teruskan pertarungan ini setelah aku
pulang NGAMEN..” pintanya sambil tangannya
merebahkan bibir vaginanya. Melihat posisi
tubuh yang menantang ini, aku pun langsung
tidak banyak bicara lagi, langsung saja kuhujami
senjataku ke liang vagina Tante DB yang sudah
basah itu. “Ehm.. ini baru asyik Bu.., Ehmm..”
desahku ketika batang kejantananku
menghujami dengan gerakan cepat pada liang
senggamanya yang sangat menantang itu. “Iya,
cepat..! Cepat.. iya lagi Dra.. terus.. aahh.. ahh..”
hanya desahan dan gerakan saja yang mengikuti
irama siraman air shower di kamar mandinya.
Dan setelah 20 menit berlalu dengan posisi
dimana aku menghujami Tante DB dari belakang
sambil memilin dan memijat payudara Tante DB
yang tubuhnya rapat dengan tembok kamar
mandi, terasa senjataku sudah mulai berdenyut,
dan, “Mbaak.. aku mau..” ujarku terbata-bata dan
langsung dipotong oleh Tante DB, “Keluarin di
dalam saja Dra..!” “Aku juga mau keluaar lagi..!”
teriak Tante DB diikuti orgasme yang kedua kali,
dan kali ini cairan yang keluar cukup banyak,
sehingga membuatku tidak dapat bertahan lebih
lama lagi. “Crot.. crot.. crot..!” akhirnya aku pun
orgasme juga. Setelah kami berorgasme ria,
Tante DB pun langsung menghadiahiku dengan
kecupan di bibirku. “Kamu oks Say..?” bisik Tante
DB dan langsung dia pun mandi untuk
mempersiapkan diri di acara NGAMEN-nya. Aku
pun hanya terduduk berbugil ria sambil
memperhatikan Tante DB mandi. “Dra.., kalau
kamu mau nambah jangan sekarang ya..?” ujar
Tante DB yang terlihat risih karena pandanganku
yang tidak lepas dari tubuh bugilnya. Dan
akhirnya setelah mandi, Tante DB berpakaian dan
juga mempersiapkan kebutuhan NGAMEN-nya.
Aku pun yang sudah berpakaian kembali
menunggu Tante DB di ruang tamu, karena
Tante DB memintaku untuk menemaninya ke
acaranya itu. Kami pun pada saat acara yang
dihadiri oleh Tante DB berlangsung, sempat
melakukan pertempuran yang singkat, tetapi
sangat asyik, karena segalanya disertai oleh
perasaan khawatir dan itulah yang membuat
permainan singkat kami lebih menarik. Rekan
pembaca sekalian, cukup sekian dulu cerita dari
saya. Sementara itu cerita seks saya saat Tante
DB NGAMEN mungkin akan saya ceritakan pada
kesempatan mendatang. Itu pun bila rekan
pembaca sudi untuk memberi tanggapan atas
cerita dewasa saya di atas.

Tidak ada komentar: