Sabtu, 19 November 2011

kad0 ulang taun istimewa dari mama

Ceritaku ini
bermula kira-kira 5
tahun yang lalu. Saat
itu umurku masih 16
tahun, yaah mendekati
17 tahun. Aku ingat
betul karena ceritaku ini
terjadi berdekatan
dengan ulang tahunku,
dan mungkin sedikit
berhubungan dengan
ulang tahunku itu.
Hari itu adalah tepat
satu hari sebelum hari
ulang tahunku yang ke
17. Saat itu aku dan
Mamaku sedang makan
malam berdua. Oh iya
ada yang hampir
kulupakan. Sejak umur
15 tahun aku tinggal
berdua dengan
Mamaku. Orangtuaku
bercerai ketika aku
berumur 15 tahun. Dan
aku memilih untuk ikut
Mama. Entah kenapa
tapi sejak kecil aku
memang lebih dekat ke
Mama. Mungkin karena
Mama sangat sayang
kepadaku.
Aku dan Mama tinggal
di sebuah rumah yang
lumayan besar.
Maklumlah, Kakekku
(dari pihak Mama)
adalah pengusaha yang
sangat sukses. Dan
Mama adalah
penerusnya. Oh iya
sebagai gambaran,
saat itu Mamaku masih
berusia 33 tahun. Hari
ulang tahun Mama
terpaut dua minggu
dari hari ulang tahunku.
Mama mempunyai
wajah yang sangat
cantik. Berkulit kuning
langsat yang
menambah
kecantikannya. Dengan
tinggi dan berat sekitar
165 cm dan 45 kg
membuat Mama
terlihat sangat ideal.
Sedangkan buah dada
Mama kuperkirakan
berukuran 36 yang
nantinya ternyata
terbukti perkiraanku
salah.
Kembali ke cerita awal.
Pada saat asyik-
asyiknya aku melahap
makan malamku,
Mama tiba-tiba
berkata, "Ton, besok
kamu kan ulang tahun."
Aku yang lagi enak-
enaknya makan sih
hanya mengangguk
saja. Melihat aku yang
tidak begitu
menanggapinya, Mama
berkata lagi, " Kalo
Mama nggak salah
umurmu udah 17 tahun
kan?"
Dan seperti tadi, aku
pun hanya
mengangguk-angguk
saja sambil tetap
melahap makanan di
depanku.
"Ton, Mama ingin ulang
tahunmu besok
menjadi ulang tahun
yang berkesan buatmu.
Jadi kamu boleh
meminta kado apa saja
yang kamu mau."
Aku yang mulai tertarik
dengan ucapan Mama
pun bertanya, "Apa
saja Ma..?"
"Iya, apa saja yang
kamu mau," jawab
Mama.
Dengan hati-hati aku
bertanya lagi, " Ma,
Toni kan udah gede."
"Betul, Mama tau itu.
Lalu..?" tanya Mama
penuh selidik.
"Toni rasa udah
waktunya Toni tau
yang namanya... seks,"
kataku dengan hati-
hati.
Kulihat Mama agak
terkejut dengan
perkataanku barusan.
Tapi setelah dapat
menguasai keadaan,
Mama pun tersenyum
sambil bertanya, "Apa
nggak ada kado lain
yang lebih kau inginkan
dari pada itu, Ton..?"
"Tadi Mama bilang
boleh minta apa saja,
kok sekarang jadi
menolaknya. Kalo Mama
nggak mau ya udah.
Beri aja Toni kado
sweater atau baju
seperti ulang tahun
Toni yang udah- udah."
kataku dengan wajah
agak muram.
"Wow, tunggu dulu
donk Sayang. Kan
Mama belon bilang mau
apa nggak. Jadi jangan
ngambek dulu donk."
kata Mama dengan
wajah sabar.
"Jadi... boleh nggak,
Ma..?" tanyaku dengan
tidak sabar.
"Setelah Mama pikir,
bolehlah. Buat anak
tercinta sih apa saja
boleh kok Sayang.."
jawab Mama.
"Terima kasih Ma. Toni
sayang banget sama
Mama." jawabku
dengan antusias.
Waktu yang ditunggu-
tunggu pun tiba. Seperti
malam kemarin, aku
dan Mama lagi makan
malam berdua. Malam
itu Mama terlihat cantik
sekali.
Mama tiba-tiba
berkata, "Ton, kamu
udah siap menerima
kado istimewamu..?"
tanya Mama dengan
tersenyum manis.
Aku yang memang
sudah tidak sabar
langsung saja
menjawab, "Ya jelas
siap donk, Ma."
Setelah selesai makan
Mama menggandengku
ke ruang televisi.
"Duduk di sini Sayang.
Tunggu sebentar ya..!"
kata Mama sambil
menyuruhku duduk di
permadani.
Mama lalu masuk ke
kamarnya. Tidak lama
kemudian Mama keluar
dari kamar. Aku
terkejut, karena
sekarang Mama hanya
memakai baju tidur
yang sangat seksi dan
menonjolkan setiap
lekuk tubuhnya. Di
tangannya, Mama
memegang beberapa
buah CD. Mama lalu
menuju ke VCD player
lalu memasang CD yang
dibawanya.
Setelah diputar,
ternyata itu adalah
VCD XXX, VCD yang
pertama kuingat
berjudul 'ChowDown'.
Setelah duduk di
sebelahku, Mama
memandangiku sambil
berkata, "Kamu udah
siap Ton..?" tanya
Mama.
"Udah dari tadi Ma."
jawabku.
Mama pun
mendekatkan
wajahnya ke wajahku.
Lalu sedetik kemudian
Mama mulai mencium
bibirku. Dengan refleks
aku pun membalas
ciumannya. Dan tidak
lama kedua lidah kami
pun bertautan.
"Mmmh.. mmhh..
mmm.." hanya desahan
saja yang terdengar
kini dengan diiringi
desahan-desahan dari
film yang diputar di TV.
Aku memeluk Mama
erat-erat sambil tetap
berciuman. Mama pun
terlihat sudah sangat
terangsang.
Tidak lama tanganku
pun mulai
menggerayangi tubuh
Mama. Tangan kiriku
mulai meremas-remas
payudara Mama dari
luar baju tidurnya.
Sedangkan tangan
kananku mulai meraba-
raba selangkangan
Mama.
"Ahh..!" teriak Mama
ketika tanganku
menyentuh vaginanya.
Setelah sekitar 20
menit kami saling
berciuman dan saling
meraba, Mama
melepaskan pelukan
dan ciumannya. Lalu
Mama menuntun
tanganku untuk
membuka bajunya.
Tanpa diminta dua kali,
tanganku pun mulai
beraksi melepas baju
tidur Mama dari
tubuhnya. Sekarang
Mama hanya memakai
BH dan celana dalam
saja. Mama tersenyum
padaku lalu
mendekatiku. Dan tidak
lama, tangan Mama
mulai berusaha
melepas pakaian yang
kukenakan. Aku hanya
menurut saja
diperlakukan begitu.
Dan kini pun hanya
tinggal CD saja yang
melekat di tubuhku.
Dengan tubuh yang
sama-sama setengah
telanjang, aku dan
Mama kembali
berpelukan sambil
berciuman. Hanya
desahan saja yang
terdengar di ruangan.
Lalu perlahan tanganku
membuka kaitan BH
Mama. Melihat aku yang
kesulitan membuka BH-
nya, Mama tersenyum,
lalu tangannya
membantuku
membuka BH- nya.
Sekarang buah dada
Mama yang indah itu
pun terpampang jelas
di depanku.
"Tetek Mama gede
banget sih. Toni suka
deh," kataku sambil
meraba payudara
Mama.
"Jangan diliatin aja donk
Sayang..! Dijilat dan
disedot donk Sayang..!"
pinta Mama.
Tanpa dikomando dua
kali, aku langsung saja
menjilati payudara
Mama yang sebelah
kanan. Sedangkan
tangan kananku
meremas- remas
payudara Mama yang
sebelah kiri.
"Aahh... Ohhh... fuck..!"
teriak Mama ketika
buah dadanya kujilat
dan kusedot- sedot.
Secara bergantian
payudara Mama
kusedot dan kujilati,
sedangkan tangan
kanan Mama meremas-
remas batang penisku
dari luar CD-ku. Dan
tanpa sadar, Mama
berusaha melepaskan
CD-ku. Aku pun tidak
mau kalah. Setelah
puas menggarap
payudara Mama yang
besar itu, aku pun
berusaha melepaskan
CD Mama. Melihat
kelakuanku yang tidak
mau kalah, Mama
hanya tersenyum saja.
Sesaat kemudian kami
berdua sudah telanjang
bulat. Aku hanya dapat
menelan ludah melihat
tubuh indah Mama. Di
selangkangan Mama,
terlihat bulu-bulu yang
tertata rapi
membentuk segitiga.
"Ton, kontol kamu
gede bauanget, " kata
Mama takjub melihat
batang penisku yang
sudah menegang.
"Masa sih Mam..?"
tanyaku seakan tidak
percaya, "Tapi tetek
Mama juga gede kok.
Emang tetek Mama itu
ukuran berapa..?"
tanyaku lagi.
"Ukuran 38B, emang
kenapa si Ton. Kamu
suka kan..?" tanya
Mama.
"Ya jelas donk Mama
sayang, mana mungkin
Toni nggak suka."
jawabku, dan tanganku
kembali meremas
payudara Mama sambil
menggigitnya.
"Aauww..!" teriak
Mama, " Kamu nakal
Sayang, masa tetek
Mama digigit..?" kata
Mama manja.
"Ma'af, Ma. Toni nggak
sengaja." jawabku
sekenanya.
"Nggak apa-apa kok
Sayang, Mama suka
kok. Kamu boleh
memperlakukan Mama
sesukamu." kata Mama
sambil tangan
kanannya masih
meremas-remas
kemaluaku.
Dan tidak lama Mama
pun berjongkok, lalu
tersenyum. Mama
mendekatkan
wajahnya ke
kemaluanku, lalu mulai
mengeluarkan lidahnya.
"Uuhh... aahh... enak
Mam..!" aku berteriak
ketika lidah Mama mulai
menyentuh kepala
penisku.
Mama masih menjilati
penisku, mulai dari
pangkal sampai ujung
kepala penisku. Dan
kedua bijiku pun tidak
terlewatkan oleh lidah
Mama. Aku hanya
memejamkan mata
sambil mendesah-
desah memperoleh
perlakuan seperti itu.
Setelah sekitar sepuluh
menit, aku merasa
kemaluanku berada di
sebuah lubang yang
hangat. Aku pun
membuka mataku dan
melihat ke bawah.
Ternyata sekarang
separuh penisku sudah
masuk ke mulut Mama.
"Aahh... oohh.. yeeahh..
enaakk ba..nget Maa..!"
teriakku lagi.
Kuperhatikan penisku
diemut-emut oleh
Mama tanpa mengenai
giginya sedikit pun.
Lidah Mama bergerak-
gerak dengan lincah
seperti ular.
Dan sekarang kulihat
Mama menyedot-
nyedot bulu kemaluaku
seperti mau
dikeramasi.
"Maaa... enak Maa..!" aku
hanya dapat berteriak.
Aku merasa ada yang
mau keluar dari
penisku, aku tidak
tahan lagi, dan seerr..
Aku kaget juga, kupikir
yang keluar tadi adalah
sperma, tapi tidak
tahunya adalah air
kencingku yang
menyembur sedikit.
"Wah, ma'af Ma. Toni
nggak sengaja." kataku
buru-buru dengan
napas yang masih
terengah- engah.
Tapi apa yang terjadi,
Mama malah menjilati
air kencingku yang
berleleran. Gila.., sensasi
yang kurasakan sangat
luar biasa. Dan tiba-tiba
Mama menarik
tanganku dan
mengajakku ke kamar
mandi. Kamar mandi
kami dapat dibilang
sangat besar dan
mewah. Sudah itu
wangi lagi. Mama
menuntunku menuju
jacuzi, lalu Mama pun
berlutut lagi. Batang
penisku dikocok-kocok
di depan wajahnya,
terus disedot- sedot
seperti makan es krim.
"Ayo Sayang..!
Sekarang kencingi
Mamamu ini..!" kata
Mama.
Aku kaget juga. Tapi
aku memang sudah
tidak tahan lagi ingin
kencing. Aku pun
mengerahkan semua
tenaga untuk kencing.
Kulihat mulut Mama
menganga dan lidah
Mama seperti ular
menelusuri kepala
penisku.
Dan ketika kulihat
mulut Mama tepat di
depan batang penisku,
"Maa.., Toni mo pipiis..!"
teriakku.
Kulihat air kencingku
menyembur kencang
sekali dan seerr..,
masuk ke dalam mulut
Mama.
Kuperhatikan mata
Mama merem sambil
mulutnya terus
menganga menerima
siraman air kencingku.
Kepalang tanggung,
akhirnya kumasukkan
juga penisku ke mulut
Mama sehingga air
kencingku memancar
dan muncrat keluar lagi
berleleran di tubuh
telanjang Mama.
"Enak nggak Ma..?"
tanyaku setelah aku
selesai kencing.
Mama memandangku
dengan manja,
sedangkan mulutnya
masih mengulum
batang kemaluanku.
Setelah itu kedua bijiku
pun dijilatinya.
"Kamu mau tau
rasanya, Ton..?" tanya
Mamaku setelah
melepaskan
kulumannya dari
penisku.
"Boleh aja, Ma."
jawabku penuh
semangat.
Mama lalu menyuruhku
tidur telentang di lantai
kamar mandi. Aku
mengikuti saja perintah
Mama.
Mama lalu berdiri
dengan kedua kakinya
berada di kiri kanan
kepalaku. Dan sesekali
kakinya digosok-
gosokkan ke wajahku.
Dan meskipun ada air
kencingku yang
berleleran di kaki Mama,
aku tidak merasa jijik
untuk menjilati kaki
Mama. Setelah itu
Mama perlahan-lahan
mulai jongkok.
Kuperhatikan pantat
seksi Mama mulai
mendekati wajahku.
Aku menunggu dengan
sabar sampai sesaat
vagina Mama benar-
benar berada tepat di
atas mulutku.
Lubang kemaluan
Mama terlihat sudah
berlendir bertanda
Mama sudah
terangsang. Kujilati
lubang kemaluan dan
lubang anusnya secara
bergantian. Mama
menguakkan bibir
vaginanya secara
perlahan sampai-
sampai aku dapat
melihat lubang
kemaluannya
mengembang.
"Mama mau kencing nih.
Minuumm.. Sayang..!"
Mama merintih dengan
sangat keras.
Seerr.., dari lubang
kencing Mama
memancar cairan yang
bening dan panas
sekali, masuk ke
mulutku dengan deras.
Entah karena sudah
nafsu atau karena apa,
kutelan saja cairan
yang rasanya asin dan
agak pahit yang keluar
dari kemaluan Mama.
Suara erangan
kepuasan menggema di
dalam kamar mandi itu.
"Bagaimana rasanya
Sayang, enak bukan..?"
tanya Mama sambil
matanya terpejam
menahan nikmat
karena vaginanya
kujilat- jilat.
"Enak banget, Ma."
jawabku singkat.
Setelah itu Mama
berdiri lalu duduk di
sebelahku. Kedua
kakinya dikangkangkan
sehingga aku dapat
melihat vaginanya
dengan jelas.
"Sayang, sekarang
kamu jilatin memek
Mama ini..!" kata Mama
sambil menunjuk ke
arah vaginanya.
Setelah itu Mama tidur
telentang di lantai
kamar mandi. Aku
langsung saja menuju
bagian bawah pusar
Mama. Kudekatkan
wajahku ke vagina
Mama, lalu kukeluarkan
lidahku dan mulai
menjilati vaginanya.
"Ahh... fuuckkk..
yeaahh.. shiitt...
hisapnya itilnya
Sayang..!" Mama hanya
dapat meracau saat
kujilati vagina dan
klitorisnya kuhisap-
hisap.
"Ohhh... Aahh.. fuuck...
mee... yeaaahh...
masukin kontolmu
sekarang Sayang..!
Mama udah nggak
tahan..!" pinta Mama
memohon.
Aku pun perlahan
bangun dan
mensejajarkan tubuhku
dengan Mama.
Kugenggam batang
penisku, lalu perlahan-
lahan kudorong
pantatku menuju
vagina Mama.
Ketika memasuki liang
senggamanya, Mama
berteriak- teriak,
apalagi ketika separuh
penisku mulai
menelusuri dinding
vaginanya. Baru
pertama kali aku
merasakan kenikmatan
yang luar biasa seperti
ini. Rasanya seperti
diurut-urut, enak
seperti dielus-elus
daging basah dan
kenyal.
"Aahhkk enak se..kali..
Sayang..! Fuuuck... me..
hardeer.. honey..!"
jeritan Mama
memenuhi kamar
mandi.
Setelah sekitar 10
menitan, aku mencabut
batang kemaluanku
dari lubang vagina
Mama. Mama terlihat
sangat kecewa ketika
aku melakukan itu. Dan
tidak lama kemudian
aku meminta Mama
untuk berganti posisi.
Kuminta Mama untuk
menungging. Lalu dari
belakang kuremas-
remas pantat Mama
yang semok itu. Lalu
kuarahkan batang
penisku ke bibir vagina
Mama. Setelah kurasa
tepat, lalu kusetubuhi
Mama dari belakang
dengan doggie style.
"Aduhh... enak... sekali
Sayang..! Kamu...
pin..tarr... Sayang..!" jerit
Mama ketika
kusetubuhi dari
belakang.
Sedangkan aku pun
tidak kalah hebohnya
dalam berteriak,
"Maaa... memek.. nya..
e..naak..!"
Rupanya gaya itu
membuat Mama sudah
tidak tahan lagi,
sehingga sesaat
kemudian, " Sayang
Mama mau sam..paai...
Aahhh..!"
Mama berteriak keras
sekali, dan aku yakin
kalau kami tidak berada
di rumah itu, orang lain
pasti mendengar
teriakan Mama.
Aku merasakan
penisku seperti disiram
cairan hangat. Walau
kusadari Mama sudah
mencapai puncaknya,
aku tetap saja
memompa batang
penisku di dalam vagina
Mama. Malah semakin
giat karena sekarang
liang Mama sudah licin
oleh cairan Mama.
Dan tidak lama, "Maa...
Toni.. mau sampaaii
nih..!" kataku ketika aku
merasa mau orgasme.
"Cabut kontolmu
Sayaang..!" perintah
Mama.
Segera saja batang
kemaluanku kucabut
dari liang Mama yang
masih menungging.
Mama lalu berbalik
kepadaku dan
memegang batang
penisku. Lalu dibukanya
mulutnya dan Mama
pun mulai mengulum
kemaluanku.
"Aahh... oohhh..!" hanya
desahan itu yang keluar
dari mulutku.
Dan, creet.. croott...
crot..! air maniku
menyemprot sebanyak
sepuluh kali ke dalam
mulut Mama. Mama
tidak langsung menelan
spermaku, melainkan
memainkan spermaku
di dalam mulutnya
seperti orang yang
sedang berkumur. Dan
sebelum ditelan, Mama
membuka mulutnya
dan menunjukkan
spermaku yang ada di
dalam mulutnya itu.
Baru setelah itu pejuku
ditelan sampai habis.
Belum selesai sampai di
situ, Mama menjilat-
jilat batang penisku dan
membersihkan sisa
sperma yang masih
menempel di
kemaluaku. Rasanya
ngilu, nyeri plus gimana
gitu. Setelah itu kami
berdua menuju ke
ruang TV. Aku dan
Mama duduk
bersebelahan dalam
keadaan telanjang
bulat.
"Bagaimana kadonya,
Ton..?" tanya Mama
ketika sudah agak
tenang.
"Luar biasa, Ma. Nggak
ada kado yang sehebat
tadi. Terima kasih, Ma."
sahutku.
"Mama bahagia kalo
kamu puas. Sebenarnya
Mama juga
menginginkannya kok."
jawab Mama.
"Lalu kenapa Mama
nggak minta ke Toni..?"
tanyaku lagi.
"Iya ya, kalo tau kamu
punya kontol segitu
gedenya Mama pasti
udah minta sejak dulu.
Tapi nggak apa-apa
kok, kan belon
terlambat. Betul kan..?"
sahut Mama sambil
tersenyum manis
padaku.
"Iya Ma. Tapi Ma,
setelah ini masih ada
ronde selanjutnya
kan..?" tanyaku.
"Kalo kamu masih kuat,
ya pasti donk Sayang..!"
jawab Mama manja.
"Toni sayang banget
sama Mama, " kataku.
"Mama juga sayang
banget sama Toni."
jawab Mama.
Setelah berisrirahat
secukupnya, kami
berdua melanjutkan
persetubuhan kami
sampai jam dua pagi.
Setelah itu kami berdua
tidur dalam keadaan
telanjang bulat. Dan
keesokan harinya aku
dan Mama, yang
kebetulan lagi tidak
masuk kerja, berada di
rumah dalam keadaan
telanjang bulat selama
sehari penuh. Dan tidak
terhitung berapa kali
kami bersetubuh.
Sampai sekarang aku
masih tinggal dengan
Mama dan masih setia
menyetubuhi Mama
setiap hari, selama
Mama tidak haid.
Itu adalah hadiah ulang
tahun yang paling
berkesan




tamat

Tidak ada komentar: