Jumat, 16 Maret 2012

mbak DEWI

aku Willy, ketika itu aku berusia 21 tahunan,
kala itu aku bekerja di salah satu perusahaan
swasta. Aku datang dari sebuah kota di Jawa
Barat. Karena saudara-saudaraku jauh dari
tempat kerjaku, terpaksa aku harus mencari
tempat kost yg dekat dengan kerjaanku. Singkat
cerita, aku dapat tempat kost di wilayah kwitang,
jakarta pusat. Lumayan gak bagus tapi bisa
nyenyak tidur, murah lagi bayarannya, cuma ya
kamar mandinya masih bareng-bareng dengan
warga sekitar. Kebetulan yg punya kost adalah
orangtuanya temen kerjaku. Tak terasa enam
bulan sudah aku kost, makin banyak kenal juga
aku dengan penduduk sekitar. Tapi herannya
kenapa aku susah kenalnya dengan tetangga
yang persis di samping tempat kostku. Kalo
ketemu sih saling sapa cuma gak pernah
ngobrol, dia adalah istri seorang pegawai
Departemen Kehakiman, kalo dengan suaminya
sih akrab, malah suka ngongkrong bareng ketika
santai, sedangkan istrinya yang berwajah ayu yg
kebetulah kelahiran daerah Jawa Tengah tidak
begitu akrab, padahal kalo berpapasan….uhhhhh
pandangannya itu menjadi tanda tanya bagi
insting nakalku….tembus kedalam hati. Si istri
tersebut bernama Dewi, aku memanggilnya
Mbak Dewi, kegiatan sehari-harinya adalah
mengelola salon kecantikan yang tak jah
lokasinya dari tempat kostku. Hampir setiap
berpapasan tatapan matanya tak pernah lepas
dari pandanganku sampai aku malu sendiri dan
kalah pandangan. Dia selalu memandang dengan
senyumnya yang manis. Kebetulan memang
orangnya hitam manis. Suatu ketika aku pulang
larut dari kerjaan, sekitar jam 22.30, aku selalu
melewati derah kamar mandi menuju ke kamar
kost ku….tersentak hatiku melihat sosok wanita
jongkok sedang cebok..krecek krecek…krecek
bunyi airnya kala itu. Dia tak memperhatikan
suasana sekitar dan tak tahu aku sedang
mengamatinnya sambil pura-pura membetulkan
tali sepatu……….dia langsung bangun dan
membetulkan celana dalamnya setelah cebok.
Deg deg deg jantungku berdebar melihat
bokongnya yang mulus. “Eh..ada orang…kirain
sepi:, kaget dia ketika melihatku…berada sekitar
dua meter darinya. Eh emmmba agak gugup
aku, tali sepatuku lepas mbak…aku kira juga gak
ada orang, kataku sambil menyeringai agak
malu. Hmmmm, betulin sepatu apa
hmmmmm, katanya kepadaku. Semakin malu
aku dibuatnya..”willy, kamu liatin mbak yah
tadi”, katanya dengan pelan. Eng..engga mbak,
mang mbak lagi ngapain, jawabku. “yang
beneerrrrrrrrr”, serunya lagi. Hmmmm dikit
mbak heheheh kataku sambil ketawa kecil. Tak
sadar penisku sdah tegang, sehingga celana
bagian depan menyembul. “Dasar kamu tuh
yah”, katanya lagi sambil mencubit tanganku dan
langsung masuk ke rumahnya. Setelah kejadian
itu, malamnya aku gak bisa tidur
membayangkan bercita dengan Mbak Dewi. Tak
tahan aku, akhirnya melakukan onani sambil
membayang kan apa yang baru aku lihat
beberapa jam yang lalu. *** Semakin hari
semakin terbayang wajah Mbak Dewi, tak tahan
rasanya ingin menyentu mbak Dewi. Ketika
malam tiba aku nongkrong di depan kamar
kostku, berharap bertemu mbak Dewi, sejam
dua jam hingga 9 malam kala itu, terlihat mbak
Dewi turun dari taxi, berdebar rasa jantungku,
memikirkan rencana bagai mana caranya
berdekatan dengannya. Hampir sampai dia ke
dekatku,aku berdiri pura pura mau jalan ke
arahnya….seperti biasa tatapan dan senyumnya
yang menggoda menembus hatiku..”dari mana
mbak, kok malam pulangnya” tanyaku. Abis
belanja cat rambur, kebetulan jalannya macet
jadi kemalaman deh, jawabnya sambil
tersenyum. Sambil berpapasan kuberanikan diri
tuk menempelnya agak bertubrukan, …nyelllll
terasa ada benda yg kenyal menyentuh sikutku…
detik itu juga kemaluanku tegang. “Mmmaaf
mbak gak sengaja”, kataku….”hehehehhehe
kamu tuh bisa aja, ga apa apa kok wil, gak
sengaja kan”, jawabnya sambil tersenyum dan
melanjutkan perjalanan ke rumahnya.
Ampuuuuuuuuuuuuun, makin bingun aku
dengan sikap mbak Dewi, seolah olah meberi
lampu hijau kepadaku. Semakin gila imajinasiku
terhadap mbak Dewi. Semakin hari semakin
senewen. Akhirnya pada suatu hari aku
mempunya ide tuk bertemu langsung
dengannya, dengan cara mendatangi salonnya,
dengan alasan memotong rambut. Hari itu aku
tidak kerja, demi menjalankan misiku yang
penuh gairah. Kudatangi salon mbak Dewi
sekitar jam 11 siang. Kebetulan dia bekerja sendiri
tanpa asisten. “Siang mbak”, salamku
terhadapnya. :Siang, eh willy ada apa, tumben
kesini”, jawabnya. Mau potong rambut mbak,
dan panjang neh biar rapih aja. oooo, boleh
tunggu yah, kata mbak Dewi. Hari itu dia
memakan rok hitam dan kaos putih bak orang
training, senyum dan pandangannya tidak
berubah tetap menggoda hatiku. “ayo wil
katanya mau potong rambut” tanya nya. Iya
mbak, langsung aku duduk di kursi, dan mbak
dewi siap memotong rambutku. Tak karuan rasa
hatiku ketika mbak Dewi mulai memotong
rambutku. Berkeringat tubuhku, “kenapa wil,
gerah”, tanyanya. Nggak Mbak Dewi, nggak
gerah kok, jawabku. “Nah itu berkeringat” tanya
nya lagi sambil tersenyum. “Mmmmm, aku
berkeringat karena dekat dengan mbak Dewi “,
upsss kelepasan aku ngomong….”hihihihihi
mbak Dewi ketawa geli, kenapa kok deket saya
jadi gerah emangnya saya kompor” katanya lagi.
Tak tahan dengan hasrat ku, kulepaskan penutuh
tubuhku yang dijadikan alas rambut. Kutarik
mbak Dewi ke bagian belakang…sini dulu bentar
mbak…wilyyyy, ada apa sih, kata mbak Dewi
tapi tetap menuruti ajakanku. Setibanya di
belakang, langsung kupeluk dia dengan erat, ohh
mbak ini yg akuharapkan dari mbak, “wil, apa-
apan sih kamu nanti takut ada tamu nih” gumam
mbak dewi. Tpi tak kulepaskan pelukanku,
semakin ganas diriku, ku pegang bokongnya
yang membuat aku tergila-gila setelah dia pipis
dulu. Dia sedikit berontak dan malah terjatuh ke
dipan tempat creambath, dan posisi kami
sekarang berubah. Dia berada dibawahku
sementara aku menindih. Kusingkabkan rok
hitamnya dan oohhhh terlihat sembulan indah
yang terhalang celana dalam tipis warna putih.
Semakin jalang saja aku sambil menindih tangan
kananku menyelinak ke celana dalamnya. ku
elus-elus kemaluannya….hmmm mulai
basah..”willllll kamu nih, pintunya belum ditutup
biar aku tutup dulu pintunya” gumamnya
dengan wajah yg mulai memerah. Takut itu
hanya alasan akhirnya aku bilang, biar aku yg
tutup pintunya, kalo mbak yg tutup nanti malah
pergi mbak. sebelum pergi menutup pintu,
kupelorotkan dulu celana dalamnya….oooohhh
indahnya pemandangan kali ini, bulu vaginanya
tipis. Langsung aku bergegas menutup pintu yg
hanya berjarak tiga meter dari belakang. Dengan
penuh nafsu aku bergegas menuju belakang,
alangkah kagetnya aku melihat mbak Dewi tidak
ada di tempat Creambath…..langsung aku sibak
gorden penghalang dekat kamar mandi
belakang. Oh my god, leboh kaget lagi mbak
dewi ternyata malah sudah telanjang bulat
sambil tersenyum padaku…..langsung saja aku
menyergapya, ooww putingnya sudah berdiri
dan langsung saja aku menghisapnya,
ohhhhohhhh, mbak dewi menggelinjang, tak
kuhiraukan, bibirku menghisap terus putingnya
yg mencuat, sementara tangan kiriku meremas-
remas payudara kirinya. Tangan kananku tak
mau kalah…bergerilya di sekitar kemaluannya yg
sudah basah. Begitu juga mbak Dewi, di tak mau
kalah, tangannya memegang kemaluanku
dengan penuh perasaan…..15 menit kamu
melakukan pemanasan. “Mbak, aku mau
masukin yah” pintaku dengan penuh
nafsu..mbak dewi hanya mengangguk.
Kutuntun mbak dewi ke tempat creambath,
kucelentangkan dia…oohhh vaginanya
mengangga, tanpa basa basi langsung saja
kumasukan kemaluanku…
blesssssssssssssssssssss, mbak dewi sedikit
tersentak sambil menyeringai….bleess bleess
bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess
bleess ooohhh bleess bleess bleess kukeluar
masukan penisku dalam vagina mbak
dewi……..ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
willllll, mbak dewi baru terdengan suara
kerasnya…..ssssssssst jangan terlalu keras nanti
kedengaran yg lain, kataku. Kulanjutkan
pergerakan ku, kulipat kaki mbak dewi keatas
sehingga kemaluannya menyempit kugoyang
kemaluanku dengan penuh rasa….srep srep srep
srep sreppppp kutahan dan ku putar
kemaluanku dalam vaginanya…
mbaaaaaaaaaaaaakkk aku…oooohhhh cretttttttttt
cretttttt crettttttttt ooohhh mbak dewi memeluku
dengan erah oooooohh dia juga berteriak,
ternyata dia juga merasakan ejakulasi. ooooh
tubuh akmi berdua penuh keringat. ku kecup
bibir mbak dewi….”terima kasih mbak” kataku/
….sama-sama will harusnya mbak yg terima
kasih….”loh kok”, tanyaku bingung. Gini will, aku
gak pernah dapet kepuasan dari suamiku, selain
dia ejakulasi dini, penisnya itu loh, kuecil
kealingan perutnya yg gendut. Makanya aku
terimakasih sama kamu karena sudah setahun
mbak gak ejakulasi dari making love.
Cuppppppppph katanya sambil mengecup
bibirku. Berarti lain kali bisa lagi dong mbak
hehehehe….pintaku…”terserah kamu will”, mbak
jadi suka ma kamu, lalu kami berpelukan lagi
dengan erat… dah dulu yah will, takut ada
tamu…katanya. Aku langsung mengenakan
pakaian dan mengelap keringat, setelah itu aku
langsung pulang ke kost an dengan hati yang
riang atas keberhasilanku. Hampir gak percaya
semua itu akan terjadi dan ternyata memang
mbak Dewi membutuhkanku

Tidak ada komentar: