Minggu, 20 November 2011

tante erni

Kejadian ini terjadi
ketika aku kelas 3 SMP,
yah aku perkirakan
umur aku waktu itu
baru saja 14 tahun. Aku
entah kenapa yah
perkembangan sexnya
begitu cepat sampai-
sampai umur segitu
ssudah mau ngerasain
yang enak-enak. Yah itu
semua karena temen
nyokap kali yah,
Soalnya temen nyokap
Aku yang namanya
Tante Erni (biasa
kupanggil dia begitu)
orangnya cantik
banget, langsing dan
juga awet muda bikin
aku bergetar.
Tante Erni ini tinggal
dekat rumahku, hanya
beda 5 rumahlah, nah
Tante Erni ini cukup
deket sama keluargaku
meskipun enggak ada
hubungan saudara. Dan
dapat dipastikan kalau
sore biasanya banyak
ibu-ibu suka ngumpul di
rumahku buat sekedar
ngobrol bahkan suka
ngomongin suaminya
sendiri. Nah Tante Erni
inilah yang bikin aku
cepet gede (maklumlah
anak masih puber kan
biasanya suka yang
cepet-cepet).
Biasanya Tante Erni
kalau ke rumah Aku
selalu memakai daster
atau kadang- kadang
celana pendek yang
bikin aku ser.. ser.. ser..
Biasanya kalau sudah
sore tuh ibu-ibu suka
ngumpul di ruang TV
dan biasanya juga aku
pura-pura nonton TV
saja sambil lirak lirik.
Tante Erni ini entah
sengaja atau nggak
aku juga enggak tahu
yah. Dia sering kalau
duduk itu tuh
mengangkang, kadang
pahanya kebuka dikit
bikin Aku ser.. ser lagi
deh hmm.
Apa keasyikan
ngobrolnya apa emang
sengaja Aku juga
enggak bisa ngerti, tapi
yang pasti sih aku
kadang puas banget
sampai-sampai
kebayang kalau lagi
tidur. Kadang kalau
sedang ngerumpi
sampai ketawa sampai
lupa kalau duduk nya
Tante Erni ngangkang
sampai-sampai celana
dalemnya keliatan
(wuih aku suka banget
nih). Pernah aku hampir
ketahuan pas lagi
ngelirik wah rasanya
ada perasaan takut
malu sampai-sampai
Aku enggak bisa
ngomong sampai panas
dingin tapi Tante Erni
malah diam saja malah
dia tambahin lagi deh
gaya duduknya. Nah
dari situ aku sudah
mulai suka sama tuh
Tante yang satu itu.
Setiap hari pasti Aku
melihat yang namanya
paha sama celana
dalem tuh Tante.
Pernah juga Aku waktu
jalan-jalan bareng ibu-
ibu ke puncak nginep di
villa. Ibu-ibu hanya
bawa anaknya, nah
kebetulan Mami Aku
ngsajak Aku pasti
Tante Erni pula ikut
wah asyik juga nih pikir
ku. Waktu hari ke-2
malam-malam sekitar
jam 8-9 mereka ngobrol
di luar deket taman
sambil bakar jagung.
Ternyata mereka
sedang bercerita
tentang hantu, ih dasar
ibu-ibu masih juga kaya
anak kecil ceritanya
yang serem- serem,
pas waktu itu Tante
Erni mau ke WC tapi dia
takut. Tentu saja
Tante Erni di ketawain
sama gangnya karena
enggak berani ke WC
sendiri karena di villa
enggak ada orang
jadinya takut sampai-
sampai dia mau kencing
di deket pojokan
taman.
Lalu Tante Erni menarik
tangan Aku minta
ditemenin ke WC, yah
aku sih mau saja.
Pergilah aku ke dalam
villa sama Tante Erni,
sesampainya Aku di
dalam villa Aku nunggu
di luar WC eh malah
Tante Ernin ngsajak
masuk nemenin dia
soalnya katanya dia
takut.
"Lex temenin Tante
yah tunggu di sini saja
buka saja pintu nya
enggak usah di tutup,
Tante takut nih", kata
Tante Erni sambil mulai
berjongkok.
Dia mulai menurunkan
celana pendeknya
sebatas betis dan juga
celana dalamnya yang
berwarna putih ada
motif rendanya
sebatas lutut juga.
"Serr.. rr.. serr.. psstt",
kalau enggak salah gitu
deh bunyinya.
Jantungku sampai deg-
degan waktu liat Tante
Erni kencing, dalam
hatiku, kalau saja
Tante Erni boleh ngasih
liat terus boleh
memegangnya hmm.
Sampai-sampai aku
bengong ngeliat Tante
Erni.
"Heh kenapa kamu Lex
kok diam gitu awas
nanti kesambet" kata
Tante Erni.
"Ah enggak apa- apa
Tante", jawabku.
"Pasti kamu lagi mikir
yang enggak-enggak
yah, kok melihatnya ke
bawah terus sih?",
tanya Tante Erni.
"Enggak kok Tante, aku
hanya belum pernah liat
cewek kencing dan
kaya apa sih bentuk
itunya cewek?"
tanyaku.
Tante Erni cebok dan
bangun tanpa
menaikkan celana
sama CDnya.
"Kamu mau liat Lex? Nih
Tante kasih liat tapi
jangan bilang-bilang yah
nanti Tante enggak
enak sama Mamamu",
kata Tante Erni.
Aku hanya
mengangguk
mengiyakan saja. Lalu
tanganku dipegang ke
arah vaginanya. Aku
tambah deg-degan
sampai panas dingin
karena baru kali ini Aku
megang sama melihat
yang namanya memek.
Tante Erni
membiarkanku
memegang-megang
vaginanya.
"Sudah yah Lex nanti
enggak enak sama ibu-
ibu yang lain dikirain
kita ngapain lagi".
"Iyah Tante", jawabku.
Lalu Tante Erni
menaikan celana dalam
juga celana pendeknya
terus kami gabung lagi
sama ibu- ibu yang lain.
Esoknya aku masih
belum bisa melupakan
hal semalam sampai
sampai aku panas
dingin. Hari ini semua
pengen pergi jalan-
jalan dari pagi sampai
sore buat belanja oleh-
oleh rekreasi. Tapi aku
enggak ikut karena
badanku enggak enak.
"Lex, kamu enggak
ikut?" tanya mamiku.
"Enggak yah Mam aku
enggak enak badan nih
tapi aku minta di
bawain kue mochi saja
yah Mah" kataku.
"Yah sudah istirahat
yah jangan main-main
lagi" kata Mami.
"Erni, kamu mau kan
tolong jagain si Alex nih
yah, nanti kalau kamu
ada pesenan yang mau
di beli biar sini aku
beliin" kata Mami pada
Tante Erni.
"Iya deh Kak aku jagain
si Alex tapi beliin aku
tales sama sayuran
yah, aku mau bawa itu
buat pulang besok"
kata Tante Erni.
Akhirnya mereka
semua pergi, hanya
tinggal aku dan Tante
Erni berdua saja di villa,
Tante Erni baik juga
sampai-sampai aku di
bikinin bubur buat
sarapan, jam
menunjukan pukul 9
pagi waktu itu.
"Kamu sakit apa sih
Lex? kok lemes gitu?"
tanya Tante Erni sambil
nyuapin aku dengan
bubur ayam buatannya.
"Enggak tahu nih Tante
kepalaku juga pusing
sama panas dingin aja
nih yang di rasa"
kataku.
Tante Erni begitu
perhatian padaku,
maklumlah di usia
perkawinannya yang
sudah 5 tahun dia
belum dikaruniai
seorang buah hati pun.
"Kepala yang mana Lex
atas apa yang bawah?"
kelakar Tante Erni
padaku.
Aku pun bingung,
"Memangya kepala
yang bawah ada
Tante? kan kepala kita
hanya satu?" jawabku
polos.
"Itu tuh yang itu yang
kamu sering tutupin
pake segitiga
pengaman" kata Tante
Erni sambil memegang
si kecilku.
"Ah Tante bisa saja"
kataku.
"Eh jangan- jangan
kamu sakit gara-gara
semalam yah" aku
hanya diam saja.
Selesai sarapan
badanku dibasuh air
hangat oleh Tante Erni,
pada waktu dia ingin
membuka celanaku,
kubilang, "Tante
enggak usah deh Tante
biar Alex saja yang
ngelap, kan malu sama
Tante"
"Enggak apa-apa,
tanggung kok" kata
Tante Erni sambil
menurunkan celanaku
dan CDku.
Dilapnya si kecilku
dengan hati-hati, aku
hanya diam saja.
"Lex mau enggak
pusingnya hilang? Biar
Tante obatin yah"
"Pakai apa Tan, aku
enggak tahu obatnya"
kataku polos.
"Iyah kamu tenang
saja yah" kata Tante
Erni.
Lalu di genggamnya
batang penisku dan
dielusnya langsung
spontan saat itu juga
penisku berdiri tegak.
Dikocoknya pelan- pelan
tapi pasti sampai-
sampai aku melayang
karena baru pertama
kali merasakan yang
seperti ini.
"Achh.. cchh.." aku
hanya mendesah pelan
dan tanpa kusadari
tanganku memegang
vagina Tante Erni yang
masih di balut dengan
celana pendek dan CD
tapi Tante Erni hanya
diam saja sambil
tertawa kecil terus
masih melakukan
kocokannya. Sekitar 10
menit kemudian aku
merasakan mau
kencing.
"Tante sudah dulu yah
aku mau kencing nih"
kataku.
"Sudah, kencingnya di
mulut Tante saja yah
enggak apa-apa kok"
kata Tante Erni.
Aku bingung campur
heran melihat penisku
dikulum dalam mulut
Tante Erni karena
Tante Erni tahu aku
sudah mau keluar dan
aku hanya bisa diam
karena merasakan
enaknya.
"Hhgg..achh.. Tante aku
mau kencing nih bener "
kataku sambil
meremas vagina Tante
Erni yang kurasakan
berdenyut-denyut.
Tante Ernipun langsung
menghisap dengan
agresifnya dan
badanku pun
mengejang keras.
"Croott.. ser.. err..
srett.." muncratlah air
maniku dalam mulut
Tante Erni, Tante Erni
pun langsung
menyedot sambil
menelan maniku sambil
menjilatnya. Dan
kurasakan vagina
Tante Erni berdenyut
kencang sampai-
sampai aku merasakan
celana Tante Erni
lembab dan agak
basah.
"Enak kan Lex,
pusingnya pasti hilang
kan?" kata Tante Erni.
"Tapi Tante aku minta
maaf yah aku enggak
enak sama Tante nih
soalnya Tante.."
"Sudah enggak apa-apa
kok, oh iya kencing
kamu kok kental
banget, wangi lagi,
kamu enggak pernah
ngocok Lex?"
"Enggak Tante"
Tanpa kusadari
tanganku masih
memegang vagina
Tante Erni.
"Loh tangan kamu
kenapa kok di situ
terus sih". Aku jadi
salah tingkah
"Sudah enggak apa-apa
kok, Tante ngerti"
katanya padaku.
"Tante boleh enggak
Alex megang itu Tante
lagi" pintaku pada
Tante Erni.
Tante Erni pun
melepaskan celana
pendeknya, kulihat
celana dalam Tante Erni
basah entah kenapa.
"Tante kencing yah?"
tanyaku.
"Enggak ini namanya
Tante nafsu Lex
sampai-sampai celana
dalam Tante basah".
Dilepaskannya pula
celana dalam Tante Erni
dan mengelap
vaginanya dengan
handukku. Lalu Tante
Erni duduk di sampingku
"Lex pegang nih enggak
apa-apa kok sudah
Tante lap" katanya.
Akupun mulai
memegang vagina
Tante Erni dengan
tangan yang agak
gemetar, Tante Erni
hanya ketawa kecil.
"Lex, kenapa? Biasa
saja donk kok gemetar
kaya gitu sih" kata
Tante Erni.
Dia mulai memegang
penisku lagi, " Lex
Tante mau itu nih".
"Mau apa Tante?"
"Itu tuh", aku bingung
atas permintaan Tante
Erni.
"Hmm itu tuh, punya
kamu di masukin ke
dalam itunya Tante
kamu mau kan?"
"Tapi Alex enggak bisa
Tante caranya"
"Sudah, kamu diam
saja biar Tante yang
ajarin kamu yah" kata
Tante Erni padaku.
Mulailah tangannya
mengelus penisku biar
bangun kembali tapi
aku juga enggak tinggal
diam aku coba
mengelus-elus vagina
Tante Erni yang di
tumbuhi bulu halus.
"Lex jilatin donk punya
Tante yah" katanya.
"Tante Alex enggak
bisa, nanti muntah lagi"
"Coba saja Lex"
Tante pun langsung
mengambil posisi 69.
Aku di bawah, Tante
Erni di atas dan tanpa
pikir panjang Tante Erni
pun mulai mengulum
penisku.
"Achh.. hgghhghh..
Tante"
Aku pun sebenarnya
ada rasa geli tapi ketika
kucium vagina Tante
Erni tidak berbau apa-
apa. Aku mau juga
menjilatinya kurang
lebih baunya vagina
Tante Erni seperti
wangi daun pandan
(asli aku juga bingung
kok bisa gitu yah) aku
mulai menjilati vagina
Tante Erni sambil
tanganku melepaskan
kaus u can see Tante
Erni dan juga
melepaskan kaitan BH-
nya, kini kami sama-
sama telanjang bulat.
Tante Erni pun masih
asyik mengulum
penisku yang masih
layu kemudian Tante
Erni menghentikannya
dan berbalik
menghadapku langsung
mencium bibirku
dengan nafas yang
penuh nafsu dan
menderu.
"Kamu tahu enggak
mandi kucing Lex" kata
Tante Erni.
Aku hanya
menggelengkan kepala
dan Tante Erni pun
langsung menjilati
leherku menciuminya
sampai-sampai aku
menggelinjang hebat,
ciumannya berlanjut
sampai ke putingku,
dikulumnya di jilatnya,
lalu ke perutku, terus
turun ke
selangkanganku dan
penisku pun mulai
bereaksi mengeras.
Dijilatinya paha sebelah
dalamku dan aku hanya
menggelinjang hebat
karena di bagian ini aku
tak kuasa menahan
rasa geli campur
kenikmatan yang
begitu dahsyat. Tante
Erni pun langsung
menjilati penisku tanpa
mengulumnya seperti
tadi dia menghisap-
hisap bijiku dan juga
terus sampai- sampai
lubang pantatku pun
dijilatinya sampai aku
merasakan anusku
basah.
Kulihat payudara Tante
Erni mengeras, Tante
Erni menjilati sampai ke
betisku dan kembali ke
bibirku dikulumnya
sambil tangannya
mengocok penisku,
tanganku pun
meremas payudara
Tante Erni. Entah
mengapa aku jadi ingin
menjilati vagina Tante
Erni, langsung Tante
Erni kubaringkan dan
aku bangun, langsung
kujilati vagina Tante
Erni seperti menjilati es
krim.
"Achh.. uhh.. hhghh..
acch Lex enak banget
terus Lex, yang itu isep
jilatin Lex" kata Tante
Erni sambil menunjuk
sesuatu yang menonjol
di atas bibir vaginanya.
Aku langsung
menjilatinya dan
menghisapnya, banyak
sekali lendir yang keluar
dari vagina Tante Erni
tanpa sengaja tertelan
olehku.
"Lex masukin donk
Tante enggak tahan
nih"
"Tante gimana
caranya?"
Tante Erni pun
menyuruhku tidur dan
dia jongkok di atas
penisku dan langsung
menancapkannya ke
dalam vaginanya.
Tante Erni naik turun
seperti orang naik kuda
kadang melakukan
gerakan maju mundur.
Setengah jam kami
bergumul dan Tante
Erni pun mengejang
hebat.
"Lex Tante mau keluar
nih eghh.. huhh achh"
erang Tante Erni.
Akupun di suruhnya
untuk menaik turunkan
pantatku dan tak lama
kurasakan ada sesuatu
yang hangat mengalir
dari dalam vagina
Tante Erni. Hmm
sungguh pengalaman
pertamaku dan juga
kurasakan vagina
Tante Erni mungurut-
urut penisku dan juga
menyedotnya.
Kurasakan Tante Erni
sudah orgasme dan
permainan kami
terhenti sejenak. Tante
Erni tidak mencabut
penisku dan
membiarkanya di dalam
vaginanya.
"Lex nanti kalau mau
kencing kaya tadi bilang
ya" pinta Tante Erni
padaku.
Akupun langsung
mengiyakan tanpa
mengetahui
maksudnya dan Tante
Ernipun langsung
mengocok penisku
dengan vaginanya
dengan posisi yang
seperti tadi.
"Achh .. Tante enak
banget achh..,
gfggfgfg.." kataku dan
tak lama aku pun
merasakan hal yang
seperti tadi lagi.
"Tante Alex kayanya
mau kencing niih"
Tante Erni pun
langsung bangun dan
mengulum penisku
yang masih lengket
dengan cairan
kewanitaanya, tanpa
malu dia menghisapnya
dan tak lama
menyemburlah cairan
maniku untuk yang ke
2 kalinya dan seperti
yang pertama Tante
Erni pun menelannya
dan menghisap ujung
kepala penisku untuk
menyedot habis
maniku dan akupun
langsung lemas tapi
disertai kenikmatan
yang alang kepalang.
Kami pun langsung
mandi ke kamar mandi
berdua dengan
telanjang bulat dan
kami melakukannya lagi
di kamar mandi dengan
posisi Tante Erni
menungging di pinggir
bak mandi. Aku
melakukannya dengan
cermat atas arahan
Tante Erni yang hebat.
Selasai itu jam pun
menunjukan pukul 1
siang langsung makan
siang dengan telur
dadar buatan Tante
Erni, setelah itu
kamipun capai sekali
sampai-sampai tertidur
dengan Tante Erni di
sampingku, tapi
tanganku kuselipkan di
dalam celana dalam
Tante Erni. Kami
terbangun pada pukul 3
sore dan sekali lagi
kami melakukannya
atas permintaan Tante
Erni, tepat jam 4:30
kami mengakhiri dan
kembali mandi, dan
rombongan ibu-ibu pun
pulang pukul 6 sore.
"Lex kamu sudah
baikan?" tanya Mamiku.
"Sudah mam, aku
sudah seger n fit nih"
kataku.
"Kamu kasih makan
apa Ni, si Alex sampai-
sampai langsung
sehat" tanya Mami
sama Tante Erni.
"Hanya bubur ayam
sama makan siang
telur dadar terus
kukasih saja obat anti
panas" kata Tante Erni.
Esoknya kamipun
pulang ke jakarta dan di
mobil pun aku duduk di
samping Tante Erni
yang semobil denganku.
Mami yang menyopir
ditemani Ibu Herman di
depan. Di dalam
mobilpun aku masih
mencuri- curi
memegang barangnya
Tante Erni.
Sampai sekarang pun
aku masih suka
melakukannya dengan
Tante Erni bila rumahku
kosong atau terkadang
ke hotel dengan Tante
Erni. Sekali waktu aku
pernah mengeluarkan
spermaku di dalam
sampai 3 kali. Kini
Tante Erni sudah
dikarunia 2 orang anak
yang cantik. Baru
kuketahui bahwa
suami Tante Erni
ternyata menagalami
ejakulasi dini.
Sebenarnya kini aku
bingung akan status
anak Tante Erni.
Yah, begitulah kisahku
sampai sekarang aku
tetap menjadi PIL
Tante Erni bahkan aku
jadi lebih suka dengan
wanita yang lebih tua
dariku. Pernah juga aku
menemani seorang
kenalan Tante Erni
yang nasibnya sama
seperti Tante Erni,
mempunyai suami yang
ejakulasi dini dan suka
daun muda buat obat
awet muda, dengan
menelan air mani pria
muda.

Tidak ada komentar: