Jumat, 25 November 2011
-aku perkosa menantu-
Pernah
bertemu
Om-
om
yang
mangkal
di
sekita
MAL
cari
anak-
anak
ABG,Hi,,,!
lihat
tampangnya
yang
genit
udah tua lagi,bikin
meringding kale,tapi bagi
cewek-cewek yang hanya
rogoh koceknya yang tebel
tu tampang Buang aja
penting fulus
nimbrung”Serbu”,Ya
jamannya sudah gak
tentu,Banyak yang menilai
uang sebagai keindahan
dalam menjalani
hidup,dengan uang banyak
orang yang pengen
melakukan berbagai
aktivitasnya. Cerita seks kali
ini mengangkat seorang laki-
sebut saja Om-Om yang
berani menyetubuhi seorang
wanita yang tak lain
adalah”istria anaknya
sendiri.gak usah basa-basi
begini kisahnya,Frans, 56
tahun, dengan perutnya
yang gendut yang
kebanyakan minum bir,
kepalanya mulai botak dan
sudah menduda selama 10
tahun. Setelah rumahnya
dijual untuk membayar
hutang judinya, dia terpaksa
datang dan menginap di
rumah putranya yang
berumur 28 beserta menantu
perempuannya. Sekarang dia
harus menghabiskan
waktunya dengan pasangan
muda tersebut sampai dia
dapat menemukan sebuah
rumah kontrakan untuknya.
Diketuknya pintu depan dan
Ester, menantu
perempuannya yang berumur
24 tahun, muncul dengan
memakai celana pendek putih
dan kemeja biru dengan
hanya tiga kancing atasnya
yang terpasang,
memperlihatkan perutnya
yang rata. Rambutnya yang
berombak tergerai sampai
bahunya dan mata indahnya
terbelalak menatapnya.
“Papi, aku pikir Papi baru
datang besok, mari masuk”,
katanya sambil berbalik
memberi Frans sebuah
pemandangan yang indah
dari pantatnya.
Dengan tingginya yang 175
itu, dia terlihat sangat cantik.
Dia mempunyai figur
sempurna yang membuat
lelaki mana pun akan
bersedia mati untuk dapat
bercinta dengannya.
“Johan masih di kantor,
sebentar lagi pasti pulang.”
“Kupikir aku hanya tidak mau
ketinggalan bus”, kata Frans
sambil duduk.
“Tidak apa-apa”, jawab
Ester sambil membungkuk ke
depan untuk mengambil
sebuah mug di atas meja
kopi.
Dengan hanya tiga kancing
yang terpasang, itu memberi
Frans sebuah pemandangan
yang bagus akan
payudaranya, kelihatan
sempurna. Memperhatikan hal
tersebut menjadikan Frans
ereksi dengan cepat, dan dia
harus lebih berhati-hati
untuk menyembunyikan
reaksi tubuhnnya. Ester
duduk di sofa di depan Frans
dan menyilangkan kakinya,
memperlihatkan pahanya
yang indah. Posisi duduknya
yang demikian membuat
pusarnya terlihat jelas
ketika dia mulai bertanya
pada Frans tentang
perjalanannya dan
bagaimana keadaannya.
“Perjalanan yang
melelahkan”, Frans
menjawab sambil matanya
menjelajahi dari kepala
hingga kaki pada keindahan
yang sedang duduk di
depannya.
Sudah lebih dari 5 tahun
sejak Frans berhubungan
seks untuk terakhir kalinya.
Setelah isterinya meninggal,
Frans sering mencari wanita
panggilan. Tetapi hal itu
semakin membuat hutangnya
menumpuk, dan dia tidak
mampu lagi untuk
membayarnya. Ester
menyadari kalau kemejanya
memperlihatkan beberapa
bagian tubuhnya pada
mertuanya, maka dia dengan
cepat segera membetulkan
kancing kemejanya.
“Aku harus ke atas, mandi
dan segera menyiapkan
makan malam. Anggap saja
rumah sendiri”, katanya
sambil berjalan naik ke
tangga.
Mata Frans mengikuti pantat
kencangnya yang bergoyang
saat berjalan di atas tangga
dan dia tahu bahwa dia
memerlukan beberapa
‘format pelepasan’ dengan
segera. Kemudian telepon
berbunyi. Frans
mengangkatnya.
“Halo”
“Hallo, ini Papi ya?”, itu
Johan.
“Ya Jo”, jawab Frans.
“Pi, aku khawatir harus
meninggalkan Papi untuk
urusan bisnis dan mungkin
nggak akan kembali sampai
Senin. Ada keadaan darurat.
Maafkan aku soal, ini tapi
Papi bisa kan bilang ini ke
Ester, aku harus mengejar
pesawat sekarang. Maafkan
aku tapi aku akan telepon
lagi nanti”.
Mereka saling mengucapkan
salam lalu menutup
teleponnya. Lalu Frans
memutuskan untuk menaruh
koper-kopernya. Dia
berjalan ke atas, melewati
kamar tidur utama, terdengar
suara orang yang sedang
mandi. Frans menaruh
koper-kopernya dan pelan-
pelan membuka pintu kamar
tidur itu lalu menyelinap
masuk. Ada sepasang celana
jeans berwarna biru di atas
tempat tidur, dan sebuah
atasan katun berwarna putih.
Frans mengambil atasan itu
dan menemukan sebuah
pakaian dalam wanita di
bawahnya. Ini sudah cukup.
Diambilnya celana dalam itu,
membuka resluiting
celananya, dan mulai
menggosok kemaluannya
dengan itu. Jantungnya
berdebar mengetahui bahwa
menantu perempuannya
sedang berada di kamar
mandi di sebelahnya selagi
dia sedang menggunakan
celana dalamnya untuk
’sarana pelepasan’ dirinya.
Dipercepatnya gerakannya
sambil mencoba
membayangkan seperti apa
Ester saat di atas tempat
tidur, dan bagaimana
rasanya mendapatkan Ester
bergerak naik turun pada
penisnya.
Frans hampir dekat dengan
klimaksnya ketika dia
mendengar suara dari kamar
mandi berhenti. Dengan cepat
Frans meletakkan pakaian itu
ke tempatnya semula dan
keluar dari kamar itu. Dia
menutup pintunya, tapi masih
membiarkannya sedikit
terbuka. Baru saja dia
keluar, Ester muncul dari
kamar mandi dengan sebuah
handuk yang membungkus
tubuhnya. Frans bisa
langsung orgasme hanya
dengan melihatnya dalam
balutan handuk itu, lalu dia
tahu dia akan mendapatkan
yang lebih baik lagi.
Ester melepas handuknya,
membiarkannya jatuh ke
lantai, tidak mengetahui
kalau mertuanya yang
terangsang sedang mengintip
tiap geraknya. Dia mendekat
ke pintu, saat dia pertama
kali melihatnya Frans
memperoleh sebuah
pemandangan yang
sempurna dari pantat yang
sangat indah itu. Kemudian
Ester memutar tubuhnya
yang semakin
mempertunjukkan
keindahannya. Vaginanya
terlihat cantik sekali dihiasi
sedikit rambut dan
payudaranya kencang dan
sempurna, seperti yang
dibayangkan Frans. Dia mulai
mengeringkan rambutnya
yang basah dengan handuk,
membuat payudaranya
sedikit tergoncang dari sisi
ke sisi. Frans menurunkan
salah satu kopernya dan
menggunakan tangannya
untuk mulai mengocok
penisnya lagi. Ester yang
selesai mengeringkan
rambutnya, mengambil celana
dalamnya dan membungkuk
ke depan untuk memakainya.
Saat melakukannya, Frans
mendapatkan sebuah
pemandangan yang jauh
lebih baik dari pantatnya,
dan dia tidak lagi mampu
mengendalikan dirinya, dia
bisa langsung masuk ke
dalam sana dan
menyetubuhinya dari
belakang. Lubang anusnya
yang berwarna merah muda
terlihat sangat mengundang
ketika pikiran Frans
membayangkan apa Ester
mengijinkan putranya
memasukkan penisnya ke
dalam lubang itu. Ketika dia
membungkuk untuk memakai
jeansnya, gravitasi mulai
berpengaruh pada
payudaranya. Penglihatan ini
mengirim Frans ke garis
akhir, saat dia menembakkan
spermanya ke seluruh celana
dalamnya. Pelan-pelan Frans
mengemasi baarang-
barangnya dan dengan cepat
memasuki kamarnya sendiri
untuk berganti pakaian.
Sesudah makan malam,
mereka berdua pergi ke
ruang keluarga untuk
bersantai.
“Kenapa tidak kita buka
sebotol wine. Aku
menyimpannya untuk malam
ini buat Johan tapi karena
sekarang dia tidak pulang
sampai hari Senin, kita bisa
membukanya”, kata Ester
sambil berjalan ke lemari es.
“Ide yang bagus”, jawab
Frans memperhatikan Ester
membungkuk ke depan untuk
mengambil botol wine.
Ketika Ester mengambil gelas
di atas rak, atasan putihnya
tersingkap ke atas, memberi
sebuah pandangan yang
bagus dari tubuhnya.
Atasannya menjadikan
payudaranya terlihat lebih
besar dan jeansnya menjadi
sangat ketat, memperlihatkan
lekukan tubuhnya. Frans
tidak bisa menahannya lagi.
Dia harus bisa
mendapatkannya. Sebuah
rencana mulai tersusun
dalam otak mesumnya.
Dua jam berbicara dan mulai
mabuk saat alkohol mulai
menunjukkan efeknya pada
Ester. Dengan cepat topik
pembicaraan mengarah pada
pekerjaan dan bagaimana
Ester sedang mengalami
stress belakangan ini.
“Kenapa kamu tidak
mendekat kemari dan aku
akan memijatmu”, tawar
Frans.
Ester dengan malas berkata
ya dan pelan-pelan
mendekat pada Frans dan
berbalik pada punggungnya
lalu tangan Frans mulai
bekerja pada bahunya.
“Oohh, ini sudah terasa
agak baikan”, dia merintih.
Frans tetap memijat bahunya
ketika perasaan
mendapatkan Ester mulai
mengaliri tubuhnya, membuat
penisnya mengeras. Mata
Ester kini terpejam saat dia
benar-benar mulai menikmati
apa yang sedang dilakukan
Frans pada bahunya.
Pantatnya kini berada di atas
penis Frans, membuat Frans
ereksi penuh.
“Oohh, aku tidak bisa
percaya bagaimana leganya
perasaan ini, Papi sungguh
baik”.
“Ini keahlianku”, jawab
Frans saat dia pelan-pelan
mulai menggosokkan
penisnya ke pantat Ester.
Ester menyadari apa yang
sedang terjadi. Dia tidak
menghiraukan apa yang
Frans lakukan dengan
pijatannya yang mulai ’salah’
itu. Dia sangat mencintai
suaminya dan tidak pernah
akan mengkhianati dia. Dan
bayangan tidur dengan
mertuanya sangat
menjijikkannya. Dia
meletakkan kedua tangannya
pada kaki Frans saat
mencoba untuk melepaskan
dirinya dari penis Frans.
Tapi dengan gerakan
malasnya, hanya
menyebabkannya
menggerakkan pantatnya
naik turun selagi dia
menggunakan tangannya
untuk menggosok paha
Frans. Tahu-tahu dia merasa
sangat bergairah, dan dia
ingin Johan ada di sini agar
dia bisa segera bercinta
dengannya. Frans tahu
bahwa dia telah
mendapatkannya.
“Ini mulai terasa tidak
nyaman untuk aku, kenapa
kita tidak pergi saja ke
atas”, ajak Frans.
“Baiklah, aku belum merasa
lega benar, tapi sebentar
saja ya, sebab aku tidak
mau membuat Papi lelah”.
Ketika mereka memasuki
kamar tidur, Frans
memintanya untuk membuka
atasannya agar dia bisa
menggosokkan lotion ke
punggungnya. Dia setuju
melepasnya dan dia
memperlihatkan bra putihnya
yang menahan payudaranya
yang sekal. Gairahnya
terlihat dengan puting
susunya yang mengeras
yang dengan jelas terlihat
dari bahan bra itu. Apa yang
Ester kenakan sekarang
hanya bra dan jeans
ketatnya, yang hampir tidak
muat di pinggangnya. Ester
rebah pada perutnya ketika
Frans menempatkan dirinya
di atas pantatnya.
“Begini jadi lebih mudah
untukku”, kata Frans saat
dia dengan cepat melepaskan
kemejanya dan mulai untuk
menggosok pinggang dan
punggung Ester bagian
bawah. Alkohol telah berefek
penuh pada Ester ketika dia
memejamkan matanya dan
mulai jatuh tertidur.
“Oohh Johan”, dia mulai
merintih.
Frans tidak bisa
mempercayainya. Di sinilah
dia, setelah 5 tahun tanpa
seks, di atas tubuh menantu
perempuannya yang cantik
dan masih muda dan yang
dipikirnya dia adalah
suaminya. Pelan-pelan
dilepasnya celananya
sendiri, dan membalikkan
tubuh Ester. Frans pelan-
pelan mencium perutnya yang
rata saat dia mulai
melepaskan jeans Ester
dengan perlahan. Vagina
Ester kini mulai basah saat
dia bermimpi Johan menciumi
tubuhnya.
Dengan hati-hati Frans
melepas jeansnya dan mulai
menjalankan ciumannya ke
atas pahanya. Ketika dia
mencapai celana dalam yang
menutupi vaginanya, dia
menghirup bau harumnya,
dan kemudian sedikit menarik
ke samping kain celana dalam
yang kecil itu dan mencium
bibir vagina merah mudanya.
Vaginanya lebih basah dari
apa yang pernah Frans
bayangkan. Ester
menggerakkan salah satu
tangannya untuk membelai
payudaranya sendiri, sedang
tangan yang lainnya
membelai rambut Frans.
“Oohh Johan”, dia merintih
ketika sekarang Frans
menggunakan lidahnya untuk
menyelidiki vaginanya.
Penisnya akan meledak saat
dia mulai menjalankan
ciumannya ke atas tubuhnya.
“Jangan berhenti”, bisik
Ester.
Dia sekarang menggerakkan
penisnya naik turun di
gundukannya,
merangsangnya. Hanya
celana dalam putih kecil yang
menghalanginya memasuki
vaginanya. Frans lebih
melebarkan paha Ester, dan
kemudian mendorong celana
dalam itu ke samping saat dia
menempatkan ujung penisnya
pada pintu masuknya. Pelan-
pelan, di dorongnya masuk
sedikit demi sedikit ketika
Ester kembali mengeluarkan
sebuah rintihan lembut.
Sudah sekian lama dia
menantikan sebuah
persetubuhan yang panas,
dan sekarang dia sedang
dalam perjalanan ‘memasuki’
menantu perempuannya yang
cantik. Dia menciumi lehernya
saat menusukkan penisnya
keluar masuk. Dia mulai
meningkatkan kecepatannya,
saat dia melepaskan branya.
Frans mencengkeram kedua
payudara itu dan menghisap
puting susunya seperti bayi.
Perasaan ini tiba-tiba
membawa Ester kembali pada
kenyataan saat dia membuka
matanya. Dia tidak bisa
percaya apa yang dia lihat.
Mertuanya sedang berada di
atas tubuhnya, mendorong
keluar masuk ke vaginanya
dengan gerakan yang
mantap, dan yang paling
buruk dari semua itu, dia
membiarkannya terjadi begitu
saja.
Frans melihat matanya
terbuka, maka dia memegang
kaki Ester dan
meletakkannya di atas
bahunya dengan jari kakinya
yang menunjuk lurus ke
atas. Kini dia menyetubuhinya
untuk segala miliknya yang
berharga.
“Oh tidak.. Hentikan.. Oh..
Tuhan.. Kita tidak boleh..
Tolong.. Oohh”, Ester
berteriak. Payudaranya
terguncang seperti sebuah
gempa bumi ketika Frans
menyetubuhinya layaknya
seekor binatang.
“Hentikan Pi.. Ini tidak benar..
Oohh Tuhan”, Ester
berteriak dengan pasrah.
Frans melambat, dia
menunduk untuk mencium
bibir Ester. Lutut Ester kini
berada di sebelah kepalanya
sendiri saat dia menemukan
dirinya malah membalas
ciuman Frans. Sesuatu telah
mengambil alihnya. Lidah
mereka kini mengembara di
dalam mulut masing-masing
ketika mereka saling
memeluk dengan erat. Frans
menambah lagi kecepatannya
dan keluar masuk lebih cepat
dari sebelumnya, Ester
semakin menekan
punggungnya. Frans
berguling dan Ester kini
berada di atas,
‘menunggangi’ penis Frans.
“Oh Tuhan, Papi
merobekku”, kata Ester
ketika dia meningkat
gerakannya.
“Kamu sangat rapat, aku
bertaruh Johan pasti
kesulitan mengerjai kamu”,
jawabnya.
Ini adalah vagina paling
rapat yang pernah Frans
‘kerjai’ setelah dia
mengambil keperawanan
isterinya. Dia meraih ke atas
dan memegang payudaranya,
meremasnya bersamaan lalu
menghisap puting susunya
lagi.
“Tolong jangan keluar di
dalam.. Oohh.. Papi tidak
boleh keluar di dalam”.
Ester kini menghempaskan
Frans jadi gila. Mereka terus
seperti ini sampai Frans
merasa dia akan orgasme.
Dia mulai menggosok
beberapa cairan di lubang
pantat Ester. Dia kemudian
menyuruh Ester untuk berdiri
pada lututnya saat dia
bergerak ke belakangnya,
dengan penisnya mengarah
pada lubang pantatnya.
“Tidak, punya Papi terlalu
besar, aku belum pernah
melakukan ini, Tolong Pi
jangan”, Ester mengiba
berusaha untuk lolos.
Tetapi itu tidak cukup untuk
Frans. Sambil memegangi
pinggulnya, dengan satu
dorongan besar dia
melesakkan semuanya ke
dalam pantat Ester.
“Oohh Tuhan”, Ester
menjerit, dia mencengkeram
ujung tempat tidur dengan
kedua tangannya.
Frans mencabut pelan-pelan
dan kemudian mendorong lagi
dengan cepat. Payudaranya
tergantung bebas,
tergguncang ketika Frans
mengayun dengan irama
mantap.
“Oohh Papi bangsat”.
“Aku tahu kamu suka ini”,
jawab Frans, dia
mempercepat gerakannya.
Ester tidak bisa percaya dia
sedang menikmati sedang
‘dikerjai’ pantatnya oleh
mertuanya.
“Lebih keras”, Ester
berteriak, Frans memegang
payudaranya dan mulai
menyetubuhinya sekeras
yang dia mampu. Ditariknya
bahu Ester ke atas mendekat
dengannya dan menghisapi
lehernya.
“Aku akan keluar”, teriak
Frans.
“Tunggu aku “, jawabnya.
Frans menggunakan salah
satu tangannya untuk
menggosok vaginanya, dan
kemudian dia memasukkan
dua jari dan mulai mengerjai
vaginanya. Ester menjerit
dengan perasaan nikmat
sekarang saat dalam waktu
yang bersamaan telepon
berbunyi. Ester menjatuhkan
kepalanya ke bantal ketika
Frans mengangkat telepon,
dengan satu tangan masih
menggosok vaginanya.
“Halo.. Johan.. Ya dia
menyambutku dengan sangat
baik.. Ya aku akan
memanggilnya, tunggu”,
katanya saat dia menutup
gagang telepon supaya
Johan tidak bisa dengar
suara jeritan orgasme
istrinya.
Dia bisa merasakan jarinya
dilumuri cairan Ester. Dengan
satu dorongan terakhir dia
mulai menembakkan benihnya
di dalam lubang pantat Ester.
Semprotan demi semprotan
menembak di dalam lubang
pantat rapat Ester. Mereka
berdua roboh ke tempat
tidur, Frans di atas
punggung Ester. Penisnya
masih di dalam, satu tangan
masih menggosok pelan
vagina Ester yang terasa
sakit, tangan yang lain
meremas ringan
payudaranya.
“Halo Johan”, kata Ester
mengangkat telepon.
“Tidak, kita belum banyak
melakukan kegiatan.. Jangan
cemaskan kami, hanya tolong
usahakan pulang cepat.. Aku
mencintaimu”.
Dia menutup dan
menjatuhkan telepon itu.
Mereka berbaring di sana
selama lima menitan, Frans
masih di atas, nafas
keduanya berangsur reda.
Frans mencabut jarinya yang
berlumuran sperma dan
meletakkannya ke mulut
Ester. Dia menghisapnya
hingga kering, dan kemudian
bangun.
“Aku pikir lebih baik Papi
keluar”, dia berkata dengan
mata yang berkaca-kaca.
Dia berjalan sempoyongan ke
arah kamar mandi itu.
Rambutnya berantakan.
Frans bisa melihat cairannya
yang pelan-pelan menetes
turun di pantatnya, dan
menurun ke pahanya.
begitulah sekilas cerita dewasa dublicat tentang -AKU PERKOSA MENANTU-
1 komentar:
;-> :-P
Posting Komentar