Minggu, 20 November 2011

IBU KOST

Sudah hampir setahun
Zaki tinggal di tempat
kost bu Lily. Bisa tinggal
di tempat kost ini
awalnya secara tidak
sengaja ketemu bu Lily
di pasar. Waktu itu bu
Lily kecopetan, trus
teriak dan kebetulan
Zaki yang ikut menolong
menangkap copet dan
mengembalikan dompet
bu Lily. Trus ngobrol
sebentar, kebetulan
Zaki lagi cari tempat
kost yang baru dan bu
Lily mengatakan dia
punya tempat kost
atau bisa di bilang
rumah bedengan yang
dikontrakkan, yah jadi
deh tinggal di kost-an
bu Lily.
Bu Lily lumayan baik
terhadap Zaki, kelewat
baik malah, karena
sampai saat ini Zaki
sudah telat bayar
kontrak rumah 3 bulan,
dan bu Lily masih adem-
adem aja. Mungkin
masih teringat
pertolongan waktu itu.
Tapi justru Zaki yang
gak enak, tapi mau
gimana, lha emang duit
lagi seret. akhirnya Zaki
lebih banyak
menghindar untuk
ketemu langsung
dengan bu Lily.
Sampai satu hari……
waktu itu masih sore
jam 4. Zaki masih tidur-
tiduran dengan
malasnya di kamarnya.
Tempat kost itu berupa
kamar tidur dan kamar
mandi di dalam.
Terdengar pintu
kamarnya di ketok…
tok..tok..tok.. lalu suara
bu Lily yang
manggil,”Zack…Zaki…
ada di dalem gak?”
Sontak Zaki bangun,
wah bisa berabe kalo
nanyain duit sewa
kamar nie, pikir Zaki.
Dengan cepat meraih
handuk, pura-pura lagi
mandi aja ah, ntar juga
bu Lily pergi sendiri.
Setelah masuk kamar
mandi kembali
terdengar suara bu Lily,”
Zaki lagi tidur ya..?” dan
dari kamar mandi Zaki
menyahut sedikit
teriak,” lagi mandi bu….”
Sesaat tidak ada
sahutan, tapi kemudian
suara bu Lily jadi
dekat,”ya udah mandi
aja dulu Zack, ibu
tunggu di sini ya…” eh
ternyata masuk ke
kamar, Zaki tadi gak
mengunci pintu. “busyet
dah, terpaksa bener-
bener harus mandi
nie,”pikir Zaki.
Sekitar lima belas menit
Zaki di kamar mandi,
sengaja mandinya agak
dilamain dengan
maksud siapa tau bu
Lily bosan trus gak jadi
nunggu. Tapi rasanya
percuma lama-lama toh
bu Lily sepertinya masih
menunggu. Akhirnya
keluar juga Zaki dari
kamar mandi, dengan
hanya handuk yang
melilit di pinggang, tidak
pakai celana dalem lagi,
maklum tadi gak
sempet ambil karena
terburu-buru.
Bu Lily tersenyum manis
melihat Zaki yang salah
tingkah,”lama juga
kamu mandi ya Zack…”
bu Lily membuka
pembicaraan. “pasti
bersih banget mandinya
ya…” gurau bu Lily
sambil sejenak melirik
dada bidang Zaki. “ah
ibu bisa aja… biasa aja
kok bu.., oia ada apa ya
bu..?” jawab Zaki
sekenanya saja sambil
mengambil duduk di
pinggiran tempat tidur.
Bu Lily mendekat dan
duduk di samping Zaki,
“Cuma mau ngingetin
aja, uang sewa
kamarmu dah telat 3
bulan lho… trus mau
ngobrol-ngobrol aja
sama kamu, kan dah
lama gak ngobrol, kamu
sie pergi mlulu…”ucap bu
Lily. Zaki jadi
kikuk,”wahduh… kalo
uang sewanya ntar aku
bayar cicil boleh gak bu?
Soalnya lagi seret nie…”
jawab Zaki dengan
sedikit memohon.
Bu Lily terlihat sedikit
berpikir…”mmmm…
boleh deh, tapi jangan
lama-lama ya… emang
uangmu di pakai untuk
apa sie?” terlihat bu Lily
sedikit menyelidik.
“hmmm… pasti buat
cewe mu ya…”dia
terlihat kurang senang.
“ah nggak juga kok bu…..
saya emang lagi ada
keperluan,” jawab Zaki
hati-hati melihat raut
wajah bu Lily yang
kurang senang.
“huh…laki-laki sama aja,
kalo lagi ada maunya,
apa aja pasti di kasih
pada perempuan yang
lagi di dekatinya, hhhh…
sama aja dengan
suamiku….”keluh bu Lily
dengan nada kesal.
Waduh nampaknya bu
Lily lagi marahan nie
sama suaminya,
jangan-jangan
amarahnya
ditumpahkan pula sama
Zaki. Dengan cepat Zaki
menjawab,”tapi saya
janji kok bu, akan saya
lunasi kok…”
“hhhhh….”bu Lily
menghela
nafas,”udahlah Zack,
gak apa-apa kok, gak di
bayar juga kalo buat
kamu ga masalah… ibu
Cuma lagi kesel aja
sama suamiku, dia
cuma perhatiannya
sama Marni terus… aku
seperti gak dianggap
lagi, mentang-mentang
Marni jauh lebih muda
ya.”
sedikit penjelasan
bahwa bu Lily ini istri
pertama dari pak Kardi,
sedangkan istri
keduanya bu Marni. Dan
sekarang sepertinya
pak Kardi lebih sering
tinggal di rumahnya
yang satu lagi bersama
bu Marni dan bu Lily
tampaknya udah mulai
kesepian nie
“wah kalo masalah
keluarga sie aku kurang
paham bu…. “jawab Zaki
kikuk
“gak apa-apa Zack, ibu
hanya mau curhat aja
sama kamu… boleh kan
Zack?” suara bu Lily
sendu. Agak lama
terdiam, terdengar
tarikan nafas bu Lily
terasa berat, dan
sedikit sesunggukan,
waduh lama-lama bisa
nangis nie, gawat dong
pikir Zaki.
“udah bu jangan terlalu
dipikirkan, nanti juga
pak Kardi kembali lagi
kok, kan ibu juga gak
kalah cantiknya sama
bu Marni,”Zaki
bermaksud menghibur.
“ah kamu Zack… emang
ibu masih cantik
menurutmu?” bu Lily
menatap sendu ke arah
Zaki, terlihat dua butir
air mata mengalir di
pipinya. Uhh…. ingin
rasanya Zaki
menghapus air mata
itu, pak Kardi emang
keterlaluan masa
wanita cantik nan elok
seperti ini dianggurin sie,
coba Zaki bisa berbuat
sesuatu… busyet… Zaki
memaki dalam hati…
“kenapa otak gwa jadi
kotor gini.”
Dengan sedikit gugup
Zaki menjawab,”mmm…
eee…iya kok bu, ibu
masih cantik, kalo
masih gadis mungkin
aku yang duluan
tergoda.” Uupsss ….
Maksud hati ingin
menghibur, tapi kenapa
kata-kata yang
menggoda yang keluar
dari mulut… gerutu Zaki
dalam hati. Zaki jadi
panik, jangan-jangan bu
Lily marah dengan
ucapan Zaki. Tapi
ternyata Zaki salah,
karena bu Lily
tersenyum, manis
sekali dengan deretan
gigi yang putih dan
rapi,”ih Zaki bisa aja
menghibur…. Iya juga
sie, kalo masih gadis
bisa aja tergoda, pantes
aja suamiku gak ngelirik
aku lagi, bis nya dah tua
sie…” rona wajah bu Lily
berubah sedih lagi,”kalo
menurutmu Zack, apa
ibu emang gak menarik
lagi…?” sambil berdiri dan
memperhatikan
tubuhnya kemudian
menatap Zaki minta
penilaian. Terang aja
Zaki makin kikuk,”wah
aku mau ngomong apa
ya bu…? Takutnya nanti
di bilang lancang lho…
tapi kalo mau jujur…. Ibu
cantik banget, seperti
masih 30an deh.”
Bu Lily tampaknya
senang dengan pujian
itu,”hmmm.. kamu ada-
ada aja saja… ibu udah
43 lho.. emang Zaki liat
dari mananya bisa bilang
begitu?”
Zaki jadi cengar cengir,”
….itu penilaian laki-laki
lho bu, saya malu
bilangin nya.”
Bu Lily kembali duduk
mendekat, sekarang
malah sangat dekat
hampir merapat ke Zaki
sambil berkata,” ah..
gak perlu malu…. Bilang
aja…”
Nafas Zaki terasa
sesak, badan nya
terasa panas dingin
menghadapi tatapan bu
Lily, matanya indah
dengan bulu mata yang
lentik, sesaat kemudian
Zaki mengalihkan
pandangan ke arah
tubuh bu Lily mencari
alasan penilaian tadi,
uups baru deh Zaki
memperhatikan bahwa
bu Lily memakai baju
terusan seperti daster
tapi dengan lengan yang
berupa tali dan diikat
simpul di bahunya.
Hmmm .. kulit itu mulus
kuning langsat dengan
tali baju dan tali bra
yang saling bertumpuk
di bahu, pandangan Zaki
beralih ke bagian depan
uupss… terlihat belahan
dada yang hmmm…
sepertinya buah dada
itu lumayan besar.
Sentuhan lembut
tangan bu Lily di paha
Zaki yang masih
dibungkus handuk cepat
menyadarkan Zaki.
Dengan penuh selidik bu
Lily bertanya,”lho… kok
jadi bengong sie..? apa
dong alasannya tadi
bilang ibu masih 30an…”
Zaki sedikit tergagap
karena merasa
ketahuan terlalu lama
memandangi tubuh bu
Lily,”mmm… eeemm.. ibu
benar-benar masih
cantik, kulitnya masih
kencang… masih sangat
menggoda…”
Tidak ada jawaban dari
mulut bu Lily, hanya
pandangan mata yang
kini saling beradu, saling
tatap untuk beberapa
saat… dan seperti ada
magnet yang kuat,
wajah bu Lily makin
mendekat, dengan bibir
yang semakin merekah.
Zaki pun seakan
terbawa suasana, dan
tanpa komando lagi,
Zaki menyambut bibir
merah bu Lily, desahan
nafas mulai terasa
berat hhhh…hhhh…
ciuman terus
bertambah dahsyat, bu
Lily menjulurkan
lidahnya masuk
menerobos ke mulut
Zaki, dan dibalas dengan
lilitan lidah Zaki sehingga
lidah tersebut berpilin-
pilin dan kemudian deru
nafas semakin berat
terasa.
Dengan naluri yang
alami, tangan Zaki
merambat naik ke bahu
bu Lily, dengan sekali
tarik, terlepas tali
pengikat baju di bahu
tersebut dan dengan
lembut Zaki meraba
bahu bu Lily sampai ke
lehernya…. Kemudian
turun ke arah dada,
dengan remasan lembut
Zaki meremas payudara
yang masih terbungkus
bra itu. “hhhhh…hhhh”
nafas bu Lily mulai
terasa menggebu,
nampaknya gairah
birahinya mulai
memuncak. Jemari
lentik bu Lily tak
ketinggalan meraba dan
mengelus lembut dada
Zaki… melingkari
pinggang Zaki, mencari
lipatan handuk, hendak
membukanya…
Uupps…. Zaki tersentak
dan sadar….,”ups…hhh…
maaf bu… maaf bu…
saya terbawa
suasana….” Zaki
tertunduk tak berani
menatap bu Lily sambil
merapikan kembali
handuknya, baru
kemudian dengan
sedikit takut melihat ke
arah bu Lily.
Terlihat bu Lily pun agak
tersentak, tapi tidak
berusaha merapikan
pakaiannya, sehingga
tubuh bagian atas yang
hanya tertutup bra itu
dibiarkan terbuka.
Pemandangan yang
menakjubkan. “napa
Zack… kita sudah
memulainya… dan kamu
sudah membangkitkan
kembali gairah ibu yang
lama terpendam… kamu
harus
menyelesaikannya
Zack…” tatapan bu Lily
terlihat semakin sendu…
“mmm… ibu gak
marah..? gimana nanti
kalo ada yang lihat bu…
bisa gawat dong… pak
Kardi juga bisa marah
besar bu…” jawab Zaki.
Tanpa menjawab bu Lily
bangkit berdiri, namun
karena tidak merapikan
pakaiannya, otomatis
baju terusan yang
dipakai jadi melorot
jatuh ke lantai. Zaki
terpana melihat tubuh
indah itu, sedikit
berlemak di perut dan
bokongnya namun itu
malah menambah seksi
lekuk tubuh bu Lily.
Kemudian dengan
tenang bu Lily
melangkah ke arah
pintu kamar dan
menguncinya. Saat
berjalan membelakangi
Zaki itu nampak
gerakan bokong bu Lily
naik turun, dan
perasaan Zaki semakin
tegang dengan nafsu
yang semakin tak
tertahankan, demikian
juga saat bu Lily berbalik
dan melangkah kembali
menuju tempat tidur,
Zaki tidak melepaskan
sedikit pun gerakan bu
Lily. Sampai bu Lily
berdiri dekat di depan
Zaki dan
berkata,”kamarnya
udah di kunci Zack, dan
gak ada yang akan
mengganggu….”
Zaki tidak langsung
menjawab,
menghidupkan tape
dengan suara yang agak
besar, setidaknya untuk
menyamarkan suara
yang ada di ruangan. Bu
Lily kembali duduk di
pinggiran tempat tidur,
dan membuka bra yang
digunakannya. Zaki
mendekat dan duduk di
samping bu Lily…
hmmm… nampak
payudara itu masih
montok dan kenyal,
ingin Zaki langsung
melahap dengan mulut
dan menjilatnya.
Bu Lily yang memulai
gerakan dengan
melingkarkan lengannya
ke leher Zaki, menarik
wajah dan langsung
melumat bibir Zaki
dengan nafsu yang
membara. Zaki
membalas dengan tidak
kalah sengit, sambil
meladeni serangan bibir
dan lidah bu Lily, tangan
Zaki meremas payudara
montok milik bu Lily.
Desahan nafas
menderu di seputar
ruangan, diselingi alunan
musik menambah
gairah. Setelah beberapa
saat, bu Lily mendorong
lembut badan Zaki,
menyudahi
pertempuran mulut dan
lidah, dengan nafas
yang memburu. Zaki
mendorong lembut
tubuh bu Lily, berbaring
terlentang dengan kaki
tetap menjuntai di
pinggiran tempat tidur.
Dada yang penuh
dengan gunung kembar
itu seakan menantang
dengan puting yang
telah tegang. Tanpa
menunggu lagi Zaki
melaksanakan
tugasnya menjelajahi
gunung kembar itu
mulai dari lembah
antara, melingkari dan
menuju puncak puting.
Dengan gemas Zaki
menyedot dan
memainkan puting susu
itu sambil tangan
meremas payudara
kembarannya …………………
“HHHH….
AHHH….MMMH….”suara
bu Lily mulai kencang
terdengar, desahan-
desahan nikmat yang
semakin
menggairahkan. Zaki
melanjutkan
penjelajahan dengan
menyusuri lembah
payudara menuju perut
dan sebentar
memainkan lidah pada
udel bu Lily yang
menggelinjang kegelian.
Zaki menghentikan
penjelajahan lidah,
kemudian dengan
cekatan menarik celana
dalam bu Lily,
melepaskan dan
membuang ke lantai.
Dengan spontan bu Lily
mengangkat kaki ke
atas tempat tidur dan
memuka lebar pahanya,
terlihat gundukan
vagina dengan rambut-
rambut yang tertata
rapi. Zaki mulai kembali
aksi dengan menjilati
menyusuri paha bu Lily
yang halus mulus, terus
mendekat ke
selangkangan menemui
bibir vagina yang mulai
mengeluarkan cairan
senggama. Tanpa
menunggu lama, Zaki
menyapu cairan
senggama itu dengan
lidahnya dan
meneruskan
penjelajahan lidah
sepanjang bibir vagina
bu Lily dan sesekali
menggetarkan lidah
pada klitorisnya yang
membuat bu Lily
mengerang
kenikmatan,”AHHHH….
MMMMH… HHH…
Zack….UHH…”desahan
birahi yang memuncak
dari bu Lily membuat
Zaki semakin
bersemangat dan
sesekali lidah di julurkan
mencoba masuk ke
liang senggama yang
menanti pemenuhan itu.
Setelah beberapa menit
Zaki mengeksplorasi
liang kewanitaan itu,
nampaknya bu Lily tidak
sabar lagi menuntut
pemenuhan hasrat
birahinya,”Zack…. Ayo
sayang… masukkin
Zack… hhhh…mmmmh.”
Suara bu Lily ditingkahi
desahan-desahan yang
semakin kencang.
Dengan tenang Zaki
menyudahi penjelajahan
lidah dan bersiap
bertempur yang
sesungguhnya. Dengan
sekali tarik lepaslah
handuk yang melilit di
pinggang dan bebas
mengacung penis
dengan bagian kepala
yang merah mengkilap.
Bu Lily semakin
membuka lebar
pahanya, besiap
menanti pemenuhan
terhadap liang
wanitanya. Zaki naik ke
tempat tidur dan
langsung mengarahkan
batang penis ke arah
vagina bu Lily yang
dengan sigap lansung
meraih dan meremas
batang kemaluan Zaki
dan membantu
mengarahkannya tepat
ke liang vaginanya.
Dengan sekali dorongan
penis Zaki amblas
sampai setengahnya.
Zaki menahan gerakan
sebentar menikmati
prosesi masuknya penis
yang disambut desahan
bu Lily,”
AHHH….TERUSKAN
ZACK….AHHH.”
kemudian dengan
meresapi masuknya
penis sampai sedalam-
dalamnya. Setelah
dorongan pertama dan
batang zakar yang
masuk seluruhnya
barulah Zaki memompa
menaik turunkan pantat
dengan irama beraturan
seakan mengikuti irama
musik yang terasa
semakin menggebu dan
hot.
Zaki bertumpu pada
kedua siku lengan
sedangkan bu Lily
mencengkam punggung
Zaki, meresapi
dorongan dan tarikan
penis yang bergerak
nikmat di liang
senggamanya. Suara
desahan bercampur
aduk dengan alunan
musik dan peluh mulai
bercucuran di sekujur
tubuh,”AH..AH..AH..MMH…
MHH…HHHH.” tak
hentinya desahan
meluncur dari bibir Zaki
dan bu Lily. Sesaat Zaki
menghentikan gerakan
untuk mencoba
mengambil nafas segar,
bu Lily memeluk Zaki
dan menggulingkan
badan tanpa melepas
penis yang tetap berada
di liang vaginanya.
Dengan posisi di atas
dan setengah
berjongkok, bu Lily
memompa dan
menaikturunkan
pantatnya dengan
badan bertumpu pada
lengan. Sesekali bu Lily
memutar pantatnya
dan kemudian
memasukkan batang
zakar Zaki lebih dalam.
Zaki tak diam saja,
tangan meremas kedua
payudara yang
menggantung bebas
dan menarik-narik
puting susu bu Lily.
Suasana makin
membara dengan peluh
yang bercucuran,
sampai saat bu Lily
seperti tak sanggup
melanjutkan pompaan
karena birahi yang
hendak mencapai
puncak pemenuhan.
Dengan sigap Zaki
membalikkan posisi, bu
Lily kembali berada di
bawah, dengan
mempercepat tempo
dorongan Zaki
meneruskan
pertempuran. “Zack…
AHH..AH..AH..UH…TERUS
ZACK…. AHHH…AHH IBU
SAMPAI…
ZACK….AHHHHHHHHH…
MMMMMHHH.” Setelah
teriakan tertahan bu Lily
mengatup bibirnya
menikmati orgasme
yang didapat, tubuhnya
sedikit bergetar. Zaki
merasa vagina yang
mengalami orgasme itu
berkedut-kedut seperti
menyedot
zakarnya.Zaki
menikmatinya dengan
memutar –mutar
pantatnya dan
memasukkan lebih
dalam lagi batang
zakarnya, dan terasa
ada dorongan kuat
menyelimuti batang
zakarnya, semakin
besar dan sesaat Zaki
kembali mendorong
batangnya dengan
cepat dan saat terakhir
menarik keluar batanga
zakarnya dan
melepaskan air maninya
di atas perut bu Lily….
Yang dengan cepat
meraih penis Zaki dan
mengocoknya sampai
air mani itu berhenti
muncrat, dengan
lembut bu Lily
mengusap penis yang
mulai turun
ketegangannya. Zaki
membaringkan
tubuhnya disamping bu
Lily. Terdiam untuk
beberapa saat.
Bu Lily bangkit duduk
meraih kain di pinggiran
tempat tidur dan
menyeka sisa air mani
di perutnya. Kemudian
dengan manja
membaringkan
tubuhnya diatas Zaki.
“makasih ya sayang… ini
rahasia kita berdua… I
love u Zack,” bisik
mesra bu Lily di telinga
Zaki.
“mmm…baik bu…”belum
sempat Zaki
menyelesaikan
ucapannya, jari telunjuk
bu Lily menempel di
bibirnya, “kalo lagi
berdua gini jangan pangil
ibu dong…”ucap bu Lily
manja.
“iya sayang….” Balas
Zaki, senyum manis
merekah di bibir seksi
bu Lily.
Setelah itu dengan
cepat Zaki dan bu Lily
merapikan pakaian, dan
sebelum meninggalkan
Zaki, bu Lily berbisik
mesra,”sayang… tar
malem suamiku gak ada
di rumah….. aku tunggu
di kamar ya… berapa
ronde pun dilakoni buat
Zaki sayang.” Sambil
berpelukan mesra, Zaki
menyanggupi ajakan bu
Lily.


gak seru

Tidak ada komentar: